(3) ACARA REUNI

59 13 2
                                    

"Air yang tenang tanda tak dalam.
Namun raga yang tenang bukan berarti tak memiliki luka yang dalam."

Ucinana

🍁🍁🍁

Jam menunjukan pukul 13.50 kamar Laras bak kapal pecah, seisi lemari ia keluarkan semua. Baju-baju berserakan di kasur dan juga beberapa jatuh ke lantai. Laras tengah memilah pakaian mana yang akan ia kenakan di acara reuni. Namun semua baju terasa biasa saja kala itu.

Setelah sekitar setengah jam ia bertempur dengan lemarinya, kini ia menemukan baju yang cocok. Laras pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru saja ia pilih dari dalam lemari.

Sebuah kaos putih polos yang ditutupi dengan kemeja kotak-kotak warna merah kombinasi hitam yang kancingnya dibiarkan terbuka lengkap dengan celana levis hitam yang menampakan keindahan kakinya.

Tidak lupa ia mengenakan sepatu kets putih dengan ukuran yang sangat pas dengan kakinya. Ia melirik ke arah jam tangan digital miliknya, jam menunjukan pukul 14.45 . Laras melihat bayangan dirinya di cermin sambil sesekali merapikan ikat rambutnya. Setelah ia rasa cukup ia turun ke bawah untuk menunggu Nayla. Ia menunggu di kursi teras dengan ponsel di tangannya.

Tak perlu menunggu lama, mobil berwarna merah melipir dan berhenti di depan rumah Laras. Seorang gadis cantik turun dari mobil dan menghampiri Laras dengan sedikit berlari. Nayla memeluk Laras kuat-kuat saking rindunya.

"Gue kangen banget sama lo." ujar Nayla dalam pelukan.

"Gue juga," saut Laras.

"Ras? Lo yakin mau dateng ke acara itu?." kata Nayla sambil melepas pelukannya.

"Yakinlah, kalo enggak ngapain gue capek-capek dandan." ujar Laras

Nayla terdiam.

"It's Ok! Nay." Mantap Laras.

"Yaudah kita berangkat sekarang." ajak Nayla.

Laras dan Nayla masuk ke dalam mobil. Mobil melaju dengan kecepatan sedang perlahan meninggalkan rumah Laras.

***

Setelah sampai di tempat tujuan, keduanya turun dari mobil. Tempatnya sudah ramai, dipenuhi banyak orang. Mereka celingukan mencari meja untuk alumni kelas mereka. Dari jauh terlihat seseorang melambaikan tangan kepada Nayla. Yaitu dua orang perempuan sebaya mereka. Nayla yang paham, langsung menarik tangan Laras menuju posisi orang itu.

"Nay! Ras!." seru Sheril.

"Sheril! Maya!" saut Nayla heboh dan melebarkan tangannya bersiap untuk berpelukan.

Mereka saling bertukar pelukan, melepas rasa rindu mereka selama ini. Rasanya tak pernah berubah, tetap hangat. Seperti dulu.

"Ada yang kangen sama gue nggak?" tanya Nayla bersemangat.

"Nggak." ketus Maya dan Sheril kompak.

"Jahat." Cemberut Nayla

"Udah-udah ayo duduk," ujar Laras menengahi.

Mereka duduk melingkar menyesuaikan meja bundar yang sudah disediakan. Setiap meja terdiri dari enam kursi sehingga menyisakan dua kursi kosong disebelah Laras dan juga Nayla.

Lara(s) Hati [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang