X

34 4 0
                                    

Rafa dan Anin masih menyusuri taman dengan langkah pelan dan masih enggan melepaskan tangan mereka yang saling menggenggam. Mereka menikmati udara malam yang berhembus pelan menerpa wajahnya, Anin yang sedari tadi tersenyum tidak jelas dan sesekali melihat kearah Rafa merasa sangat bahagia sekali karena jantungnya berdetak sangat kencang sekali jika bersamanya. Saat Anin ingin melihat wajah samping Rafa dia dikejutkan dengan Rafa yang melihatnya dengan senyum tipisnya , seketika membuatnya memalingkan wajahnya dan menggigit bibir bawahnya karena malu.
Rafa yang melihat itu langsung tersenyum gemas dan seketika dia melepaskan genggamanya ,itu membuat Anin langsung berhenti berjalan dan menatap ke arahnya. Rafa yang merasa diperhatikan langsung menoleh ke arah Anin dan menaikan satu alisnya.

"Ngapain dilepas?"

"Emang kenapa? Betah banget tangannya, tanganku aja keringatan"

"Ohh yaudah balik aja"
Anin membalikkan badannya tapi ditahan oleh Rafa dan itu membuat mata mereka saling bertatapan
"kenapa balik? Gak suka ya?" Tanya Rafa

Dahi Anin mengerut "gak suka apanya? Ini udah malem mungkin aku ditunggu mama papaku, udah ayok balik"
Rafa kemudian langsung melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 10 malam dan dengan cepat dia menggenggam tangan Anin " yaudah ayo balik"

Rafa yang melihat Anin tidak bergeming dari tempatnya langsung menoleh dan menatap heran kearahnya " kenapa gak gerak , tadi kamu ngajak balik kan?"

Anin menatap Rafa jahil sembari melepas tangan Rafa pelan , Rafa yang melihat itupun hanya melongo dan seketika Anin mengangkat tangannya sambil tersenyum
"tanganku keringetan jadi jangan pegang dulu ya, udah ah ayo balik"

Anin berbalik pergi mendahului Rafa dan dia menoleh ke kebelakang dan tertawa kearahnya, Rafa yang melihat itu juga ikut tertawa karena kebodohannya dia menggeleng pelan dan langsung menyusul Anin.

"Nih jas nya aku balikin nanti malah kebawa pulang, makasih ya"

"Iya"

*********

"Tu orang mana sih, bawa anak orang sampe jam segini gak tahu apa dicariin mama yang super bawel , gatel kuping gue denger mama ngoceh Mulu" gerutu Keyfa sambil mencoba menelfon Rafa yang kemungkinan tidak diangkat olehnya

Keyfa mendecak pelan "mana gak mau angkat lagi dah kali sepuluh gue nelfon dia"

"Keyfa!!!" Keyfa yang mendengar namanya dipanggil langsung mengakhiri telponnya

"iya mah bentar" sambil berlari kecil dan memasukkan hpnya kedalam saku jasnya

"Apa sih mah, Keyfa coba nelfon dia gak diangkat angkat kurang ajar banget emang tuh anak" gerutu Keyfa dengan kesal
Mamanya berkacak pinggang dan menatap kesal anaknya "heh mama panggil kamu mau mama suruh kedepan temennya papa mau pulang, terus tadi kamu nelfon siapa? Rafa? Dari tadi dia udah didepan kamu aja yang ngilang"

"Lah tadikan mama nyuruh Keyfa nelfon Rafa kan" tanyanya polos

"Ohh itu tadi sekarang ya gak, salah sendiri kamu lama yaudah ayo " balas mamanya santai dan meninggalkan Keyfa yang bengong

"anjir greget banget mama gue, kalo gak orang tua gue tabok tuh mulutnya" Keyfa menggeleng sambil berjalan menyusul mamahnya
Pak Bramanto yang melihat Keyfa berjalan kearahnya langsung tersenyum canggung kearah tamunya "maaf ya nunggu agak lama, Keyfa emang agak rese"

"Loh kok Keyfa pa, mama tuh tadi nyuruh nelfon Rafa dulu" ucap Keyfa tidak terima

"Kamu bisa diem gak Keyfa, diem jangan rusuh dulu" papanya menatap kesal kearahnya dan itu membuat Keyfa mengusap wajahnya kasar

Confused SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang