One in a million

2.6K 209 37
                                    


"Nana.."

"Ya?"

"Bisakah kau menolongku?"

Nana spontan menggeleng, "Jika ini tentang Krist, tidak, terimakasih. Ia sama sekali tidak akan mendengarkanku,"

"Oh, ayolah! Kumohon.."

"Baiklah, apa?"

...

Singto tidak menjawab dan hanya menatap kosong muka Nana.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Singto mengedipkan matanya, "Tidak. Aku sedang berpikir."

Nana menepuk jidat, "Astaga! Jadi kau belum tahu?"

"Bukan. Hanya saja.."

"Apa?"

Singto menyeringai licik, Nana bergidik. "Singto.. kau kenapa?"

"Katakan saja padanya tentang keadaanku sekarang,"

"Hah?"

"Apa?"

"Hanya itu?"

Singto mengernyit, "Ya, ada masalah?"

"Kau serius tidak sih.." Nana menggelengkan kepalanya.

Singto tertawa geli, "Kau lupa. Bukankah kau sendiri yang mengatakan 'apa yang akan dilakukan Krist jika melihat dirimu seperti ini?'?"

"Astaga!" Nana menepukan tangannya lalu mengangguk. Singto memang jenius.

"Baiklah, akan aku lakukan. Lalu bagaimana?"

Senyuman licik kembali menghiasi wajah Singto, "Aku yang akan menyelesaikannya."

Sekarang Nana sudah benar-benar tertawa sampai bahunya naik turun. Ia tidak sabar sekali melakukan rencana Singto. Ah, jadi sekarang Nana berada di pihak Singto?

***

Krist hanya meratapi punggung Singto yang semakin hilang dari pandangannya. Ia sangat khawatir sekali. Tapi ia tidak bisa melakukan apapun.

Ponsel di sakunya bergetar. Nana.

"Ya?"

"Kau di mana, Krist?" sahut Nana dari seberang.

"Aku di perpustakaan. Kenap--?"

"Tunggu aku! Jangan ke mana-mana. Ada sesuatu yang harus kau ketahui.."

Nana mematikan sambungannya begitu saja. Krist kembali menatap ponselnya sambil mengernyit heran. Kenapa sahabatnya itu senang sekali membuatnya bingung? pikir Krist.

"Krist!"

Beberapa menit kemudian Nana sudah berada di samping Krist lalu menariknya ke bagian perpustakaan yang paling dalam dan sangat jarang dilalui oleh para mahasiswa. Nana sangat totalitas sekali dalam melancarkan usahanya agar berhasil. Mukanya sangat serius sekali padahal sudah sejak tadi ia ingin berguling-guling di lantai dan tertawa terbahak-bahak. Namun tidak Nana lakukan karena rencananya akan gagal dan dia akan ditelan Singto hidup-hidup.

"Kau kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Krist bingung.

Sekarang Krist dan Nana sudah sampai di bagian yang sangat sepi. Nana menghirup napas dalam-dalam. Lalu menghelanya dengan dramatis. Ia harus berhasil.

"Aku tidak tahu apakah harus mengatakannya padamu atau tidak.."

"Apa?"

Mata Nana berkaca-kaca, "Singto.."

A Million What IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang