Keributan terjadi di rumah besar kediaman Lucifer bersaudara. Ya, mereka sedang memperdebatkan tentang menghilangnya Xilena yg di bawa kabur Zeref. Sebelumnya, mereka sempat memperdebatkan tentang menjaga Xilena sepanjang waktu secara bergantian. Alexius lah yang paling antusias. Berbeda lagi dengan ketiga saudaranya yg tidak setuju. Terlalu fokus dengan Xilena akan membahayakan gadis itu juga.
Musuh akan menargetkan Xilena dengan berpikir bahwa gadis itu kelemahan mereka berempat dan Dellons tak berniat memperumit masalah. Tetapi jika melihat dari keadaan saat ini, Xilena memang sudah terlalu jauh terseret dalam masalahnya. Zalrath benar-benar serius dengan perkataannya dan selain itu, harum tubuh Xilena yg semakin menguar membuat iblis lain mulai terpancing. Jangan kira Dellons tidak tahu siapa yg telah menguntiti Xilena beberapa hari ini.
Mereka berempat mengetahuinya bahwa Hans, bawahan Zalrath itu yang menguntiti Xilena beberapa hari ini. Dellons terlalu mengagap remeh keadaan yang ada. Apalagi sekarang Xilena berada di tangan Zeref.
Sial!
Alexius memukul dinding dengan kencang. "Semua salah kalian. Ck, bedebah itu menculik schnackeku yang lucu!"
Vincent menggeram. "Diamlah!"
Kepala Vincent pening mendengar ocehan tidak bermutu keluar dari bibir Alexius. Sedari tadi adiknya itu terus menggerutu tanpa henti. Sedangkan dirinya juga berusaha menahan amarahnya sendiri. Jika ia tahu Xilena akan di culik Zeref, mungkin Vincent yg akan terlebih dulu mengamankan Xilena agar si bedebah itu tidak mengambil dan menyentuh gadis kesayangannya.
"Lalu, sekarang apa? Membiarkan bedebah itu menikmati waktunya bersama Schancke huh?" Sinisnya.
Sejenak Ihtheis mengurut pangkal hidungnya. Ia benar-benar pusing sekarang. Mengambil Xilena jelas bukan masalah yang mudah. Jika Zeref membawanya ke dimensi yg lain maka tamatlah sudah. Akan sulit mengambilnya kembali jika Zeref sudah membawanya masuk ke dalam wilayahnya. Wilayah yg hanya ada peradaban iblis disana.
Di dunia bawah.
"Putuskan sesuatu Chaz, sebelum aku bertindak sesuai keinginanku hm..!!" Tegur Vincent tak sabaran.
"Gadis itu berada di dimensi lain." Peringat Ihtheis sambil menghela nafas panjang.
Dellons mengepalkan tangannya dan mendesis. "Ayo pergi..." titah Dellons yang tak di mengerti oleh mereka bertiga.
Alexius berdecak. "Pergi kemana? Schancke di culik apa kau bodoh!"
Tanpa menoleh Dellons menjawab lantang."Menjemputnya kembali!"
Sedetik kemudian senyum Alexius mengembang. Ia segera menyusul langkah Dellons, di ikuti Vincent dan Ihtheis. Mereka lenyap dalam portal menuju ke dimensi lainnya, dimana Xilena berada. Ya, mereka sedang menuju ke dunia bawah. Meskipun mereka tahu resiko apa yang akan mereka tanggung. Ada hal yang lebih penting dari semua itu.
Menjemput Xilena kembali!
_____Zeref memeluk erat tubuh Xilena, sesekali mengecup bibir gadis itu sekilas. Betapa senangnya ia kini bisa mendapatkan Xilena. Harum tubuh gadis itu seakan candunya. Zeref tidak bisa melepaskan gadis di pelukannya begitu saja. Xilena tunangannya, apa salahnya jika ia membawanya ke kerajaan bawah.
Meskipun orang tuannya berkata bahwa terlalu beresiko membawa seorang manusia ke dunia bawah. Zeref tidak peduli, ia sendiri yang akan melindungi Xilena. Ia terlalu berambisi untuk memiliki Xilena.
Perlahan namun pasti, bulu mata lentik Xilena mengerjap beberapa kali. Lenguhan kecil keluar dari bibir mungilnya. Semua itu tidak luput dari pandangan Zeref. Tentu saja, Zeref tidak mau melewatkan Xilena membuka mata. Ia berniat menjadi orang pertama yg di lihat gadis itu ketika sudah sadar dari pingsannya. Dengan posisi lengan Zeref memeluk erat pingan Xilena membuatnya kesulitan bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With Demons [Ongoing]
FantasyXilena, seorang gadis manusia yang terjebak kisah asmara dengan makhluk yang di anggapnya hanya sebuah mitos belaka. Entah takdir apa yang membawanya terikat dengan pangeran dari kejaraan iblis terkuat. Mereka tidak sengaja bertemu di tengah gelapny...