"Jelaskan sama Mama apa yang sebenernya terjadi!"
Suara Vani menggelegar seantero ruangan. Tatapan tak bersahabat pun ia tujukan kepada Aldo dan Dhirga. "Apa masalahnya sampai kalian berantem seperti ini?"
Aldo mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh. Matanya menatap sinis ke arah Dhirga. Sedangkan Dhirga hanya tersenyum, senyum manis yang selalu ia tunjukkan ke semua orang. "Bukan masalah yang serius kok, Ma," jawab Dhirga enteng.
"Lalu, kalau bukan karna masalah yang serius kalian kenapa sampai adu fisik seperti ini?"
Aldo dan Dhirga diam.
"Mama nggak habis pikir sama kalian, kenapa sering banget berantem akhir-akhir ini padahal kalian itu udah dewasa bukannya anak kecil lagi!"
"Maaf." Aldo dan Dhirga berucap secara bersamaan.
Vani menghela napas lelah. "Mama mohon jujur sama Mama, nak. Kenapa kalian sampai berantem seperti ini? Apa masalahnya?"
Mereka lagi-lagi terdiam.
"Mama udah capek ngasih nasehat buat kalian, tapi nggak pernah kalian denger." Vani menatap sedih kedua putranya. "Sekarang Mama tanya sama kalian, mau kalian apa hah?" Mata Vani berkaca-kaca. "Mama masih hidup aja kalian begini. Apalagi kalau Mama sudah meninggal nanti, mungkin kalian akan saling membunuh."
"Jangan ngomong gitu, Ma. Nggak baik." Aldo menatap Vani seraya memegang kedua tangannya. "Aldo minta maaf sama Mama karna udah buat Mama kecewa. Dan Aldo bakal berusaha mengendalikan amarah agar tidak terjadi baku hantam seperti ini lagi."
"Dhirga juga, Ma." Dhirga mendekati Vani lalu memeluk tubuhnya dari samping.
Aldo menatap Vani dan Dhirga. Lalu melepaskan genggaman tangannya dengan Vani. Kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
"Aldo, mau kemana kamu?"
Aldo berhenti tanpa berniat menoleh. "Kamar," ujarnya ketus. Lalu melanjutkan langkahnya lagi menuju lantai atas.
* * *
Aurel mengacak rambutnya frustasi, sudah lebih dari lima puluh kali ia menelpon Aldo tetapi lelaki itu tidak mau mengangkat telponnya. Dan sudah ribuan spam chat dikirimnya tetapi tetap tidak mendapatkan balasan.
Drrt drtt
Senyum Aurel mengembang saat mendengar suara ponselnya berbunyi. Tetapi kemudian senyum itu sirna saat melihat ternyata bukan pesan dari Aldo lah yang masuk ke dalam ponselnya melainkan dari salah satu teman kelasnya.
From : VarrelDirgama
Ntar mlm clubbing kuy?Read
Aurel membanting ponselnya ke lantai karna merasa kesal. Ia tidak suka di abaikan apalagi yang mengabaikannya itu adalah Aldo, tunangannya sendiri.
Dengan perasaan dongkol ia mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di atas nakas. Lalu berlari menuruni anak tangga satu persatu tanpa takut terjatuh.
"Loh. Non mau kemana?" tanya Bi Inah saat melihat Aurel terburu-buru.
"Pergi."
"Nggak makan dulu non?"
Aurel mendengus. "Gue buru-buru." Lalu ia pergi meninggalkan Bi Inah tanpa mengucapkan salam.
Bi Inah hanya tersenyum sambil mengelus dadanya. "Astagfirullah," batin Bi Inah.
* * *
"Udah berapa kali gue bilang jauhin Aurel!" bentak Aldo dengan amarah yang meluap-luap.
Dhirga tersenyum miring lalu menghembuskan asap rokoknya ke udara. "Kalau gue nggak mau, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Fiance [ON GOING]
Teen FictionANAK KECIL DILARANG MENDEKAT! [Update Tergantung Mood] Ketika cinta harus memilih. Cover by : @Bbyblue3fv ©2019