XII

24 2 0
                                    

"Lo suka sama Anin?"

                        **********

"Gak"
Nabil menghela nafas panjang dan menghembuskannya

Pletak!!!!!

"Adohh, bego lo hah!!! Ini tuh kepala!!" Rafa meringis

"coba deh sini lo gue get,-"

"Gue gak becanda" Rafa yang melihat tatapan tajam Nabil mengurungkan niat untuk membalasnya. Rafa kemudian termenung dan memandang keluar dengan tatapan kosong, ia memikirkan perkataan Nabil yang seketika membuat hentakan keras didadanya.

Nabil menepuk pundak Rafa "gue kenal lo udah dari kecil, lo bisa bohongin yang lain tapi gak buat gue,
Gue juga udah tahu kalo si setan juga tertarik sama Anin"

"Lo tahu dari mana anjing?! Gak usah ngarang deh lo, mereka emang kenal tapi gak Deket" Nabil terkekeh dan menatap Rafa tajam "gue udah tahu dari awal bangsat! lo tuh goblok tahu gak, masih mau sakit hati? Masih mau  bikin khawatir semua orang lagi lo hah!"

"G-gue harus gimana bil?

"Raf gue tahu ini terdengar jahat apa itulah pokoknya, gue tahu lo emang benci sama Keyfa tapi lo juga gak tega bikin dia sedih, lo juga harus mikir keadaan lo juga ,paham kan maksud gue" Rafa mengangguk

Nabil menatap Rafa "gue temen lo bro gue siap bantu lo, gue tanya sekali lagi lo suka sama Anin?"

Rafa mengangguk "iya gue suka sama Anin"

"Bagus" Nabil menepuk pundak Rafa beberapa kali

"Lihat gue" tegas Nabil

Rafa menoleh "apa ?"

"Kali ini lo harus egois, ngerti?"

Rafa mengangguk mantap "iya"

Nabil tertawa dan menjitak kepala Rafa lagi "tuh liat temen lo udah kayak dikejar anjing, perasaan dari tadi gak kelar kelar" tunjuk Nabil kearah Amel yang dikejar Andin dan Kinan

"Yee jangan bawa perasaan oncom ntar lo jadi baperan" Rafa melempar Nabil dengan kulit kacang

"Nabil Kianta baperan? Gak ada dikamusnya kata baper ok? Paham gak lo" balas Nabil sengit

"Ya iyalah orang sukanya mainin cewek"

"Eh gue pacaran aja belom pernah! Darimana asalnya gue mainin cewek"

" lo gak inget waktu kecil mainan lo barbie, kan sama tuh suka mainin cewek"

"Terserah lo ah, kepinteran banget lo jadi orang" Nabil beranjak dari sofa meninggalkan Rafa sendirian
Rafa tertawa kecil karena ulah Nabil yang dari kecil tidak pernah berubah

"WEY KALIAN UDAHAN MAINNYA, GANTI BAJU NTAR MASUK ANGIN TAHU RASA LO PADA" teriak Rafa dari dalam rumah

Amel berhenti berlari "tuh denger gak Rafa teriak tuh" Kinan dan Andin saling menatap kemudian kembali menatap Amel tajam
"Lo mau kaburkan? Gak usah sangkut mautin Rafa deh"

"Sangkutin kemana? Pohon salak?
Kuping lo budek ya, kenceng banget gitu masa gak denger"

"Emang lo denger tadi Din?" Tanya Kinan polos

"Kagak, wah ngaco lo combro!"

Amel mendengus "bodo amat gue mau balik, disemprot Rafa tahu rasa lo dah tahu kalo tuh anak ngamuk kek anaconda semuanya ditelen" Amel kemudian berlari meninggalkan mereka dengan tampang melongo

"Ntar kita main lagi deh, sinting tuh bocah" Andin menjambak Kinan dan menggeretnya pulang, tidak peduli dengan semua ucapan kebun binatang yang Kinan tujukan untuknya

"ADOHHHH MONYET LO AH, SAKIT ANJING!!!!" Amel dengan santainya terus berjalan dan sesekali bersiul
Tidak sampai waktu lama Andin sudah sampai didalam rumah dan tanganya masih setia menjambak rambut Kinan

"Buset, itu orang apa kambing asal tarik aja" Kinan meringis menatap melas kearah Kiran

"Ngapain meringis gitu? Mingkem dah gigi lo ntar kering" sinis Kiran

Kinan mendelik "awas lo"
Kiran menjulurkan lidah kearah Kinan yang sedang menatapnya tajam

"Combro lepasin!!!"

"Ikh kok gue baru sadar megang rambut lo"

"Lo narik gue oncom"

Andin melepaskan jambakanya kasar
"Dah ah males gue sama lo, bye!"

"Untung dah tuh anak temen gue"
Kiran yang melihat itupun langsung mendekati Kinan dan menggeret pelan tanganya untuk duduk disampingnya, ia menatap lembut Kinan seraya mengusap lembut kepalanya "masih sakit? Apa pusing?"

"Sakit, rambut gue kayak mau botak tadi dijambak sama dia" Kiran mengangguk dan terus mengelus lembut rambut Kinan

Kinan tersenyum "tumben lo manis banget sama gue"

"Diem deh ah!"

Kinan memeluk Kiran dari samping dan menyandarkan kepalanya ke pundak Kiran "terusin ya, gue ngantuk" lembut Kinan

"lo gak mandi dulu? ntar masuk angin" Kinan mendongak "gak kok , udah gak papa"

Kiran tersenyum dan kembali mengelus rambut Kinan dengan lembut
Sementara itu Rafa mengernyit heran ketika melihat Nabil bersembunyi di belakang tembok.
Nabilpun terlonjak ketika ada yang menepuk pundaknya dari belakang

"Apaan sih ah! ngapain lo ganggu gue?!" Sengit Nabil

"Kok lo yang marah sih oncom?! lo ngapain kek gitu, kayak ngintip orang mandi lo!" Nabil tidak menanggapi ucapan Rafa melainkan tetap melanjutkan aksi mengintipnya
Rafa yang penasaran mulai menyembulkan kepalanya disamping Nabil, "gue gak salah lihat kan?"

"kagetin jangan?" Nabil menarik turunkan alisnya

Rafa memukul kepala Nabil keras
"Gak usah, tinggalin aja" Nabil meringis pelan dan menatap Rafa sengit

Rafa menepuk dahinya pelan "kenapa?" Tanya Nabil

Tanpa bicara Rafa langsung mendorong Nabil menuju ke taman belakang rumah, disana sudah ada Andin yang duduk lesehan di tanah
Rafa mengelus dadanya pelan dan merangkul Nabil menuju kearah Andin

"Lama amat dog, darimana aja?" Tanya Andin

"Sorry Nabil rese tadi" Rafa kemudian duduk didepan Andin dan disusul Nabil yang duduk disampin Rafa
Andin tidak menanggapi ucapan Rafa melainkan menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan
Nabil yang heran tiba tiba Andin terdiam langsung menuju kearah pandangan Andin yang sedang menatap Rafa

Nabil tersenyum sinis "ekhem udah natepnya , copot ntar tuh mata iya iya tahu kok kalo big boss ganteng"
Andin yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangan kearah lain

Rafa mengerjapkan matanya "hah siapa yang natep gue?"

"Udah udah, langsung to the points aja ayo gue becanda kok tadi" Andin menatap Nabil tajam dan dibalas Nabil dengan tatapan mengejek

"Jadi gini Rafa kemarin gue ketemu Keyfa yang jalan sama mantannya" Rafa yang mendengar itu langsung merasakan sentakan didadanya
dan menatap kearah Andin yang sangat serius dengan ucapannya

"D-dia k-kembali"












20/4/2019

Confused SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang