Jangan terlalu lama nyuekin gue. Ntar gue dibuat nyaman sama cowok lain.
-Aurellia Putri-Seminggu sudah kejadian Aurel bolos bersama Dhirga, dan selama itu pula Aldo mendiami Aurel. Awalnya Aldo marah-marah karna Aurel bolos dan pergi ke tempat tongkrongan anak geng motor Tiger, lalu pulang ke rumah tanpa berniat membawa kembali mobilnya yang tertinggal di sekolah. Tapi setelah amarahnya mereda ia malah mendiami Aurel, bahkan untuk menatap Aurel saja Aldo tidak mau.
Selama seminggu ini yang memberikan Aurel hukuman jika terlambat datang ke sekolah bukan Aldo lagi, melainkan Rhani --- si Wakil Ketua OSIS yang super nyebelin. Dan selama seminggu ini pula Aurel sering melihat Aldo dan Rhani pergi dan pulang sekolah bersama. Bukannya Aurel cemburu, ia hanya tidak suka apa yang menjadi miliknya malah 'dimiliki' orang lain. "Gue nggak mungkin cemburu ," batin Aurel seraya memegang dadanya yang terasa sesak. "Itu nggak mungkin," gumamnya sembari menatap ke arah pasangan yang baru saja lewat.
"Rell, mau kemana?" tanya Distia heran. Karena Aurel terus saja berjalan padahal kelas mereka sudah kelewatan. "Mau bolos lagi?" tanyanya disertai dengan delikan tajam.
"Rooftop," jawab Aurel ketus.
"Jangan." Dini mencekal tangan Aurel. "Mending ke kelas aja."
Aurel menepis tangan Dini. "Jangan ngatur-ngatur gue!" ujarnya sembari memutar arah menuju kelas. "Gue bisa sendiri."
Dini dan Distia menghela napas. "Mungkin dia lagi pms." Distia menepuk bahu Dini. "Maklumi aja." Dini hanya mengangguk.
Aurel tiba-tiba berhenti. "Eh, jangan ke kelas dong."
Distia lantas mengerutkan keningnya. "Kenapa?"
"Ini kan pelajaran fisika, apalagi kita telat ntar dihukum mending kita ke rooftop aja," ajak Aurel sambil nyengir kuda.
"Mendingan kita masuk kelas aja deh, Rell. Kita kan cuma telat lima belas menit daripada kita bolos ntar hukumannya lebih berat lagi."
"Lo pilih yang mana Rell? tanya Dini kepada Aurel. "Masuk kelas atau ke rooftop? Kita bakal ngikutin apa mau lo."
Aurel berfikir sejenak sampai keningnya berkerut, kemudian ia menghembuskan napas. "Ya udah deh, kita masuk kelas aja. Soalnya gue kangen bikin Pak Suripto naik darah," jawab Aurel santai yang dibalas tatapan tajam oleh kedua temannya. "Kenapa lagi sih? Itu kan yang kalian mau?" Dini dan Distia mengangguk semangat. "Iya." jawab mereka bersamaan.
Pak Suripto adalah guru fisika yang mengajar anak murid khusus kelas sebelas. Pak Suripto termasuk guru killer yang ditakuti oleh para siswa dan siswi yang bersekolah di sini.
"Yaudah. Ayo," ajak Distia seraya mengamit kedua lengan temannya. "Cepetan dikit dong." Lalu mereka bertiga berlari menuju kelasnya di sebelas ipa tiga.
"Permisi Pak," ujar Distia sopan sambil mengetuk pintu kelas. Sedangkan Aurel dia hanya menyelonong masuk tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
"Aurel!" bentak Pak Suripto yang membuat langkah kaki Aurel terhenti. Suasana kelas berubah menjadi hening dan seluruh tatapan penghuni kelas tertuju kepada Aurel. "Apa?" tanya Aurel seraya menoleh ke arah Pak Suripto.
"Dimana sopan santun mu? Apa kamu tidak melihat bahwa ada guru di dalam kelas?" tanya Pak Suripto kepada Aurel.
Aurel memutar bola mata malas. "Liat kok Pak." Bapak segede gitu mustahil nggak keliatan.
Pak Suripto menghembuskan napas lelah. "Kalau kamu liat, kenapa kamu main nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Pak Suripto lagi sembari menatap tajam kedua mata Aurel.
![](https://img.wattpad.com/cover/175947029-288-k300390.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Fiance [ON GOING]
Teen FictionANAK KECIL DILARANG MENDEKAT! [Update Tergantung Mood] Ketika cinta harus memilih. Cover by : @Bbyblue3fv ©2019