Seunggi pov
Aku mulai menurunkan kecepatan mobilku, segera setelah aku berada cukup dekat dengan pos pengamanan sebuah komplek perumahan.
Kuhentikan mobilku sejenak, begitu aku sampai tepat didepan pos pengamanan itu. Ku tekan salah satu tombol didalam mobilku, untuk menurunkan kacanya. Dua lelaki paruh baya terlihat tengah berjaga disana, dan langsung berdiri begitu melihat mobilku mendekat.
"Annyeong hasimnika Ajushi" ucapku menyapa lebih dulu, seraya tersenyum kearah mereka.
"Oh.. Annyeong hasimnika. Tn. Lee. Anda sudah pulang?" Balasnya ramah.
"Nde" balasku tersenyum.
Tak lama kulihat salah seorang penjaga itu menekan satu tombol, dan terbukalah pintu portal itu.
"Aku duluan pak.." pamitku.
"Nde.. selamat beristirahat Tn. Lee" jawabnya penuh keramahan.
Kutekan kembali pedal gas mobilku. Dari balik kemudi ini, kuarahkan si kuda besi ini menuju sebuah rumah yang sudah beberapa bulan ini kutinggali bersama wanitaku, Moon Chae Won.
Setelah resmi menikah dengannya kurang lebih empat bulan yang lalu, aku memboyong chaewon menepi dari hiruk pikuk kota Seoul dan hijrah ke Gyeonggi do.
Awalnya, kukira akan sedikit sulit membujuk chaewon untuk mau pindah kesini, mengingat sejak kecil, ia hanya tahu tinggal di Gangnam, kota metropolitan.
Begitupun dengan aku sebenarnya, sejak kecil, aku bahkan tak pernah sekalipun merasakan tinggal diluar seoul.
Tetapi diluar dugaan, ia langsung menyetujui begitu aku mengajukan ide itu dulu. Chaewon bilang, memang akan diperlukan adaptasi ekstra disana, tetapi katanya ia senang-senang saja melakukannya.
Seperti bisa menebak pikiranku, chaewon pun juga turut memikirkan mengenai masa depan kami kelak. Katanya, jika kami memiliki anak nanti, itu akan jadi lingkungan yang sempurna untuk membesarkannya.
Chaewon ingin agar anaknya nanti bisa menikmati alam sebanyak yang ia bisa, dan itu tentu saja akan sangat sulit didapatkan di Seoul.
Diatas tanah seluas 1.500 meter persegi ini, kami membangun kuil cinta kami.
Disini, setiap hari kami disuguhkan indahnya pemandangan gunung Seokseong di Dongbaek dong, Gyeonggi do. Rumah kami bahkan terletak tepat dibawah kaki gunungnya.
Kami menghabiskan lebih dari separuh tanah yang dimiliki untuk dijadikan halaman rumah, yang menghampar luas mengelilingi rumah kami
Meskipun berada diluar kota Seoul, tetapi sebenarnya jarak tempuh rumah kami kesana tidak terlalu lama.
Perumahan disini dilengkapi dengan fasilitas akses jalan pribadi yang langsung terhubung dengan jalan tol menuju Seoul. Jadi untuk dapat pergi ke Seoul kita hanya perlu menempuh waktu paling lama 50 menit.
Awal tahun 2018, aku memutuskan untuk mulai membangun rumah ini, selang beberapa bulan setelah aku menyelesaikan wajib militerku.
Sejak awal membangun rumah ini, aku memang menyiapkannya untuk kutinggali bersama Chaewon, meskipun saat itu bahkan belum genap satu tahun sejak kami resmi menyandang status sebagai sepasang kekasih.
Aku ingin ia benar-benar tahu, betapa aku sangat mencintainya dan begitu mendamba untuk dapat hidup bersamanya, bahwa aku serius memacarinya kala itu dan bertekad untuk segera menikahinya.
......
Hari sudah gelap, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam lebih saat mobilku memasuki ruang parkir di basement rumah kami. Segera kumatikan mesin mobilku, dan bergegas keluar dari mobil, melangkah memasuki rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet Your Mom
Romance'Tuhan.. kuikuti garis takdir-Mu, namun jika boleh aku meminta, aku hanya ingin akhir yang bahagia..' itulah ucapan Lee Seung Gi kepada Sang Pemilik Hidup beberapa tahun yang lalu. Dan kini nampaknya mulut pria itu tak sungkan memamerkan senyuman le...