Ratusa sedang berhadapan dengan Afka. Afka sudah tidak sabaran mendengarkan apa yang ingin Ratusa katakan padanya. Mereka tengah berada di depan teras rumah.
Afka masih belum mengetahui jika gadis yang berada di hadapan nya itu adalah Ratusa. Afka masih menganggap gadis itu adalah Noura adiknya.
"Sebernya lo mau ngomong apasih dek? Gue sampe di gerumuti nyamuk nakal nih."
Plak!
Afka memukul nyamuk yang hinggap di lengan nya. Namun nyamuk itu lolos kabur.
"Tuh kan nyamuk nya gigitin gue terus," gerutu Afka.
"Kasian kak nyamuk itu butuh asupan minuman. Dan nyamuk itu butuh darah lo,"
Afka menatap serius pada Ratusa. "Sejak kapan jawaban lo ganti, biasanya kan lo selalu bilang. Jangan mukul nyamuk kak, karna nyamuk juga makhluk hidup yang punya nyawa," ucapnya.
Ratusa telah salah berucap, dan dia mencoba mencari alasan lain. "Eh- itu kak, mungkin gue lupa," ucapnya.
Afka hanya mengangguk-angguk tidak begitu memperdulikan ucapan Ratusa.
"Terus lo mau ngomong apa sama gue, gue udah ngantuk,"
Ratusa menghela napas. "Ya udah kak, mungkin lain waktu gue cerita sama lo,"
"Emang yang mau lo omongin sama gue penting?"
"Penting kak, tapi kalau lo udah ngantuk, tidur aja kak. Lagian gue juga udah ngantuk banget," ucap Ratusa.
Afka mengangguk. Lalu dia merangkul Ratusa mengajaknya masuk ke dalam rumah. Sebelumnya Afka mengunci pintu terlebih dahulu.
Kenapa gue di kelilingi sama orang-orang yang begitu baik. Noura beruntung banget punya kakak yang sesayang kayak kak Afka.
Maafin gue Noura. Gue emang nggak kenal siapa lo, tapi gue ngerasa kalau lo perempuan paling baik.
Afka mengantarkan Ratusa terlebih dahulu ke kamarnya.
"Selamat tidur adek gue yang paling comel," ucap Afka.
"Selamat tidur juga kak," balas Ratusa.
Lalu Afka masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Ratusa mengunci pintu kamarnya. Ratusa menghampiri tempat di meja belajar yang ada di sana.
Di atas meja belajar itu ada foto Noura dan Shaddan. Dia meraih bingkai foto itu. Memandang wajah Noura dan Shaddan saling bergantian.
"Masih nggak nyangka ternyata muka gue bener-bener mirip banget sama Noura." ucapnya dengan tersenyum.
"Gue sadar, mungkin Noura lebih baik dari gue. Muka kita emang sama tapi sifat kita beda,"
Tiba-tiba Ratusa teringat akan Shaddan. Di mana dirinya mengatakan yang sebenarnya pada Shaddan jika dirinya bukan Noura melainkan Ratusa.
Ratusa dapat melihat di kedua mata lelaki itu ada rasa kecewa dan tidak percaya ketika kenyataan pahit menghampirinya.
"Noura! Apa lo mau maafin gue, karna gue udah nyakitin hati cowok yang paling lo cintai," ucapnya lirih.
Ratusa merasakan bersalah sudah menyakiti Shaddan. Kesalahan yang sudah membuat hati seseorang terluka.
"Tolong Noura jangan pernah benci gue,"
"Bukan maksud gue untuk gantiin posisi lo di hati Shaddan. Nggak! Gue nggak ada niat buruk kayak gitu,"
Satu butir air mata bening jatuh begitu saja dari mata Ratusa. Dan air mata itu jatuh tepat di foto wajah Shaddan. Secepatnya dia menghapis air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADDAN 2
Romance"Selain menyakitkan karna cinta, ternyata ada yang lebih menyakitkan, ya itu kebohongan." #2 bersama