6. HER: Falling - Vergiss Mein Nicht

7.5K 1K 54
                                    

Seoul 18.30 KST

Suatu hari, seorang gadis cantik dengan sebuah gaun berwarna merah muda berjalan menggandeng tangan seorang laki-laki dengan erat. Ia sedikit bersembunyi di belakang punggung pria dewasa yang mengenakan setelan tuxedo dengan rapi.

"Ayah," panggilnya.

Pria itu menoleh ke belakang dengan senyuman di bibirnya. "Iya, sayang?"

Gadis itu terhenti sejenak kemudian menunduk, menatap sepatunya. "Apakah aku cantik?"

Kedua alis pria itu terangkat, tertarik dengan pertanyaan putrinya. "Hm? Tentu saja kau sangat cantik." Ia berlutut dengan lutut kirinya dan menggenggam kedua tangan putrinya dengan lembut. "Kenapa putri ayah bertanya seperti itu?"

Gadis itu menatap ayahnya ragu. "Itu... aku takut bibi Irene tidak mau menjadi ibu Jennie karena Jennie jelek."

Kalimatnya mengundang tawa renyah pria itu. Tanpa ragu, pria itu menangkup pipi kanan putrinya. "Mau ku katakan sebuah rahasia?"

"Apa itu, ayah?"

"Bibi Irene bilang, dia tidak pernah bertemu dengan gadis secantik dirimu."

Seattle 18.30 PST

Seorang gadis kecil duduk sendirian di meja makan dikelilingi dua pelayan perempuan di belakangnya. Ia mengayunkan kedua kakinya dengan riang dan senyuman manis tersinggung di bibirnya. Dia tidak sabar menantikan kehadiran seseorang.

Kemudian salah seorang pelayan berambut pirang mendekatinya dan mengatakan, "Maaf nona, Nyonya Irene tidak akan di rumah untuk beberapa hari."

Gerakan kaki gadis itu terhenti lalu menatap pelayan pirang bermata biru itu dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa?"

Pelayan itu hanya tersenyum. "Beliau sedang bekerja, nona."

"Kenapa ibu selalu bekerja?" tanya gadis itu polos.

"Tentu saja untuk membuat nona bahagia."

Gadis itu terdiam. "Jadi, bahagia itu seperti ini? Sendirian itu bahagia?"

Pelayan itu terkesiap mendengarnya. Ia tidak bisa menjawab karena si gadis kecil sudah memalingkan tatapan darinya.

Seperti malam sebelum-sebelumnya, gadis itu menyantap hidangan dalam keheningan.

Seoul 10.30 KST

"Jennie, kau bisa membuat boneka salju?" Perempuan cantik itu bertanya dengan senyum lebar pada gadis yang digandengnya dan berjalan bersama di tengah hamparan salju.

"Aku bisa membuatnya," jawab Jennie dengan riang kemudian ia bergegas mengumpilkan salju dengan kedua tangannya dan membuat bola-bola salju lalu menumpuknya. "Selesai!"

"Wah! Kau pintar sekali," puji Irene lalu membelai kepala Jennie dengan lembut. "Kau sedang membuat permohonan?" tanyanya ketika Jennie menangkupkan kedua tangan dan memejamkan mata.

"Eum."

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku harap bibi Irene menjadi ibuku."

Seattle 09.30 PST

Lisa duduk di di atas karpet di depan jendela kamar dengan tirai yang terbuka lebar bersama seorang pelayan berambut pirang dan bermata biru. Tangan kecilnya terlihat sedang berusaha melipat kertas persegi berwarna kuning dengan instruksi dari pelayan itu.

HER - LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang