XV

15 2 0
                                    

"Lo yakin bakal ngelakuin ini? yang ada nanti malah makin runyam" Amel mengangguk pelan mendengar penjelasan Nabil

"Tapi nanti kalo gak kayak gini yang ada nanti kita malah tambah bingung kudu ngapain"

"Ya enggaklah, emang caranya begini yakin aja deh sama gue"

Amel menggeleng mantap "gak bisa begitu Nabil, lo sama gue tahu mana? Udah deh yakin sama gue"

"Tap-"

"LO BERDUA APAAN SIH, ITU LO TINGGAL SUSUN KARTUNYA JADI PIRAMID!!! KENAPA MALAH PADA ADU ARGUMEN !!!" Kinan menatap kesal Amel dan Nabil yang sangat konyol menurutnya

"Eh lo diem deh curut! Dikata gampang apa! Ini tuh butuh perhitungan yang benar kalo kita ngawur yang ada gak jadi ntar piramidnya" Amel mengangguk setuju dengan perkataan Nabil yang sangat jenius

Kinan menggeleng pasrah "dosa apa gue punya temen kayak kalian, begonya gak ketulungan"

Kinan memilih tidak perduli dengan mereka berdua berusaha menyibukkan diri agar tidak tertular virus yang mereka sebarkan

Berbeda dengan Anin yang berusaha menetralkan detak jantungnya
Rafa yang melihat Anin gugup mengusap pelan pipinya dan berjalan mendahului Anin. Mendapat perlakuan yang tidak sewajarnya, Anin malah semakin berpikiran runyam "kamu mau sampai kapan diem?" Tanya Rafa

"H-hah?" Rafa menggenggam lembut tangan Anin

"Yang tadi gak usah dipikirin, becanda doang akunya hehehe"

Anin tersenyum kikuk
"Cuma bercanda?!"

"O-oh y-yaudah , itu tanganya lepasin dulu"

Rafa langsung melepas genggamannya "yaudah ayo"

Disisi lain Amel dengan kesabaranya masih berkutat membuat piramid,
Amel tersenyum senang piramid buatanya berdiri tapi tidak lama setelah itu Kinan tidak sengaja menyenggol lengan Nabil sehingga piramid yang tadinya berdiri langsung ambyar seketika.

"Nan lo bangunin macan" lirih Nabil

"Macan ap-, astagfirullah ya Allah" kaget Kinan saat melihat piramid buatan Amel hancur

"B-bukan g-gue m-mel sumpah, tangan gue tadi disenggol Kinan " Nabil menutupi mukanya dengan bantal

Kinan yang menjadi tersangka utama memelototkan matanya dan menatap kesal Nabil "kok gue sih bil?!"

Amel tersenyum menatap Kinan "dari tadi gue diem ya lo ngata-ngatain gue, tapi kali ini...." Amel menghela nafas "MATI LO KINAN!!!!!!"

"IBUKKKKKK" Kinan berlari kebelakang rumah berusaha menghindari amukan dari jelmaan macan tutul

"Kiran!! Tolongin gue!!!"

Kiran terlonjak "Eh eh kenapa?!"

"Gue mau dibunuh!"

"Dibunuh siapa??" Kinan menunjuk kearah Amel yang masih menampangkan senyuman

"Ya lo ngapain dia?! Gue ngeri nih asli"

"Gue gak sengaja bikin ambyar piramidnya" Kiran melongo

"Nan"

"Apa?"

"ITU NAMANYA LO CARI MATI!!"

Kiran berlari "GUE GAK MAU IKUT CAMPUR! AMEL KALO NGAMUK NYEREMIN!"

Ting Ting!!!!

"Ini lagi apaan! Ganggu aja" Kinan melihat pesan yang masuk

"Dari Keyfa?" Kinan mengernyit heran

"Tumben ni anak, ada apaan yah?"

Kinan merasakan hawa dingin dibelakangnya, ia menoleh dan mendapati Amel yang masih tersenyum manis tapi baginya itu adalah senyum yang sangat mengerikan. Kinan tersenyum kikuk dan menunjukkan hpnya kepada Amel, ia yang melihat pesan masuk dari Keyfa langsung menatap heran Kinan

Amel mengambil paksa ponsel Kinan "tumben banget dia ngirim pesan ke lo? Janjian ya?"

Kinan menggeleng takut "enggak! gue aja kaget"

Ting Ting!!!

Dengan cepat Amel membaca pesan yang dikirim Keyfa, tanpa disangka ia malah melotot dan mengembalikan ponsel Kinan.

"Kenapa?" Tanya Kinan

Amel menatap Kinan "Keyfa mau kesini"

"SUMPAH?! DEMI APA LO?!"

"Gue juga gak tahu!! Gue udah gak ada urusan lagi sama dia, kenapa sih tu orang cari masalah mulu!" Amel mengusap wajahnya kasar

"Dia sendiri?" Tanya Kinan

Amel menggeleng "sayangnya enggak"

"Terus?" Amel menatap Kinan

"Dia sama cewek itu"
















28/07/2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Confused SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang