XIII

30 2 0
                                    

"lo gak becanda kan?" Andin mengalihkan pandangannya ke arah Rafa

Andin menatap Nabil "gue beneran lihat dia bareng sama Keyfa kemarin, anehnya kenapa tuh orang masih mau sama si brengek itu"

Nabil menatap sendu kearah Rafa dan menepuk bahu Rafa pelan sembari tersenyum simpul "jangan nangis, gue tahu lo gak selemah itu"

Seketika mendengar perkataan Nabil , Rafa langsung berjalan mendekat kearah Andin dan memeluknya, Andin mengelus punggungnya dan menenangkan Rafa.
Ia lalu memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya agar Rafa merasakan kenyamanan

"Udah gak papa, kamu tenang aja ya" Rafa yang mendengar bisikan Andin kemudian melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya kasar

"gue kuat kok" seketika air mata Andin jatuh saat melihat keterpurukan yang ada dimata Rafa
"Gue kuat ndin gue kuat! Gue gak bakal nangis! Tapi kenapa gue nangis Andin?!" Andin langsung memeluk Rafa dengan sangat erat dan juga ikut menumpahkan tangisnya

"EH EH ITUHH RAFA DIAPAIN SAMPE KAYAK GITU?!!!" Teriak Kinan yang berlari bersama Kiran kearah teman-temannya "Nabil!!! Rafa sama Andin lo apain?!!"

Nabil menatap malas Kinan "gini lho mas, dia nangis bukan karena gue! Ya lo tanya aja sama orangnya" dengan bodohnya Kinan menghampiri Rafa dan menanyakan apa yang membuatnya menangis

"Dia kenapa bil?" Nabil menoleh kearah Kinan dan kembali menatap kearah Rafa "I think you know about this"

Kiran tersenyum "She come again,right?" Nabil mengangguk dan menghela nafas pelan

"Anehnya tidak satupun dari kita yang tahu dia kembali, dan lebih parahnya Andin tahu kalau kemarin dia jalan sama Keyfa" Kiran duduk dan menyandarkan kepalanya ke bahu Nabil, dengan pelan Nabil mengelus kepala Andin

"Apa kita harus turun tangan?"

Nabil menggeleng "jangan dulu sebaiknya kita nunggu perintah dari Amel , karena semua rahasia yang dia miliki sudah diketahui Amel"

"Kalo beg-"

"OI BANGSAT!! ITU KENAPA BIG BOSS NANGIS!! EH LO KENAPA PELUKAN SAMA KIRAN!!!" Nabil mendelik malas kearah Amel yang berlari menghampiri mereka

"Yee oncom lo! Gue tanya kok diem aja lo pada!" Amel mendekat kearah Kiran dan menoel bahunya yang membuat Kiran menoleh "itu dia kenapa?" Tunjuk Amel

"Mau tahu dia kenapa?" Amel mengangguk

"Lo inget kejadian yang membuat Rafa terpuruk sampe mau pergi keluar negeri?" Amel memegang dagunya sejenak dan mengangguk mantap

"Dia balik" singkat Nabil

Amel mengerutkan dahinya "dia? Dia siapa?" Ia berfikir sejenak dan seketika membulatkan matanya
"YA ANJIRR LO GAK BOHONG KAN?!! KOK GUE GAK TAHU!!!"

"Lo aja gak tahu Mel, apalagi kita? Andin yang lihat kemarin" jelas Nabil

Nabil menatap Amel "sekarang apa yang harus kita lakuin? Gue gak bisa mikir kali ini"

"Yang jelas jangan temukan Rafa sama dia, gue masih gak terima Rafa digituin sama dia" tegas Amel dan sekilas melihat Rafa yang sedang dipeluk Andin

"Udah terlanjur sayang malah milihnya si bangsat, udah dikecewain malah tetep mau aja diajak jalan
tuh cewek otaknya dimana sih?!!"

"Gitu-gitu dulu sahabat lo tuh" seringai Kiran

"Gue tegasin mantan sahabat!!!" Amel memukul kepala Kiran "lu kalo ngomong mikir! Tuh otak isinya apaan sih heran gue"

Pletak!

"Ya lo biasa aja dong jangan mukul kepala gue! Ini tuh buat mikir!" Amel meringis memegangi kepalanya dan menatap Nabil "yang aku dipukul sama Kiran" rengek Amel

"Utututu mana yang cakit sini aku usapin" Amel menunjuk kepalanya

Pletak!

"KOK LO GITU SIH BIL!!!!"

"Ya gue jijik lah! Suyang sayang suyang sayang congor lo enteng banget kalo ngomong!" Nabil kembali melihat Rafa yang masih ditenangkan oleh Andin dan Kinan

Amel yang melihat Kiran menertawakan langsung menatapnya tajam dan dibalas ejekan oleh Kiran
"Tawa aja teros!! Tawa! Mampus tahu rasa lo!" Amel menghampiri Andin dan mencoba menenangkannya

Nabil menggeleng pelan "kesana yuk kasihan mereka gak berhenti nangisnya" Kiran mengulurkan tangannya dan tersenyum menatap Nabil "kenapa?" Jahil Nabil

Kiran mengerucutkan bibirnya dan berjalan mendahului Nabil , ia tersenyum ketika merasakan tanganya digenggam erat, Nabil menatapnya tersenyum dan mengusap wajah Kiran pelan disertai kekehan. Mereka kemudian berlari kecil kearah teman-temannya yang masih belum berhenti menangis

"Udah deh Raf jangan nangis, kok Lo cengeng sih sekarang" Amel memukul keras bahu Kinan "apaan sih ah!" Kesal Kinan

"Ya lo mikir oncom! Itu dia sedih! Kenapa malah lu komporin sih!"

"Siapa tahu dia termotivasi dengan ucapan gue barusan"

"Motivasi dasmu! Lo makan micin berapa sachet sih!"

"Kenapa ? Mau minta? Beli dong kere amat"

"Makan tuh micin sampe mampus! Kesel gue lama-lama" Amel tidak sengaja melihat Nabil dan Kiran bergandengan tangan sambil tersenyum senang "Nan Kinan itu mereka ada hubungan ya?" Tunjuk Amel

Kinan melirik sekilas "mungkin sih, tapi bodo amat! ini Rafa gimana!!!"

"Gue gak papa kok kalem aja ya" Rafa mengusap kasar air matanya dan tersenyum kearah mereka

"Serius gak papa? Gue panik tahu gak gue anterin pulang ya itu muka lo pucet" lembut Amel mengusap pipi Rafa

Rafa memegang tangan Amel "iya gak papa, itu Andin tenangin dulu gue mau cuci muka"
Rafa melepaskan tangan Amel dari pipinya dan segera pergi kedalam rumah untuk membasuh mukanya

"Subur hidup lo! Enak banget lo sama Rafa peluk-pelukan!" Sarkas Amel

"Gue kan terbawa suasana Mel" Andin mengusap air matanya pelan

"Stress Lo! Udah gue mau nelpon seseorang dulu buat nenangin si Rafa"

Andin mengerutkan dahinya "siapa?"

"An-"

"GANDENGAN TEROS SAMPE MAMPUS"

Kiran mendelik kearah Kinan "dasar manusia yang penuh dengan iri dengki"

"YA TER-"

"LO BISA DIEM GAK SIH?!!! BUDEK KUPING GUE BANGSUL!!" teriak Amel

Kinan menutup kupingnya "YA GAK USAH NGEGAS ANJAYY!!"

"WOY LO MAU BILANG APASIH MEL! TERIAK TERIAK MULU!" Teriak Andin tepat dibelakang Amel

Andin menepuk keningnya
"Oh iya lupa, marahin tuh si kang parkir"

"Kok gua?!" Andin menampol mulut Kinan "ayo coba debat lagi, gue sumpel mulut lo pake baskom"

"Dasar kaum sirik" ejek Nabil

Kinan menatap malas Nabil,
Andin menoel bahu Amel "apaan sih? Ayo cepetan lo mau nelpon siapa?"

"Bentar ini udah kesambung" Andin mendekatkan dirinya kearah Amel

"Halo"

"Halo, iya kenapa Mel"

"Lo bisa kerumah gue gak?"

"Bisa , kenapa?"

"Ada yang mau gue omongin penting banget ini"

"Yaudah aku kesana ya"

"Ok makasih ya"

Tuuutt

"Siapa?" tanya Andin

Amel menyeringai "Anin"





3/5/2019

Confused SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang