Hari ini Shalom harus pulang, lebih awal dari yang lain karena ada acara pemotretan dadakan, kata Jihan dia harus sampai ke jakarta sebelum jam 12 siang. Alhasil Shalom meminta bantuan yang lain untuk kemas-kemas barang.
"Yah Shal, gaseru banget sih masa udah mau pulang aja. Padahal mata kulia kita mulai aja masih lama"kata Ghina sambil ikut mengepack baju-baju Shalom.
"Yah, gimana Ghin pekerjaan yang satu itu bener-bener ga bisa gue tinggal, kalo gue tinggal gue harus bayar ganti rugi ke mitra yang udah gue tanda tanganin"
"Gue curiga Shal"kata Nael berdiri di ambang pintu, ia sedaritadi hanya memperhatikan semuanya yang sibuk membantu Shalom.
"maksud lo?"tanya Shalom tidak mengerti.
"Gue curiga ini semua ada sangkut pautnya sama Braga"katanya.
Shalom mendekat lalu menatap Nael yang juga balik menatapnya, dia mengusap bahu Nael pelan, "El, gue tau lo gasuka sama Braga. Tapi bukan berarti lo selalu berburuk sangka kan sama Braga?"katanya pelan. "Yaaa---gue tausih walaupun sikapnya kayak gitu, lo gaboleh lupa kalo emang faktanya dia musuh lo dan mantan gue, ya El, gue mohon buang prasangka buruk lo, gue gasuka"kata Shalom lalu tersenyum renyah kepada Nael, Nael hanya mendengus sebal.
"Shal, udah semua nih. Mau langsung ke bandara?"tanya Gracia sambil memberikan ransel dan koper Shalom. Shalom hanya mengangguk dan menatap kearah Nael sekali lagi.
"Yaudah gih, hati-hati ya"kata Thalita mendorong Nael juga Shalom agar lekas berangkat menuju bandara.
"Gue pamit ya, assalamu'alaikum semuanya"kata Shalom yang di balas salam juga dengan yang lain.
🍉
Sedaritadi tidak ada percakapan apapun antara Shalom juga Nael, mereka masih sibuk dengan fikirannya masing-masing tentang hal-hal yang random melintas di fikiran mereka.
Sampai speaker pemberitahuan bahwa pesawat Shalom sudah ada.
Shalom bangkit lalu tersenyum kearah Nael.
"Gue pamit ya, Maaf banget gue gabisa nemenin lo sama yang lain manggung lagi, karena gue juga emang punya kesibukan sendiri."kata Shalom terkekeh dengan ucapannya."Iya gapapa, hati-hati ya Shal, kalo udah sampe lo harus kabarin gue awas aja sampe lupa"kata Nael memperingatkan dan Shalom hanya mengangguk patuh.
"Oke dadah El"katanya sambil lenyap di telan mesin x-ray.
Nael memutar balik tubuhnya dan pergi dari sana dengan perasaan yang sedikit hampa, tidak-tidak dia tidak sedang jatuh cinta dengan Shalom, dia hanya sedikit sepi saat perempuan yang paling hiperaktif itu pulang terlebih dahulu dari yang lain ya mungkin itu bisa jadi satu alasan yang tepat untuk saat ini.
🍉
Shalom sampai di tempat pemotretan tepat pada waktunya, ia menggeret kopernya lalu duduk di kursi loby. Wajahnya kentara sekali menunjukkan lelahnya perjalanan dari bandara menuju ke sini.
Shalom memejamkan matanya sebentar lalu seperti ada yang menepuk pundaknya ia sedikit terlonjak dan membuka matanya, ternyata itu Braga. Sial ia harus bertemu Braga disini, seharusnya ia langsung saja ketempat make-up seharusnya---ah sudahlah."Kamu, ngapain tidur disini?"tanya Braga ikut mengambil tempat di samping Shalom.
"Gue ga tidur, gue cuma numpang istirahat aja"
"Oh, mau masuk bareng?"
"Lo duluan ajadeh, gue masih mau disini"kata Shalom menolak dengan tenang.
"Kalo gitu, aku juga nunggu kamu ajadeh disini juga biar bareng"kata Braga keras kepala.
Duh nih cowok batu banget asli!
"Oke, bareng kedalem tapi lo harus bawain koper gue sampe ruang make-up gue"kata Shalom meninggalkan kopernya begitu saja, lalu di terima dengan baik oleh Braga. Shalom jalan mendahului Braga berapa kalipun Braga berteriak memanggil namanya untuk menunggu dan berjalan beriringan Shalom tidak peduli dan terus berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTONIM
Teen FictionPerbedaan kental diantara aku dan kamu, sebelum semuanya berubah menjadi kita. "Tapi El...." "Gabisa Shal, kita itu antonim" ~