seven

538 59 16
                                    

Maaf untuk slow update ya, 🌝

happy reading!♡

Sebenarnya ada yang mengganjal di hatiku sejak pagi tadi, entah apa.. -miso

🌻🌻🌻🌻

"There is only one happiness in this life, to love and be loved" -george sand

-5°c -- seoul, south korea

Rasanya benar benar dingin hingga terasa menusuk pori pori kulit, jaket tebal yang sekarang kukenakan benar benar sangat membantu di cuaca seperti ini, ingin rasanya bolos untuk hari ini sambil menikmati dinginnya seoul.

"Huftt" kutiup poni yang mengahalangi mataku, kuloloskan tangan dari kantong jaket yang cukup membuat jari jariku kebas di dalamnya

Perjalanan ke sekolah cukup menenangkan sebelum mendapat pandangan yang cukup membuat mata sekaligus hatiku panas bahkan hawa dingin di sertai angin yang berhembus sama sekali tak mempan.
Para orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah sambil memberi pelukan hangat sebelum anaknya memasuki gerbang, rasanya kakiku berat untuk di langkahkan kembali

"Tch, manja"
Bukankah mereka sudah cukup besar untuk di perlakukan seperti itu?

Sepersekon setelah mengatakan kata kata yang sebenarnya hanya menutupi rasa iri yang membakar hati tak menutupi kemungkinan bahwa rasanya ingin di perlakukan sama.

"Hei, melamun memikirkanku ya?"
Demi dewi di planet pluto, kenapa di pagi hari Tuhan sudah mengirimkan manusia super percaya diri di sampingku terlebih lagi sedang menaruh tangan kekar berotot di bahu kecilku

"Hello sir? Bisakah singkirkan tangan berdosamu di bahuku atau aku akan berteriak disini?" Tatapku penuh kejam, hingga akhirnya ia tertawa sampai terbatuk batuk tersedak ludahnya sendiri.. hal itu cukup menyita tatapanku

Dia kembali lagi--

"Maaf nona, tapi sepertinya tanganku sudah merekat di baju seragammu"

Dengan cepat ku cubit kulit perutnya yang tertutupi baju kaos itu, terserah setelah itu ia akan merintih kesakitan karena cubitanku

"Aw! Kim!"

"Maaf sir, tapi kau yang memulai duluan"
Kataku sambil beranjak meninggalkannya yang sedang memegang perut

Alih alih kabur darinya, dengan cepat tas yang sedang merangkul bahuku di tarik hingga hampir membuatku terjatuh kalau saja tidak sesegera mungkin menyeimbangkan diri

"Kim, kau tidak merindukanku?"

-deg

"Apa harus? Bukankah kau yang meninggalkanku hari itu dan mengatakan bahwa aku harus melupakanmu? Bahkan kau bilang bahwa aku harus membencimu, bukankah begitu jeon?" Suasana seketika berubah hening rasanya berada di ruangan tanpa ada orang di sekitar, suara bising bahkan tidak lagi terdengar di telinga

"Maafkan aku, sungguh hari itu aku tidak bermaksud menyakitimu" bisa kulihat matanya terlihat redup, warna hitam di bawah matanya terlihat cukup jelas

"Hari itu aku ingin kau membenciku karena--"
Ucapannya terhenti, dan kemudian menundukkan kepalanya

Kuraih rahang tegas miliknya lalu menaikkan kepalanya untuk menghadapku, tampak berbeda.. wajahnya terlihat tidak secerah saat aku menatapnya terakhir kali, pipi gembulnya yang dulu selalu senantiasa bersedia untuk di cubit sekarang telah hilang, yang tersisa pipi tirus yang membentuk cekungan kedalam yang tercetak jelas. Bahkan rambut di wajahnya mulai tumbuh, terlihat kumis tipis di atas permukaan kulitnya. Bahkan surainya terlihat acak acakan, apa yang terjadi padanya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang