Malam hari adalah waktu yang tepat untuk bercengkrama dengan ketakutan. Ia lebih akrab dalam hening dan gelap. Terang memudarkannya. Kau hanya perlu terjaga tanpa paksaan, satu persatu ketakutan akan tayang. Di setiap durasinya kau boleh bertanya sambil menjeda, bagaimana kalau ini terjadi ? Apa yang harus ku lakukan ?Kegelisahan menyeruak. Aku tidak mengerti apa yang ada dalam pikiranmu. Jabarkan sendiri cemas lewat akal sehat, kau lebih paham. Sekali lagi ledakan membuat onar di sekitar tubuh. Tiba-tiba sesuatu harus pecah, cermin lelah menjadi sasaran. Namun kau tidak perlu takut menghadapi keburukan. Setiap orang memang membimbang, kendaraan juga pernah meradang. "Jangan usir ketakutan," ucap berani. Aku lupa bertanya ini hari apa.
_________
Untuk 25 januari apa kabar setelah lama tak bertatap muka ?
Kepada pukul tiga, harap cemas menanti sang surya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Poetry#1 in aksimenulis [06-03-2019] Kita tidak mengharapkan keajaiban Kita hanya menantinya Tapi penantian adalah bagian dari harapan Selamat membaca [ A K A N D I R E V I S I ] jika mood :)