PART 9 - DISYA

20 1 0
                                    

"Anak anak, hari ini ibu akan membagikan kelompok untuk presentasi minggu depan. Tiap kelompok berpasangan dua orang ya" kata bu Dilla guru sejarah kita. Kira kira gue bakal di pasangin sama siapa ya
"Clarissa dengan Dodi, Dita dengan Nabila, Salsa dengan Airis, Bella dengan Bisma, Hanna dengan Lissa, Boby dengan Zaniel, dan terakhir Fito dengan Nasya. Jangan lupa presentasi akan dilakukan minggu depan, jadi tugas itu sudah bisa kalian kerjakan dari sekarang terima kasih" sambung bu Dilla menerangkan anggota kelompok. Gue harus berpasangan sama Fito gimana pun itu gue harus terima, mananya juga demi tugas. Udah SMA harus lebih rajin ni.

-WAKTUNYA PULANG SEKOLAH-

"Nasya" panggil Fito
"Iya kenapa?" Jawab gue sambil tersentak melihat ke belakang karena mendengar nama gue dipanggil
"Kita kerjain tugas yang di kasih bu Dilla di rumah gue aja ya?" Tanya Fito, yah sebenernya agak males sih harus ngerjain tugas ini bareng dia, ya tapi mau gimana lagi
"Yaudah deh terserah lo" jawab gue dengan males dan langsung berjalan pergi, tapi tiba tiba Fito manggil gue dan
"Nasya! Mau kemana? Ayok naik mobil gue aja, kan kita ngerjainnya di rumah gue" ajak Fito
"Sekarang banget ni?? Kan tugasnya di kumpul minggu depan" Tanya gue sambil mengangkat alis kebingungan
"Iya lahh kan banyak yang harus di kerjain, jadi lebih cepat lebih baik kan?" Tanya Fito yang membuat gue nge-iyain aja, sebenernya MALESSS BANGETT tapi ya mau gimana

Gue dan Fito berjalan keparkiran menuju mobil Fito, di perjalanan tiba tiba ada yang manggil gue
"Nasya, hari ini pulang bareng gue lagi kan?" Tanya Zaniel dengan yakinnya
"Mmm, maaf zan gue hari ini pulang bareng Fito ke rumahnya. Mau ngerjain tugas yang di kasih buk Dilla tadi" jawab gue dengan muka melas, gue pengennya sih pulang bareng Zaniel seperti biasa, tapi si Fito maksa banget pengen ngerjain tugas. Padahal apa enaknya sih
"Ooo gitu yaudah deh, kalo gitu gue pulang dulu. Bye" kata Zaniel dan langsung berjalan pergi. Lalu gue dan Fito langsung pergi ke rumah Fito.

-RUMAH FITO-

"Ayo masuk" ajak Fito
"Eh iya iyaa" jawab gue. Ternyata Fito anak orang kaya, rumahnya mewah dan besar, pagarnya tinggi, dan ada satpamnya di depan rumah. Pas kita masuk juga langsung di sambut sama bibinya, tapi ga keliatan kayak ada orang lain di sini, maksudnya orang tuanya gitu.
"Duduk sini aja sya, anggap aja kayak rumah sendiri" ajak Fito sambil menunjuk sofa di ruang TV nya
"Iya makasih" jawab gue
"Ini non minumnya" kata bibi yang baru saja datang dari dapur
"Eh iya makasi bi, ga usah repot repot" jawab gue yang sok bilang ga usah repot repot padahal emang dari tadi haus
"Dari mana ni kita mulainya?" Tanya Fito sambil membuka laptopnya
"Dari mana yaa gue juga ga tau Fit, kalo gitu ga usah dikerjain dulu yaa gue ngantuk banget sumpah" bujuk gue, emang dari tadi ga niat banget buat ngerjain tugas ini, yang mana yang mau dikerjain juga bingung gue
"Yaudah kalau gitu lu tiduran aja, biar gue yang kerjain tugasnya" pasrah banget ni orang
"Jangan gitu dong, kan gue jadi ga enak. Yaudah sini gue bantu deh" jawab gue sambil mendekat ke arah Fito untuk membantu ngerjain tugas itu.

Kayanya makin kesini ni orang makin baik aja, dari tadi kaga ada bikin gue kesel. Kayaknya selama ini gue jahat banget deh sama Fito, dan dia masih baik aja sama gue. Mungkin gue harus coba untuk buka hati gue, gue ga boleh terus terusan kaya gini.

"Fit lo baik juga ya ternyata" kata gue dengan spontan
"Iyalah, baru sadar sya??" Jawab Fito sambil tersenyum
"Yaa selama ini sih gue kesel banget tiap liat lu, tapi mungkin sekarang gue udah liat sebenernya lu kaya gimana" sambung gue. Mungkin setelah ini hubungan kita bakal lebih baik, mungkin juga kita bisa jadi temen deket atau mungkin lebih?
"Gapapa kok sya. Yang dulu biarin aja, yang pentingkan sekarang lu tau, gue tulus sama lo" dan hanya gue jawab dengan senyuman. Soalnya kalau udah gitu jadi bingung mau bilang apa.
Akhirnya kita malah cerita cerita doang, bercanda dan ga jadi ngerjain tugas sejarah yang tadi. Bagus deh kalau gitu hehe

*DING DING*

"Bentar ya gue bukain pintu dulu kayanya kakak gue pulang" izin Fito
"Oke" jawab gue sambil menunjukan simbol ok di tangan

"Eh siapa ni?" Suara yang gue ga kenal, dan ternyata itu kakaknya Fito
"Hai aku Nasya" gue jawab dengan spontan tanpa melihat wajah orang itu. Dan gue angkat kepala untuk melihat wajahnya, tapi seketika gue terdiam dan menarik tangan gue yang hampir saja di jabatnya.
"Nasya?" Tanyanya seperti meyakinkan apa yang dia lihat
"Erik?" Tanya gue yang kebingungan dengan apa yang gue lihat
"Kalian udah saling kenal? Kok bisa sih?" Tanya Fito yang terdengar lebih kebingungan
"Fit gue pulang ya" jawab gue sambil mengambil tas dan langsung berjalan keluar
"Nasya, jangan pulang dulu dong, tugasnya aja belum kita kerjain" kata Fito yang masih kebingungan
"Tugasnya kapan kapan aja, gue ga bisa lama lama liat muka orang yang udah ngancurin hidup kakak kandung gue" tanpa bisa ditahan, semua emosi keluar gitu aja, gue harus cepet pergi dari sini atau semuanya akan semakin memburuk
"Ada apa sih sebenernya??" Tanya Fito yang langsung gue jawab dengan
"Tanyak tuh sama kakak lo!!" Sambil berjalan keluar rumah Fito

**********
Disya Aurelia Inessa, itu nama kakak perempuan kandung gue. Gue emang belum cerita tentang dia, karena kakak gue udah meninggal setahun yang lalu. Dia bunuh diri karena depresi, hinaan, bully-an, kata kata orang yang nyakitin dia, dan itu semua karena kakaknya Fito yaitu Erik. Dua tahun yang lalu saat kakak gue SMA kelas satu, dia pacaran sama Erik. Gue kira semua baik baik saja, sampai akhirnya berita itu sampai ke kuping gue, kalau kakak gue dan Erik udah melakukan hal yang kata orang tidak seharusnya dilakukan anak seusia mereka, yaitu seks diluar nikah. Tentu saja gue ga percaya dengan berita itu, gue tanya sama kakak gue dia ga mau ngasih tau apa apa. Gue cari tau sendiri apa yang sebenernya terjadi, dan gue nemuin buku diary kakak gue yang sebenernya gue juga ga tau dia punya buka diary. Tanpa sepengetahuan dia gue baca tulisan tangannya, dia cerita kalau sebenernya berita itu ga bener. Mungkin emang iya mereka melakukan hal tersebut, tapi tanpa keinginan kakak gue dan paksaan dari Erik, yang gue maksud itu pemerkosaan. Iya Erik memperkosa kakak gue, dan menyebarkan foto tidak senonoh kakak gue ke satu sekolahan. Ini salah satu alasan kenapa gue takut untuk mulai hubungan sama seseorang.
Dan akhirnya gue coba untuk tanya langsung sama kakak gue berharap untuk dia cerita langsung sama gue, tapi dia tetep ga mau bilang apapun. Dan akhirnya gue beraniin untuk cerita sama orang tua gue dan kita laporin Erik ke polisi, tapi Erik tetep membela dirinya dan karena dia orang kaya, dia panggil pengacara terbaik dan kita kalah. Hinaan makin banyak datang ke kakak gue, dia udah coba untuk pindah sekolah berkali kali tapi tetep aja berita itu ada dimana mana. Dia sudah coba untuk bertahan setahun, dan sepertinya dia ga cukup kuat untuk bertahan lebih lama. Maafin gue kak, seharusnya gue tau lebih awal, seharusnya gue speak up buat lo, seharusnya gue ngomong sama Erik dari dulu. Maaf kak

Ini kata kata terakhirnya, dia menulisnya dalam bentuk surat. Membuat ku rindu akan suaranya

————————————————————————HAIIIIIIGIMANA PART INI?? SERU?? COMMENT YAA VOTE JUGAA THANK YOU❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————————————————————————
HAIIIIII
GIMANA PART INI?? SERU?? COMMENT YAA VOTE JUGAA
THANK YOU❤️❤️

RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang