12

19 2 0
                                    

Aku pun ke kelas dan langsung mengambil air botol ku dan minum. Setelah minum aku pun keluar kelas, di teras kelas ada kaka tata sedang duduk sendirian, aku pun menghampiri kak tata
"Permisi kak" kata ku sopan
"Iya de" jawab nya
"Hmm.. Ganggu yaa kak?" tanya ku ragu
"Ohh engga de, santai aja" jawab nya tersenyum
Aku hanya menunduk malu
"Gak pegel apa berdiri aja" kata nya sambil tersenyum tipis
"Hehe iya, boleh duduk kak?" tanya ku malu
"Ya boleh lah, gak ada yg ngelarang kok" jawab nya terkekeh
Aku pun duduk di sebelah kak tata, cowo yg terkenal ganteng nya and plus galak nya juga, aku pun canggung bersama nya
"Udah banyak tah?" tanya nya memulai pembicaraan
"Banyak apa kak?" tanya ku tak mengerti
"Ttd" jawab nya
"Baru 12 kaka osis kak" jawab ku melihat buku ku
"O iya, boleh minta tanda tangan kaka?" tanya ku ragu
"Ada syarat" jawab nya dengan nada jail
"Apa kak?" tanya ku menoleh ke arah nya
"Kamu ttd dulu di buku kaka ini" jawab nya menyodorkan buku nya
Aku mengerutkan kening ku tak mengerti itu buku apa
"Buat apa kak?" tanya ku
"Kenang kenangan" jawab nya
"Ohh.. I..iyaa" jawab ku gugup
Aku pun mendatangani buku nya kak tata dan sebalik nya kak tata pun mendatangani buku ku
"Guru guru udah belum?" tanya nya menatap ku setelah selesai ttd dan menyerahkan buku ku
"Belum" jawab ku menggeleng
"Yaudah sini kaka anter" jawab nya menarik tangan ku
Kami pun ke ruang guru, dengan di temani kak tata aku meminta ttd guru guru yg di bantu juga sama kak tata, akhir nya hampir semua guru aku dapat kan ttd berkat bantuan kak tata, kami pun keluar dari ruang guru
"Hmm.. Makasih yaa kak" kata ku tersenyum
"Iya sama sama" jawab nya tersenyum
"O iya kaka pergi dulu yaa ada urusan" pamit nya sopan
"Iya kak, sekali lagi makasih" jawab ku tersenyum tulus
"Iya, assalamulaikum " jawab nya tersenyum lebar dan pergi meninggalkan ku
"Waalaikumussalam" jawab ku
Saat ku ingin melangkah kan kaki ku, ku melihat sahabat sahabat ku berlari ke arah ku
"Huhh.. Ternyata lo di sini vik" kata intan setelah sampai sambil mengatur nafas nya
"Lelah banget nyariin kamu vik" sambung amar setelah mengatur nafas nya
"Iya ngilang aja sih lu" tukas isal
"Emang ada apa sih?" tanya ku polos mengernyitkan kening ku tak paham
"Eh gue tadi minta ttd kak agus, dan lo.." jawab intan menggantung
"Aku apa?" tanya ku bingung
Trio ini malah menatap ku sulit di artikan
"Kita minta ttd kak agus tapi harus bawa kamu ke dia" jawab amar
"Maksud nya?" tanya ku benar benar bingung
"Kalo mau ttd harus nyari nama nya vika dan suruh ia minta ttd nya dulu" sambung isal
"Jadi pleasee yaa lo ikut kita ke kak agus, lumayan juga kan lo bisa minta ttd nya" jawab intan dengan ala membujuk nya
"Gak" jawab ku datar
"Hah? Kok Engga sih?" tanya trio itu barengan
"Males, gapapa gak dapet ttd nya juga" jawab ku enteng
"Ihh vik pleasee yaa" ala manja intan
"Iya vik kali ini aja yaa" sambung isal, dan apa yg mereka lakukan menunjukan wajah yg memelas nya, aku tak tega tapi aku bersihkeras tak ingin menemui nya lagi
"Gak, bilangin sama kak agus aku gak mau, jangan maksa orang" jawab ku kesal
Di tengah obrolan, segerombolan cewe datang ke arah kami, mungkin dari gugus lain pikir ku
"Permisi, kamu vika kan?" tanya salah seorang dari mereka
"Iya" jawab ku
"Tolong ikut kita yaa" pinta nya
"Kemana?" tanya ku
"Ak pengen minta ttd kak agus harus bawa nama nya vika dulu, dan akhir nya kamu ketemu jadi ikut kita yaa" mohon nya
"Tuh kan bener vik, kak agus persyaratan nya bawa kamu" sambung amar
"Ini kak agus apa apaan sesuka hati dia aja" gerutu ku
"Ikut kita yukk" pinta nya lagi
"Maaf aku gak bisa" jawab ku sinis
"Pleasee yaa vika" mohon mereka
"Gimana jadi vik?" tanya isal
"Maaf aku gak bisa" jawab ku dingin
"Udah ah yuk" jawab salahsatu dari mereka langsung menarik tangan ku paksa
Saat tangan ku di tarik, seseorang menepis nya, aku melongo saat mendapati cowo kongslet yg menepis tangan mereka yg memaksa ku
"Kalian gak denger apa dia bilang gak mau" cerocos cowo kongslet
"Ganteng juga dia" bisik mereka
"Aku cuman mau ajak dia minta ttd doang kok" jawab salah satu dari mereka
"Tapi dia kan gak mau jadi jangan memaksa" tekan cowo kongslet
"Lo siapa nya? Sok care" jawab intan ketus
"Gue pacar nya kenapa?" jawab Cowo kongslet itu penuh penekanan
"Hah? Pacar??" seru trio itu kek paduan suara
Aku tersontak kaget saat ni cowo ngaku ngaku pacar lagi, jujur aku sebel sama sikap so akrab nya ini
"Iya pacar" jawab nya dengan nada tinggi
"Udah ah beb, dari pada di paksa sama mereka, mending cari ttd nya bareng aku aja" kata nya langsung menarik tangan ku dan pergi di hadapan mereka
Ya, sepanjang jalan aku gak bicara, bukan nya aku bisu tapi males ngeladenin nih cowo
"Beb" sahut nya
Aku tak mendengar kan nya aku tetap di posisi ku diam
"Beb" sahut nya lagi agak tinggi
"Apaan sih, bikin telinga ku patah aja!!" jawab ku kesal sambil menutup telinga ku yg tertutup hijab dan mengelus nya
"Hehe sorry beb, abis kamu di sahutin diem aja" jawab nya cengengesan
Aku tidak merespon nya
"Beb aku mau tanya" kata nya
"Apaan" jawab ku ketus
"Waktu pagi kamu bareng sama cowo itu siapa beb?" tanya nya
"Bukan urusan kamu" jawab ku sinis
"Ih beb aku nanya beneran" rengek nya
"Temen" jawab ku datar
"Syukur lah" jawab nya lega mengelus dada
"Maksud?" tanya ku bingung
"Aku cemburu beb, syukur lah kamu masih setia ama aku" jawab nya dengan senyum jail nya lebar
"Idihh" kata ku bergidik
"Beb kamu ttd osis dapet berapa?" tanya nya menoleh ke arah ku
"13" jawab ku dingin
Apa yg dia lakukan, dia malah senyam senyum sendirian menatap ku
"Kesambet apa lagi nih anak?" tanya ku bingung
"Kamu lucu deh" jawab nya dengan ala senyum manis nya yg bisa membuat hati cewe meleleh kecuali aku tak kan mempan
"Apaan gak jelas" jawab ku
"Kamu tuh lucu banget makin cinta deh" jawab nya alay, mulai lah dramatis nya
"Udah ah" jawab ku meninggalkan nya
Dia pun masih mengikuti ku
"Kamu gak cape apa ngikutin terus?" tanya ku kesal
"Sampai ke ujung dunia juga aku gak cape kok Beb asal sama kamu" jawab nya dengan nada alay nya
"Terserah" jawab ku datar
Dan aku pun melanjutkan perjalanan entah kemana tanpa arah, dan ni cowo kongslet masih membuntuti ku dan seperti biasa ni cowo ngedumel sepanjang jalan

Benci Bilang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang