8🍉Papa.

8 1 0
                                    

Shalom masih bingung dengan dirinya sendiri, sambil melihat chat yang ia kirimkan untuk Braga barusan.

"bodoh! Ko gue mau gitu aja sih ketemu sama dia!"kata Shalom membenturkan kepalanya di stir mobil.

Tapi apa mau di kata, saat Shalom berniat untuk menarik pesan tersebut Braga telah membacanya, bahkan sudah mengirimkan pesan balasan untuknya.

Braga: oke Shal.

Shalom langsung memutar stir dan mobil kembali melaju menuju rumahnya.
Shalom menyalakan radio dan musik mengalun di dalam mobil menemani Shalom yang sedang sendirian.
Sesekali ia bersenandung kecil sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di stir mobil.

Meet a lot of people but nobody fells like you~

🍉

ia menjatuhkan tubuhnya begitu saja di kasur, lalu memejamkan mata, mengatur nafas. Dan mulutnya tak ada hentinya tersenyum menampilkan lesung pipi di salah satu pipinya.
Mimpi apa ia semalam bisa berpacaran dengan orang impiannya.

Lalu membuka matanya dan tersenyum pada langit-langit kamar yang dihiasi benda-benda langit.

"Aduh pipi gue panas" katanya sambil mengipas-kipaskan tangannya ke wajahnya.

Tidak lama kemudian, dering ponselnya membuyarkan lamunannya.

"Halo?"katanya sambil tersenyum.

"Halo Ra, kamu udah pulang?"

"Udah, kenapa?"

"Pantesan aku tadi nyari kamu ke ruang organisasi, tapi kamunya gaada"

"Hihi, maaf ya kak, tadi aku pulang duluan ga kasih tau kakak"

"Kan, kamu mulai lagi panggil aku kakak aku gasuka ya Ra" penelefon di seberang terdengar kesal.

"Hihi, iya maaf ya El"

"Nah gitu dong Ra, nanti malem kamu ada acara?"tanya El, ternyata sang penelefon itu adalah Nael.

"Enggak ada, kenapa?"

"Jalan yuk, nanti malem aku jemput ya, see u" katanya.

"Iya El see you too"

langsung saja panggilan terputus sepihak oleh El.

Dara hanya tersenyum melihat layar ponselnya, lalu melemparnya kesembarang arah dan bangkit menuju kamar mandi.

🍉

Mobil Shalom memasuki pekarangan rumahnya, dari dalam mobil ia menyerngit memperhatikan Mamanya memasukki beberapa koper ke dalam mobil hitam milik mendiang suaminya.

Langsung saja Shalom memarkirkan sembarangan mobil dan melepas seatbeltnya lalu turun dari mobil menghampiri Mamanya.

"Loh Ma, ini kenapa? Ko banyak koper sih, Mama mau kemana?"tanya Shalom.

Mamanya melihat kearahnya lalu memegang kedua tangan Shalom.
Menatap Shalom lamat-lamat.

"Shal, Mama izin untuk mengurus perusahaan mendiang Papa kamu ya, kamu baik-baik disini, nanti mama setiap bulan akan kunjungin kamu jika mama sedang tidak sibuk."katanya menatap Shalom yang sekarang tidak percaya dengan perkataan mamanya.

"Maksud mama, mama mau tinggalin aku sendiri disini? Aku udah gapunya siapa-siapa lagi selain mama disini"kata Shalom merengek.

"Shal, mama tau. Tapi mama yakin karena kamu sudah besar, nanti kalo mama sedang tidak sibuk, mama akan kunjungin kamu. Mama janji"katanya.

ANTONIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang