Part 13

98 4 1
                                    

Yang kau ciptakan 2
(September)

Duniaku hancur menjadi berkeping-keping. Bom yang kutunggu akhirnya diledakkan olehmu sendiri. Pada akhirnya, dibalik seribu diammu kaupun meninggalkanku. September itu, menjadi September yang membuatku kehilangan diriku sendiri, akhirnya kata 'pamit' muncul dari pesanmu untukku.

Aku, yang kala itu mencoba tabah hanya bisa mendoakan kebaikan untukmu berulang-ulang maaf kau ucapkan. Aku dipaksa untuk menerima apa yang tidak bisa diterima, aku dipaksa melepas apa yang tidak ingin ku lepas . septrmber kala itu, menjadi September yang tragis, sekali lagi. Kau yang ku piker akan menjadi akhir dari bahagiaku, ternyata kau juga yang memorakporandakan duniaku. Langitku runuh kala itu, rasaku tak tahu harus ku apakan.

Berkali-kali aku memintamu untuk memulai lagi, tapi berkali-kali kau menolak. Aku hancur. Septemberku menghancurkanku sekali lagi. Dan kaulah sebab dari semua itu. Aku kira, kau hebat dalam mencipta bahagia, ternyata tidak. Kau hebat dalam mencipta luka. Kau buat menjadi berkeping-keping hatiku.

Aku kembali menjadi rapuh. Kau bilang harusnya ini bisa menjadi pelajaran, kau bilang yang sudah ya sudah. Semudah itu kau mengucap. Hingga akhirnya kau bilang kau mendapatkan sebuah karma . lagi-lagi kau bilang doaku terkabul oleh sang pencipta. Tuan yang selalu aku hormati, dengarlah aku bicara 'aku tidak pernah mendoakan keburukan-keburukan untukmu, aku selalu berdoa untuk kebaikanmu karena rasaku masih terlalu besar untukum, tuan'

Dan kau bilang ; 'cukup, jangan lagi bicara soal rasamu padaku.'
'mengapa tuan, mengapa ? apa kau merasa bersalah setelah apa yang kau perbuat ?, jika memang iya, mengapa kau tak bertanggung jawab ? mengapa kau perlakukan ini padaku, mengapa kau perlakukan aku sama seperti wanita-wanita jalang disana ?

Lagi-lagi kau bilang 'aku tak pernah menganggapmu seperti wanita-wanita jalang itu, jangan berfikir yang lain-lain, suatu saat jika memang takdir menuntun kita bersama kita akan sama-sama. doamu yang pertama sudah dikabulkan semoga doamu yang lain dikabul pula, mengapa kamu selalu memaksakan kehendak ?' katamu waktu itu.

Tuanku yang masih selalu aku hormati, bukan aku memaksamu. Hanya saja ucapan-ucapanmu itu terdengar kau terlalu memudahkan segalanya. Kau terlalu mudah membuang wanita yang masih mencintaimu, kau terlalu mudah membuang wanita yang sungguh-sungguh ingin bersamamu. Kau terlalu mudah menciptakan luka untuk perempuan yang masih mengharap belas kasihmu.


Meskipun kau sudah berkata pamit,

Menyapa menjadi hal yang rumit

Aku masih menunggumu dibalik jerit


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

K I T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang