Chapter 06 : Kesibukkan Mereka.

2.7K 161 11
                                    

"Nghhh..." lenguh seorang gadis yang tidak lain adalah Xilena. Ia terbangun dengan kedaan tubuh yang sakit semua. Xilena menatap kesekelilingnya, mencoba melihat diamanakah ia berada. "Kamar?"

Sekilas ia melirik ke arah jam di dinding. Waktu menunjukkan jam 07:30 pagi. Mata Xilena membulat sempurna. Ia terlambat bangung. Segera saja, ia menyibak selimut yang membungkus tubuhnya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Cuaca cerah di pagi hari seakan tengah mengundang semua orang untuk segera beraktifitas di luar rumah. Xilena tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Xilena telah membuar daftar kegiatannya untuk hari ini. Tidak salah jika gadis itu terkejut ketika mendapati dirinya justru bangun kesiangan. Selain itu, menikmati embun udara pagi tentu kegiatan yang paling Xilena tunggu-tunggu.

Disisi lain, Ihtheis dan Dellons tengah berjalan berdampingan memasuki sebuah gedung besar. Tentu semua orang tahu gedung apa itu. Perusahaan besar yang bernamakan Lucifer Company. Ya, disanalah mereka berada dengan berpakaian rapi dan juga formal membuat beberapa pasang mata memandang kagum ke mereka. Tidak ada satu wanitapun yang mampu memalingkan mata dari pesona mereka. Tapi ketika mata tajam Dellons yang memandang bengis ke arah mereka, membuat mereka bergidik ngeri. Aura yang mengerikan menguar begitu saja.

"Apa yang kalian lihat?!" sentak Ihtheis membuat semua orang di dalam gedung itu menundukkan kepalanya takut. "Apakah kalian lupa akan peraturan dimana tidak ada satupun bawahan yang boleh menatap langsung atasan kalian?"

"Maaf atas kelancangan kami Mr. Lucifer!" Seru mereka bersamaan.

Dellons hanya mengibaskan salah satu tangannya ke atas. Ia terlihat acuh dan tak perduli dengan gaya bossynya. Ihtheis menghela nafas. Sudah berapa kali para karyawan wanita di perusahaan mengulangi hal yang sama. Terkadang wanita itu sendiri yang membuat dirinya di pandang rendah oleh laki-laki.

"Kembali bekerja!" Tegas Dellons berujar dengan tatapan matanya yg tajam dan menusuk. Membuat mereka semua bubar dan kembali ke tempat mereka masing-masing.

Dellons dan Ihtehis melanjutkan langkah kaki mereka yg sempat terhenti. Mereka berdua masuk ke dalam lift, menuju lantai paling atas. Lain halnya dengan Vincent yg sibuk syuting film terbarunya. Sedangkan Alexius terlihat sibuk berpose di depan kamera untuk di jadikan sampul majalah terkenal.

"Berapa lama lagi aku harus berpose di depan kamera?" Keluh Alexius geram. Sudah berjam-jam dia berada di ruangan itu untuk sesi pemotretan. Pria itu terlihat bosan dan tak bersemangat. Tak seperti beberapa hari kemarin yg terlihat antusias. Dia ingin segera menghubungi Schnackenya, gadis manis yg beberapa hari ini tinggal di kediamannya. Tak hanya manis tapi juga cantik. "Ck, lama sekali!"

Alexius meracau ketika panggilan terlfonnya tak kunjung di angkat. Masa bodoh dengan pemotretan. Alexius akan menyelesaikannya nanti setelah menghubungi gadis mungilnya. Tapi kemana gadis itu dan kenapa panggilannya tak ada jawaban? Apakah mungkin gadis itu sedang sibuk di rumah? Tentu saja Schnackenya tak mungkin di rumah tanpa melakukan apapun.

Sudah 50 panggilan terabaikan. Ia akhirnya menyerah dan menekuk wajahnya kesal. Alexius beranjak dari sana dan keluar tanpa peduli menejernya memanggil namanya. Sesi pemotretannya belum selesai tapi Alexius ingin pulang bertemu Schnackenya dan membawa gadis itu bersamanya. Memikirkannya saja membuat Alexius tersenyum sendiri. Baginya, Schnackenya itu adalah hiburan tersendiri untuk menghilangkan kebosanan dalam dirinya.

"Mau kemana kau Lance? Sesi pemotretanmu belum selesai!" Alexius mengacuhkan pertanyaan menejernya. Lance tentu nama panggilannya ketika bekerja. Pria itu tak sudi ada orang lain selain keluarganya yg memanggilnya Alex. Hanya keluarga dan gadis mungilnya yg boleh memanggil nama kecilnya. "Kembali kemari!"

Falling In Love With Demons [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang