5. HER: Falling - Survive

7.3K 1K 50
                                    

Suatu saat, Lisa pernah menyadari bahwa semakin dia mengejar kebahagiaan, kebahagiaan itu semakin menjauh darinya. Seolah Tuhan tidak akan membiarkan Lisa menyentuh sejengkal dari hal itu.

Lisa lelah berharap hanya untuk mendapatkan sejengkal kebahagiaan. Apakah Tuhan sedang mengujinya selama ini? Lisa tidak pernah menanyakannya pada Tuhan karena Dia tidak akan pernah menjawabnya.

Lalu ada titik dimana Lisa bertekad untuk tidak mengharapkan apapun karena Lisa tahu semua itu akan sia-sia.

Hingga Tuhan mengujinya kembali dengan kematian Hyeyoung, kepala pelayan keluarganya. Saat itu umur Lisa menginjak sepuluh tahun. Dia terpukul dan hari-harinya menjadi lebih hampa dari pada sebelumnya.

Lisa rindu ketika wanita tua itu berbicara lembut dengannya.

Lisa rindu ketika wanita tua itu tersenyum padanya.

Lisa rindu ketika wanita tua itu mengelus kepalanya hingga tertidur.

Tidak akan ada lagi orang yang menyayangi Lisa seperti Hyeyoung menyayanginya. Tidak akan ada lagi orang yang memberi Lisa setitik kecil harapan seperti apa yang Hyeyoung berikan padanya.

"Eomma tidak pergi ke gereja untuk mengantarkan kepergian Hyeyoung-halmeoni?"

Gadis itu tercengang ketika ia melihat ibunya dalam balutan pakaian kerja sedang memakan sarapannya di ruang makan yang hanya ada dia dan Irene di sana. Sedangkan ayahnya sedang di Paris untuk perjalanan bisnisnya dan Jennie masih ada di sekolahnya.

Irene menghentikan suapannya, menatap Lisa dengan tatapan dinginnya. "Aku sudah mengirimkan karangan bunga untuknya, Lalisa."

"Tidak bisakah kita datang?" Potong Lisa ketika Irene akan menyuap makanannya sekali lagi.

Namun denting sendok dan garpu terdengar satu detik kemudian dan Lisa tahu bahwa ia sedang dihadapkan dengan batas kesabaran ibunya.

"Aku ada pekerjaan, kenapa kau memintaku untuk datang? Dia hanya pelayan!"

Ucapan itu pelan namun terdengar sangat menyakitkan bagi Lisa. Hyeyoung bukan hanya seorang pelayan baginya. Hyeyoung lebih dari itu. Seseorang yang memberinya harapan dan menjauhkannya dari kehampaan. Apakah ibunya tidak mengerti?

"Kalau begitu." Lisa menelan ludahnya gugup lalu melanjutkan dengan kepala menunduk, "apa aku boleh pergi?"

Terjadi kesunyian cukup lama di antara mereka sementara Irene memejamkan matanya untuk mengendalikan amarahnya. Lalu suara wanita itu terdengar dengan jelas di telinga Lisa. Dingin dan menyakitkan.

"Kau tidak tahu posisimu di rumah ini?"

Lisa mendongak, menatap Irene dengan tatapan mata penuh Luka. "Aku anakmu," lirihnya.

"Ya," balas Irene dingin. "Karena itu aku membencimu."

Mungkin Tuhan memang membuat kesalahan dengan membiarkannya lahir di dunia ini.

HER: Falling

Pertama kali menginjakkan kaki di ruang makan, Lisa disambut dengan semua pasang mata yang menatapnya dengan lekat. Setiap orang memandangnya dengan cara pandang yang sama dan Lisa tidak tahu apa artinya. Bahkan Jennie, kakak perempuannya dan Jisoo, sepupunya juga terlihat sedikit berbeda dari biasanya.

"Maaf membuat kalian menunggu."

"Bagaimana demammu, Lisa-ya?" Jisoo membuka pembicaraan dan menghampirinya. Gadis itu menuntun Lisa untuk menempati kursi di samping Jungkook yang berseberangan dengan kursinya sendiri.

HER - LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang