Tertangkap (17+)

21 0 0
                                    

AWAS!!

Typo menyesatkan!!
Maklum jempol kepeleset :')

××××××××××××××××××

"WOYY ITU ADEK GUEE LO APAIN B*NG**T!!"

Mampus gue
.
.
.
AUTOR POV

"Gue tau kalian bakal nikah tapi jangan lakuin dulu, wahh pantes lama bener ternyata ehh ternyata" ucap Arka panjang lebar sambil menyender di pintu kamar.

"INI BOCAH MALU MALUIN KELUARGA YA GINI!!" Kali ini Dewi maju langsung dan menjewer telinga Rey.

"Apun bun, ini Reyy aww__-" Ucapan Rey terpotong karena cubitan kecil di bagian pinggangnya.

"Ini calon mantu bunda sampai pingsan gitu kamu apain HUHH!!"

"Hheeeuunggg... " Dinda menggeliat kecil dibawah kaki Rey membuat bayi kecil Rey sedikit terangnsang apa lagi,dua bukit yg sedikit menggiurkan.  Rey itu,masih lelaki normal maklum saja lah.

"bentar bun Rey biar jelasin ini si Dinda juga masih telanjang kasian kalo di bangunin,biar Rey jelasin nanti." Ucapnya sambil berdiri lalu keluar dari kamar.

"Bun,itu si Dinda tolong pakein bajunya ya ada di deket nakas."

"DASAR GAK BERTANGGUNG JAWAB!!" Wajah merah padam tercetak jelas di wajah Dewi kali ini sambil menginjak kaki sang putra ia pergi menuju ranjang tadi.

"Maafin Rey ya" Ucap. Dewi sambil mengusap wajah calon matunya tersebut.

@Kamar

"Ahh maafkan ulah Rey ya sayang kamu jadi gini :)" Dewi mengusap lembut rambut Alya. Lalu memakaikan baju yang Rey siapkan walau tanpa bra karna you know lahh.(lihat bab 4)
Lalu Dewi mengusap kening Alya.

"Ahh, aku tau anak itu sampai begini terhadapmu" Dewi lalu pergi meninggalkan ranjang dan mengambil baskom berisi air dan handuk kecil, lalu mengomperesnya.

"Tidur yang nyenyak" Ucap dewi sambil menaikan selimut putih tebal. Tapi, mata dewi tertuju pada bercak merah darah yang ada di selimut putih itu.Dewi langsung berlari keluar kamar.

@Ruang Keluarga

BRUGG..

Meja Ruang tamu ini sekarang yang menjadi korban kemarahan Arka.

"Untung gue samperin ke sini.Gue jadi ragu buat ngerestuin hubungan kalian" Ucap arka datar dan dingin.

"Gue mau tanya satu hal ke lo?!" -Arka

"Apa?" Tanya Rey sambil kembali menatap Arka.

"Tadi, lo sampai tahap mana Huh!!?  1 atau 2 atau 3?!"

"0" Jawab Rey mantap.

Plakk

Satu tamparan mendarat tepat di pipi Rey.

"Tahap 0 katamu??! Jelas sekali ada bercak darah di ranjang kau bilang 0" Teriak Dewi sambil bergetar hebat,menahan amarah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh di depan mataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang