"Sebenarnya ini sedikit membingungkan."
"Apa yang membuatmu bingung?"
"Perasaanku."
"Perasaanmu? Apa yang kau rasakan?"
"Kau tahu? Setiap kali aku mengetahui sebuah kebenaran baru tentangku, rasanya menyakitkan."
"Kau bisa menanganinya?"
"Kau bercanda? Aku ingin menyerah sekarang."
HER: Falling
Lisa mengenang kembali, saat dimana dia mendapatkan peralatan lukis untuk pertama kali. Entahlah, mungkin saat itu tujuh atau delapan tahun yang lalu, seseorang mengirimkan sebuah buku gambar dan berbagai macam alat untuk mewarnai dalam sebuah kotak kado berwarna merah muda. Kemudian di atasnya, secarik kertas tertulis dengan rapi berisikan,
Happy Birthday, sweetheart.
Love, R.Buku gambar yang memiliki sampul dipenuhi bunga-bunga berwarna biru. Dan ketika tangannya menyentuh permukaan sampul itu, sepertinya itu adalah lukisan tangan seseorang. Di pojok kanan bawah, sebuah tulisan yang sedikit sulit Lisa baca hingga membuat lidahnya berbelit. Itu bukan bahasa Inggris dan bahkan bukan bahasa Korea.
"Ver.. giss.. me.. inn.. nichht."
Setelah itu, tahun berikutnya ia mendapatkan sebuah kanvas dan puluhan kuas lukis dengan berbagai macam ukuran disertai cat warna-warni. Dan tidak lupa sebuah kartu ucapan dengan nama pengirim yang sama.
Don't you think those blue flower is pretty?
Love, R.Lisa mengalihkan pandangannya pada satu keranjang bunga berwarna biru yang ada di atas meja belajarnya. Ia beranjak mendekat lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh bunga itu dengan hati-hati.
"Aku akan mengucapkan namamu saat aku bisa mengatakannya dengan benar," bisik Lisa lalu tersenyum kecil. "Di rumah hanya ada pelayan, kau harus menemaniku. Oke?"
Tahun berikutnya Lisa mendapatkan sekotak penuh cat minyak warna-warni namun dia tidak mendapatkan bunganya untuk tahun ini.
I can't find those pretty flower for you this time. I'm sorry, sweetheart.
Love, R.P. S.
Would you like to be a painter?Lisa tersenyum kecil ketika membacanya. "Someday, I'll give those Vergissmeinnicht for you."
Di tahun berikutnya bertepatan dengan kehadiran Michael sebagai asisten pribadinya, Lisa mendapatkan sekotak penuh cat warna-warni lagi. Dan satu keranjang besar bunga biru bertengger di atas mejanya lagi.
I'll always be with you.
Love, R."Nona?" Michael masuk ke dalam kamarnya. "Makan siang sudah siap."
"Setelah ini bisakah kau mengantarkanku ke makam nenek Hyeyoung?" Tanya Lisa tanpa menatap Michael. "Aku ingin memberikan bunga ini untuknya."
"Tentu saja, Miss."
Tahun-tahun berikutnya Lisa tidak pernah mendapatkan hadiah dari orang itu lagi. Sebagai gantinya, ia akan meminta Michael untuk menemaninya membeli peralatan lukis yang dia butuhkan. Dan Michael akan selalu mengajaknya ke toko bunga dengan alasan,
KAMU SEDANG MEMBACA
HER - Lizkook
RomanceLalisa Kim. Saat semua orang mengatakan bahwa aku beruntung menjadi bagian dari keluarga 'Kim', apa akan berdosa kalau aku mengutuk takdir itu? Kalau aku boleh memilih, biarkan aku melepasnya dan melangkah sedekat mungkin dengan 'kebahagiaan'.