C-13

336 21 6
                                    

Author's POV

Bella duduk sendirian di dalam kelas, pagi ini dia berangkat lebih pagi dari biasanya. Dia menunggu teman temannya datang dengan membaca novel kesukaannya. Dia membaca halaman per halaman  novel itu. Bella sangat menyukai novel fiksi daripada novel percintaan. Well,Bella bukanlah tipe gadis yang layaknya gadis gadis lain punya.

"Pagi" bella tersentak saat ada yang menyapanya tiba tiba. Dia mencari ke arah sumber suara,tapi dia tidak menemukan apapun. Dia kembali membaca novel nya.

"Pagi" sapa seseorang misterius lagi. Dan saat dia menengok kebelakang, ada Anggit si murid baru disana sedang duduk di bangku belakang Bella.

"Astaga" ujar Bella terkejut.

"Kaget huh?" Tanya Anggit. Bella hanya mengangguk dan kembali membaca novel nya. Anggit memperhatikan Bella dari belakang.

"Ada apa kau kesini?" Tanya Bella risih.

"Tidak boleh?" Tanya Anggit lagi.

"Tidak!"jawab bella tegas.

"Kenapa kau tidak sopan dengan ku?aku kan Kaka kelasmu" jelasnya.

"Memangnya aku harus sopan dengan semua Kaka kelas? Kau saja tidak sopan denganku" Bella memutarkan bola matanya pertanda tidak suka.

"Pergi" gerutu Bella.

"Tidak mau" ujar Anggit.

"Kubilang pergi!" Gerutu Bella kesal.

"Baiklah baiklah. Sampai jumpa" Anggit segera pergi meninggalkan Bella. Bella hanya menghembus napas berat.

Tak lama kemudian keempat temannya datang.

"Selamat pagi bel!" Sapa Fadil saat memasuki kelas. Bella tersenyum.

"Juga" balas Bella.

Mereka segera menaruh tasnya di atas bangkunya masing masing.

"Ada apa Kaka kelas itu ke sini?"tanya Angga.

"Tidak tahu, tidak jelas. Dan tidak waras" ucap bella malas.

"Eh?" Gumam keempat temannya.

"Dia tiba tiba datang dan menyapaku. Sehabis itu dia memperhatikan ku. Dasar aneh" ujar Bella memutar bola matanya.

---------

Bella's POV

Aku memijit layar handphone ku. Membuka beberapa sosial media yang terdapat di handphone ku ini. Saat sedang seru serunya aku membuka sosial media,tiba tiba ada nomer tak dikenal menelpon ku. Awalnya aku ragu dan aku menolak nomer ini. Tetapi nomer ini meneleponku berkali kali. Dengan malas akhirnya aku mengangkat nya.

"Halo" aku terkejut bukan main. Aku kenal suara ini. Ya. Ini adalah suara Anggit si Kaka kelas aneh itu. Aku langsung menutup telponnya. Namun dia langsung menelpon ku lagi. Aku kembali menutupnya. Dan lagi lagi dia menelpon ku,dengan kesal aku mengangkat nya.

"Ada apa?bisakah kau tidak menganggu ku!"ucap ku kesal.

"Hey hey hey, aku tidak mengganggumu. Aku berada didepan apartemenmu."

"Apa?darimana kau tau alamat ku?mau apa kau datang ke sini?"

"Bukakan saja dulu pintunya"

"Tidak mau,pergi sana"

"Bukakan. Atau aku akan menyelundup masuk"

"Silahkan saja,kau tak akan bisa"

Aku langsung menutup telpon nya.
Lalu tiba tiba ada yang mengetok pintu kamarku.

Astaga apa itu dia..gumam ku dalam hati. Saat ini aku bimbang,haruskah aku membukanya atau membiarkan dia didepan sana.

"Bukalah pintunya" oh benar itu dia.
Aku beranjak dari ranjang ku untuk membuka pintu.

"Darimana kau bisa masuk?kau tau password nya?" Tanya ku sembari berkacak pinggang.

"Aku tau segala sesuatu tentang mu" balasnya memberikan senyuman sinis.

"Apa maumu?" Tanyaku dingin.

"Aku mau kau" balasnya yang tidak ku mengerti. Ah masa bodoh. Dia benar benar aneh. Aku kembali memainkan handphone ku. Dia memperhatikan ku.

"Kau cantik" ucapnya yang ku balas dengan memutarkan bola mata ku.

"Namun sayang,kau belum mengetahui apa yang sebenarnya" ucapnya yang lagi lagi tidak ku mengerti.

"Apa mau mu?bisakah kau pulang sekarang?" Tanya ku lagi sambil menatapnya sinis.

"Kau tidak memberiku minum?" Jawabnya. Siapa dia?datang tanpa ku undang lalu seenaknya minta minum.

"Kau bisa ambil sendiri di dapur" ucapku malas.

"Tapi aku ingin meminum mu. Meminum darahmu" ucapnya dengan nada yang kali ini dingin. Ku lihat matanya berwarna merah.

"Ma- maksudmu?"tanyaku takut. Dia mengabaikan ku.

Dia mendekat ke arahku. Sontak aku mundur dari posisi duduk ku. Namun dia tetap mendekat, tatapannya menandakan dia sedang dikendalikan oleh nafsu.

Kulihat dua buah taring di balik bibirnya. Aku terus mundur,namun sialnya aku sudah dipojok ranjang ku. Aku tidak bisa bergerak kemana mana lagi. Aku terjebak.

Dia merangkak di atas ranjang ku. Semakin dekat dan semakin dekat. Jarak kami hanya beberapa cm saja. Lalu dia mendekatkan wajahnya ke leherku.

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Aku menahan dadanya agar dia tidak lagi mendekat. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya dileher ku. Aku benar benar takut sekarang. Dia menciumi leherku,dan tiba tiba sesuatu yang sangat tajam menembus leherku.

"TIDAKKK!!!"

Aku terbangun dari tidurku.  Oh ya ampun ini hanya mimpi buruk. Aku berkeringat dingin. Sungguh mimpi itu terasa sangat nyata.

Ciaa cuma mimpi. Udah geregetan kan?ya kan?ya kan?hahahaha.

Maap kalo ada typo,terlalu males buat baca ulang.

Budayakan voment sehabis membacaaaa!!

👋

28-01-19//.

Teen VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang