I'm Here Babe

347 30 3
                                    

Seunggi Pov

Samar-samar kurasakan tubuh Chaewon menggeliat pelan dalam pelukanku. Dengan mata yang masih terpejam, kupeluk ia lebih dalam, berharap bisa menenangkannya.

Tunggu sebentar, apa ini?

Aku seperti mendengar suaranya. Kupaksa mataku untuk terbuka. Dan benar saja, kudapati Chaewon sedang merintih kecil disana.

Ya ampun, apa ini?

Kesadaranku langsung kembali sepenuhnya. Bisa kulihat dengan jelas, wajah Chaewon sungguh pias sekarang. Keringat dingin membasahi wajah dan tubuhnya. Segera kusentuh keningnya, ya Tuhan.. Chaewon demam. Kulirik jam dimeja samping tempat tidur kami, pukul 2 malam.

"Sayang.. bangunlah" aku panik setengah mati menghadapi wajah pucat pasi itu. Kutepuk wajahnya, tapi istriku tak kunjung bangun. Kuraba sekujur tubuhnya.

Dingin.

Tangan dan kakinya sangat dingin.

"Ya Tuhan.. Moon Chae Won...!!!" Kuguncang-guncangkan tubuhnya sekali lagi, tapi ia tak kunjung bangun.

Bagai orang kesetanan, segera kuangkat tubuh Chaewon dan membawanya kedalam mobil.

Sebelum berangkat, kupakaikan jaket tebalku untuk menghangatkannya. Aku bahkan membawa selimut tidur kami untuknya. Entahlah, yang ada dipikiranku saat ini adalah, meraih benda apa saja yang tebal yang bisa kugunakan untuk kulilitkan ditubuhnya. Demi Tuhan, tubuh wanita ini dingin sekali.

Malam itu juga, segera kulesatkan mobilku secepat yang aku bisa, menuju rumah sakit. Pikiranku saat ini benar-benar dikuasai oleh wanita bernama Moon Chae Won. Aku bahkan tidak peduli saat ditengah jalan tiba-tiba kusadari saat ini aku masih mengenakan piamaku.

Ah.. entahlah, masa bodo dengan hal itu.

Istriku jauh lebih penting ketimbang urusan remeh temeh seperti piama yang lalai kuganti ini. Apapun itu setidaknya aku perlu bersyukur atas satu hal, beruntunglah masih ada topi dan masker hitam yang tergeletak didalam mobilku. Setidaknya itu bisa kugunakan untuk menutupi hampir seluruh wajahku nanti.

Demi Tuhan, aku sama sekali tak keberatan pergi ke rumah sakit menjadi seorang pria berpiama, dengan topi dan masker hitam yang menutupi wajahnya.

.....

Dua orang petugas rumah sakit segera memindahkan Chaewon ke brankar pasien begitu kami tiba di rumah sakit. Setengah berlari, mereka segera mendorong tubuh Chaewon menuju UGD.

Seorang petugas rumah sakit yang ikut menangani Chaewon memintaku menuju meja administrasi untuk mendaftar disana dan mengisi beberapa data diri untuk keperluan istriku.

Aku segera menyelesaikannya secepat kilat, dan langsung berlari menuju UGD tempat Chaewon dibawa tadi. Aku mencoba mengintip dari pintu kaca yang tertutup ini, penasaran dengan apa yang terjadi didalam.

Meski tak begitu jelas karena terhalang oleh dokter dan beberapa perawat yang tengah menangani Chaewon, tapi sekilas aku bisa melihat dokter telah memasang alat bantu pernapasan pada istriku. Ah.. entahlah, melihatnya seperti itu membuatku bertambah kalut.

Selang beberapa menit, seorang dokter wanita terlihat masuk kedalam ruang UGD. Aku penasaran, dan kembali mengintip lagi dari balik pintu kaca ini. Benar saja, ternyata dokter itu berlari kearah ranjang Chaewon.

Bersama dengan dokter UGD yang sedari tadi menangani Chaewon, mereka terlihat berbicara didepan sebuah mesin mirip komputer kecil, mungkin sejenis alat scan atau apa, entahlah aku tak begitu paham.

When I Meet Your MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang