Do

3.4K 348 90
                                    

Mereka berdua menoleh,

"Oh, hei." Sapa lelaki itu.

Yoongi memutar bola matanya malas begitu mendapati si jari bantet berdiri disana dengan senyuman tanpa dosanya itu.

"Mau apa kau kesini?" Tanya Yoongi. Sinis.

Jimin tertawa kecil, "Tidak ada, hanya saja.. Aku ingin memastikan kau bawa Yunseo kemana. Jungkook khawatir." Ujar Jimin.

Yunseo sedikit terkejut mendengar perkataan Jimin, "Ju-Jungkook khawatir?" Tanya gadis itu.

Jimin mengangguk pasti. "Iya, sebaiknya kau menemuinya. Dalam keadaan baik-baik saja." Sindir lelaki sipit itu.

"Aku tidak melakukan yang tidak baik-baik saja." Ujar Yoongi dingin.

Jimin terkekeh, "Haha, syukurlah hyung."

"Tapi, dia tidak menyuruhku untuk menemuinya." Ucap Yunseo.

"Asal kau tahu saja, dia itu lelaki dengan gengsinya tinggi."

"Maaf, tapi aku harus menemui ahjussi gila itu." Ujar Yunseo pada Yoongi.

"Dia berada di apartemennya sekarang."

-----------

Jungkook melempar tubuhnya keatas ranjang King Size miliknya.

Ia benar-benar sudah gila sepertinya. Gadis itu, Yap. Salah satu penyebab gilanya lelaki ini.

Jungkook mengacak-acak rambutnya, ia bahkan membuka kancing kemejanya dengan kasar.

"Apa sih yang sebenarnya kupikirkan tentang dia? Dia hanya gadis bodoh." Ucapnya sembari menatap langit-langit apartemennya.

Jungkook menghembuskan napasnya, untung saja ia pulang ke apartemennya. Kalau ia masih di dorm , mungkin para member lainnya sudah mengolok-oloknya sampai sekarang.

Ngomong-ngomong. Ah, ya. Yoongi.

Lelaki itu, membuat Jungkook penasaran. Jungkook terus berpikir bahwa Yoongi sepertinya menyukai Yunseo.

Dan, jika itu benar. Jungkook tidak akan terima. Karena Yunseo- eh tidak. Maksudnya, Yoongi akan menyesal menyukai gadis ceroboh itu.

Ah, masa bodoh. Pikirnya.

Ting..tong..

Kepalanya menoleh begitu ia mendengar suara bel berbunyi. Ia segera mengubah posisinya menjadi duduk.

"Jimin hyung?"  Teriaknya.

Tidak ada sautan dari luar pintu. Jelas, apartemennya ini kedap suara.

"Aish, kenapa aku bodoh sekali hari ini." Decaknya sambil melangkah menuju pintu.

Raut wajahnya berubah menjadi malas begitu ia menduga bahwa seseorang dibalik pintu apartemennya itu adalah, Jimin. Si pemilik jari bantet.

Ceklek.

Dugaan Jungkook memang tidak pernah salah. Tapi, kali ini ia sedikit kurang teliti.

Ia menengok ke sebelah lelaki di hadapannya itu. Yunseo.

"Apa ini paket untukku, hyung? Aku rasa, aku tidak pernah memesan paket yang seperti ini." Ujarnya sarkas.

Jimin terkekeh, hingga matanya menghilang dan membentuk garis yang melengkung.

"Tidak usah pura-pura seperti itu, Jungkook-ah." Goda Jimin. Bahkan lelaki itu mengelus-elus lengan kelar Jungkook.

Another Serendipity [Jeon Jungkook Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang