2

39 4 0
                                    

Bagaimana Hanna memperbolehkan Aisya menyukai cowok seperti Firza.
Dia sangat mengagumkan,tampilan apa adanya,sederhana,pemain basket,anak sholawat,anak Thilawah qur'an suaranya yang merdu banyak memikat akhwat yang mendengar,dia juga dewan ambalan di sekolahnya dan yang terutama dia juga ketua dari Organisasi nya sendiri,DAIS(dakwah acara Islam).Pemimpin bertanggung jawab,ramah,murah senyum, tidak banyak marah di saat ketua akhwat,ketua ikhwan,sekertaris marah, namun Allah memberikan kesabaran yang luar biasa.Itulah mengapa Aisya menyukainya dan Hanna melarang nya.
Hanna meyakininya bahwa Firza mencari wanita yang benar-benar sempurna melebihi Aisya.Hanna takut kelak sahabatnya nanti suatu saat terluka hanya karna lelaki yang melebihkan kelebihan nya.

Pukul 06.30 Aisya pun berkegas berangkat ke sekolah.
"Bunda Aisya berangkat alamualaikum bun." sambil mencium punggung tangan Bunda nya.

"Waalaikumsalam. Hati-hati nak di jalan."

"Siap bun..".

Di perjalanan pun Aisya terjatuh ia seperti tersandung batu,lutut nya berdarah dan susah buat melangkah.. Aisya pun berjalan dengan pelan sambil memegang atas lutut kakinya.dia ketinggalan bus kesekolah karna jalan nya yang sangat pelan.Aisya memberanikan berjalan ke sekolah sambil mencari bus yang lewat searah namun,apalah daya bus tak ada yang lewat atau pun terlihat searah.Aisya mengalami kebingungan matanya berkaca..
Sedangkan jam tanganya menunjukan pukul 06.55..

" Assaalamualaikum dek.."
Suara motor hitam berhenti di hadapan Aisya tidak menyangka itu motor...
"Waalaikumsalam,kak Firza?."

"Aisya?" sambil membulatkan matanya menatap Aisya.

"Astaghfirullah,afwan." sambil mengatur pandangan.
dia tidak menyangka ternyata adik kelas yang di perhatikan dari jauh sedang berjalan adalah Aisya,Adik kelas nya di Organisasi DAIS.

"Aisya,kenapa bisa jalan kaki ke sekolah?kamu kenapa?." sambil melihat tangan Aisya yang memegang atas lutut terus menerus dan mata Aisya yang berkca-kaca.

"MasyaAllah.. Lutut kamu kenapa?."
Tanya panik kak Firza,namun Aisya tetap diam dan bahkan meneteskan air matanya.

"Baiklah,mas mengerti keadaan.sekarang gak ada lagi bus yang terlihat.mau tidak, Aisya bonceng mas.kita berangkat bareng ke sekolah.".. Aisya menatap Firza seribu bahasa.

" Demi Allah mas gak ada maksud lain,mas hanya melihat situasi sekarang ajah." mata kak Firza yang meyakinkan membuat Aisya percaya dengan keinginan nya.

"Dek,afwan pegangan tas mas sajah karna ini sudah lewat 7 satu menit.kakak akan ngebut sedikit.apalah daya Aisya memegang erat tas Firza yang berwarna silver.Aisya ketakutan namun Firza bisa mengatur perjalanan yang rusak,dan memilih jalan yang mulus..
Di perjalanan ada se'ekor kucing yang menyebrang tak kuasa rem pun mendadak Aisya memeluk erat Firza sambil memejamkan mata.
Ucapan "astaghfirullah" keluar dari mulut Aisya dan Firza secara kompak.Firza memberhentikan motornya di pinggir jalan.sedangkan Aisya menengok kebelakang ke arah kucing tersebut.. Dan Alhamndulillah kucing itu selamat dan tidak ada yang terluka Aisya pun turun dari motor dan memindahkan kucing tersebut ke serbang pinggir jalan Aisya mengelus bahkan mencium kucing tersebut.Firza menatap tindakan yang Firza lakukan Aisya barusan.
Hatinya berdekup kencang atas ke jadian tadi yang Aisya sempat memeluknya,Firza memang baru pertamakalinya merasakan pelukan pertama yaitu pada Aisya gadis yang sangat tekun dalam Organisasi.

Pukul 07.10  Sampailah mereka di depan gerbong sekolah yang tertutup rapat.satpam pun menghampiri mereka.
"Ini jam berapa?kenapa kalia baru sampai kesekolah?." tanya satpa berkulit putih bernama pak Jeje.

"Maaf pak kami tadi ada halangan waktu di perjalanan." Aisya.

"Ahh palingan kalian berdua habis pacaran tadi..". Jawab satpam yang satunya lagi yang bernama Toto.Aisya yang baru mendengar perkataan nya sempat kaget,bagimana bisa Pak Toto menuduh seperti itu tanpa melihat kebenaran nya.Emang Pak Toto terkenal di sekolahnya dengan satpam disiplin, beliau paling tidak suka dengan siswa yang terlambat dengan alasan apapun juga.
Firza hanya bisa menunduk,dia merasa tidak enak karna menyuruh Aisya untuk berangkat berasamanya.

"Ingat kalian berdua nanti istirahat di hukum di tengah lapangan.tulis nama dan kelas kalian..". Aisya dan Firza pun patuh menulis nama dan kelas masing-masing.

Semua karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang