Day #17
One of them is sick
by CathRsa
(The Hunger Games!AU)Hal itu sudah berlangsung lama.
Felix mengulas senyum pahit. Kakinya ia jejakkan ke tanah untuk membuat ayunan yang dinaikinya bergerak.
Pandangannya ia edarkan ke sekeliling, dimana para anak-anak bermain dengan riang. Sedangkan para orang tua tersenyum memandang anak-anak mereka, bersorak dalam hati karena perang telah usai, juga menyenandungkan doa-doa bagi para pemberontak dan penduduk distrik yang meregang nyawa demi kemerdekaan, demi kejatuhan Capitol.
Beberapa yang lain memilih mengunjungi rumah sakit dan tenda-tenda darurat yang didirikan di sekeliling padang rumput itu. Beberapa tangis kesedihan memang terdengar dari mereka yang kehilangan sanak saudara dalam perang, namun hal itu jelas tak dapat mengalahkan euforia akan kemerdekaan distrik-distrik seluruh Panem.
Felix tidak tahu ia harus senang atau sedih. Kakak laki-lakinya, saudara satu-satunya yang tersisa, meninggal di Capitol. Salah seorang rekannya membawakan padanya apa yang tersisa dari seorang Lee Minho, rompi tentara berbercak darah dan hangus di berbagai sisi, serta pujian bahwa Minho adalah salah satu pahlawan mulia yang rela mengorbankan dirinya untuk kemerdekaan dan kebebasan hidup seluruh penduduk Panem.
Felix tidak bisa tidak merasa sedih akan hal itu, namun kegembiraan akan kemerdekaan sebaiknya tidak dihancurkan. Lagipula keadaan tidak akan berubah sebanyak apapun air mata yang dikeluarkannya.
"Hei."
Felix menoleh ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Yang tertangkap oleh matanya adalah Han Jisung, sahabat sejak kecilnya yang pemberani. Yang saking beraninya sampai menentang kebijakan Capitol tentang Hunger Games saat Felix terpilih menjadi peserta. Yang dengan beraninya mengorganisir pemberontakan di distrik Dua Belas demi melawan Capitol yang lalim, dan menerima siksaan dari Penjaga Perdamaian ketika ia ditangkap.
Jisung tersenyum. Senyuman biasa yang terlihat lebih lebar karena robekan sepanjang dua senti di masing-masing ujung bibirnya yang dibuat oleh para staff Capitol saat menginterogasinya. "Aku kembali, Felix."
Felix terpana, kemudian memeluknya erat sekali dan mengeluarkan suara aneh, campuran antara tawa dan isakan.
Jisung mengelus punggung pemuda itu dengan hati-hati, tahu betul akan luka-luka cambukan yang dibuat staff Capitol yang sama dengan yang merobek pipinya.
"Ku—kukira kau sudah mati!" Felix terisak keras. "Para pemberontak bilang tak ada waktu untuk menyelamatkanmu sata mereka membobol penjara Capitol untuk mengambilku. Kupikir kau sudah mati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CARISSIME • HAREM!FELIX
Фанфик•×• 2ND COLLABORATION PROJECT •×• Harem!FELIX; Uke!FELIX Oneshoot • T - M [WARN! NC SCENE INCLUDED! MATURE CONTENTS! 18+ REQUIRED!] • Various Genre YAOI! STRAY KIDS IN YOUR AREA! DON'T REPORT OUR BOOK! PLEASE GO AWAY IF YOU HATE IT!