~Cafe kenangan

32 1 0
                                    


Autor POV

Alya gadis itu masih menatap rey dengan intens. Ya kalian tau mungkin bagaimana seseorang bisa berubah begitu cepat.
"Kenapa kau menatapku??"Tanya rey dengan sura seraknya.
"Apa ini benar benar kau nath
"Pertanyaan yang konyol seperti biasanaya.
"Iya ini aku nathan"jawabnya singkat padat dan jelas.
"Kau semakin dewasa saja,berbeda waktu kita bertemu terakhir kali"kata alya sambil memegang tangan rey yang sudah dingin
"Heyy, aku mungkin konyol dengan menanyakan apa ini benar benar dirimu,tapi aku mersa dirimu sangat berbeda tuan 'Nathaniel Denis Andika'."Ucapnya sambil menekan nama panjang Rey hmm, walau bukan nama panjang.Rey yg sebenarnya.
"Bisa jadi aku bukan Nathan"Ucapknya begitu saja,sambil meminum kopi kesukaannya.
"Jadi kamu bukan nathan??"tanyanya polos
"Mungkin, menurutmu?? "Rey tak menjawab dia ingin memancing alya "Aku tidak tau"jawabnya,
"kau masih ingat dengan tos kita waktu SMA?? Jika kau ingat aku akan percaya bahwa itu kau. "ucapnya riang.
"Apa?? Jangan disini ya?? "jawab rey dengan nada memohon
"Baiklah, ayo kita ke taman"setelah percakapan singkat mereka berduapun pergi dari cafe tersebut lalu rey mengambil motornya dan melaju.

Rey POV

TAMAN KOTA

"Sudah sampai"ucapku sambil turun dari motor lalu,menurunkan alya dari tempatnya, maklum lah motornya telalu tinggi untuk dia turun.
"Yeee"ucapnya riang
"Ayo kita mulai"ucap alya dengan riangnya
"Ayok"jawabku santai.Jelas sekali aku melihatnya setiap hari bagaimana aku tidak tau.Setelah melakukan ritual tepuk tangan ala adikku 'Nathan' dengan tuan putri kita 'Alya/Dinda'.

Kami pun duduk di bangku taman."Nath, gw lagi pingin es cream" ucapnya dengan bibir kedepan.
[minta di ciplok ini mah] batin gw.Gimana gk menggoda bibir kayak cerry gitu.Adaww pikiran gw kok jadi melayang gini."Iya nanti nathan beliin"balas gw

"sekarang ya??" ucapnya lagi dengan nada memohon.
"Ayo"Ya gw juga ambil kesempatan dalam kesempitan nih ceritanya. Gandeng tangannya,kapan lagi gw bisa gini.Di kedai es cream dekat taman. Ya tempat biasa kami bertiga nongkrong.
"Mau vanila?"Tanyaku pada si manis yang suka sekali vanila ini.
"Iya kayak biasa, masih inget topingku kan??kayak biasa. "
"Pak, es cream vanila satu toping kayak biasa"jawab gw
"Aw.. "Sakit sumpah,Dinda cubit perut gw dengan gk santainya.
"Kalo bodo jangan di pelihara, Pak es cream vanila kayak biasa ya pak topingnya.gk lupa kan?? "
Ya elah gw stress lama lama,ya gw salah disini paling salah.
"Ck..."
"Siap non" jawab sang penjual ea cream yang entah gimana gw salah bilang toping menurut si Dinda.
"Den Rey mau apa? "tanya pelayan atau mungkin penjual es cream dengan polosnya.Gimana dia bisa tau gw Rey??
"Saya nathan paman"jawab gw dengan senyum ala adek gw. Jijik gw sama diri sendiri.
"Lah den bo_" gw tatap sinis si pelayan dengan agak tersenyum paksa tentunya.
"Saya seperti biasa"ucap gw datar. Biar kerasa gitu greget nya.Gw menyadari sesuatu.Dia tau gw Rey gara gara bekas luga di tangan gw ini.
"Pak.. "Panggil gw ke sang pelayan, dengan memberi isyarat untuk menunduk sedikit. Agar gw bisa berbisik.
"Saya Rey,Bapak diem saja soal luka di dekat tangan saya. Jangan sampai Dinda tau. Diem saja ya? Makasih"ucapku berbisik pada si pelayan. Gw kasik tau karena dia udh sadar sih.
"Iya den,sudah itu saja? Kalo gitu saya ulang lagi ya,es cream vanila satu dengan toping oreo dan bluebarry. Dan es cream seperti biasa satu. "

"Hmm, benar"ucapku.lalu sang pelayan pergi.

"Es cream seperti binasa?"ucapnya polos.

"Biasa, Alya bukan binasa"ucapku sambil menekan kalimat 'binasa'

"Ohh alya tau kok nath"Ya antara kesel sama gemez. Pengen di ciplok emang ini anak.

Skip aja lah~Awthor:)

"Nathan gk masuk dulu?? Ada mama di dalem."
"gk nathan mau ada acara nih, mungkin lain kali aja ya? "
"Ya udh,makasih nathan udh temenin Alya jalan jalan. "
"Iya, sama sama. "Tak lama setelah itu Dinda masuk kedalam.Dan gw pun langsung gass motor gw.

Jodoh di depan mataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang