1

2K 126 23
                                    


Langit begitu cerah, dengan awan yang bergerak lembut seolah melindungi bumi dari teriknya panas matahari. Waktu menunjukan pukul 14.30 saat dimana sekumpulan pelajar berada di titik jenuh menunggu sekitar setengah jam lagi untuk bel pulang. Ya, mungkin bagi sebagian besar anak.

Seoul, Starship University

Starship University, salah satu sekolah swasta elite di ibu kota negri ginseng. Banyak orang beranggapan bahwa sekolah ini adalah sarangnya orang orang kaya yang berpengaruh di korea karena hampir dari seluruh siswa di Universitas ini adalah putra/putri dari seorang CEO. Tak jarang pula lulusan dari sekolah ini yang menjabat sebagai tokoh politik maupun pengusaha sukses.

Tapi, nyatanya ada juga anak dari keluarga biasa saja ataupun bisa disebut berkecukupan yang bersekolah disini. Tapi, tentunya akan sulit bagi orang seperti itu untuk beradaptasi dengan ruang lingkup orang orang yang lahir dengan sendok emas. Ada uang, pasti juga ada keangkuhan. Itulah anggapan para siswa miskin yang sekolah di Starship University.

Memang, kebanyakan orang beranggapan bahwa sekolah ini memiliki siswa siswi yang beretika baik dan terkenal akan kesopanan dan tata kramanya. Tapi nyatanya, pembullyan tetaplah ada. Korbanya? tentu saja siswa dari kalangan bawah.

---

"Jadi, faktor utama dari awal mula pembangunan sebuah bisnis adalah modal... bla bla bla...."

Suasana kelas sangat tenang, dengan guru yang berbicara di depan kelas dan anak didik yang memperhatikan dengan seksama. Sangat mencerminkan sebuah suasana kelas dengan kegiatan belajar mengajar yang kondusif.

Tapi, ada satu siswa di bangku pojok paling belakang yang hanya menatap keluar jendela, seperti tak mengindahkan apapun yang dikatakan guru. Bersurai coklat yang agak panjang hingga poninya hampir menutupi mata. Matanya sangat cantik dengan bola mata berwarna serasi. Tapi dibalik keindahanya, mata tersebut terlihat kosong yang tak menyiratkan sebuah kehidupan. Dengan mata kosongnya itu, ia menerawang jauh ke arah langit. Begitu seterusnya hingga bel pulang berbunyi.

"Kringgg"

"Baiklah, kelas sudah selesai. Terimakasih telah mengikuti pelajaran dengan tenang. Silahkan keluar kelas dengan tertib dan sampai bertemu minggu depan" Setelah berkata demikian, guru pun meninggalkan kelas.

Suasana kelas yang tadinya tenang mendadak riuh dengan suara suara siswa yang sibuk merapikan barang barangnya dan bersiap pulang. Tak sampai 10 menit, semua siswa sudah pergi meninggalkan kelas. Tapi, tidak dengan siswa bersurai coklat tadi. Ia masih setia dengan posisinya menatap langit dalam bisu, seperti enggan untuk meninggalkan kelas.

Hingga waktu menunjukan pukul 17.00 barulah anak tersebut beranjak meninggalkan kursinya. Suasana sekolah sudah sangat sepi, hanya ada beberapa cleaning service yang sedang membersihkan halaman. Siswa itu berjalan menyusuri koridor sekolah dengan tenang hingga keluar dari zona sekolah dan mulai memasuki gang sempit yang lembap dan kumuh. Itu adalah jalur favoritnya untuk pulang ke rumah, dimana hanya ada tumpukan sampah dan sedikit sekali orang yang melintasi gang tersebut.

Saat sedang melamun, siswa tersebut tersandung sesuatu sampai membuatnya jatuh tersungkur. Kaki, ya itu adalah kaki sesorang yang sengaja diulurkan.

"Selamat sore anak manis..." Ucap anak yang mengulurkan kaki sambil memasang smirk di wajahnya dengan kedua lenganya yang disilangkan di depan dada. Perawakanya tinggi, tubuhnya tak terlalu berisi tapi cukup untuk seukuran remaja, bersurai hijau, mengenakan seragam starship university dalam keadaan dua kancing atas yang terbuka, tertera name tag di dada kananya bertuliskan 'Son Youngtaek' dan tas punggung yang digantungkan di bahu kananya. Benar benar menggambarkan seorang anak 'bad boy'.

Anak bernama Youngtaek itu berjalan mendekati siswa berambut coklat yang tengah mencoba berdiri dari posisinya. Siswa berambut coklat tersebut bangun dengan wajah tanpa ekspresi dan masih dengan tatapan kosongnya menghadap ke arah Youngtaek dan kedua temanya.

"Hoamm... Lama sekali kau keluar dari gedung sialan itu, sudah dua jam aku menunggumu di tempat menjijikan ini. Kau tahu aku sangat merindukanmu, mari kita bermain" Ucap Youngtaek.
Kedua temanya, langsung mendorong siswa berambut coklat hingga membentur dinding yang bergerigi dan membuat sang pemilik punggung mengerang kesakitan.

"Kau duluan" Ucap Youngtaek kepada salah satu temanya yang bername tag 'Choi Sungyoon'.
"Akhirnya aku yang pertama" Ucap Sungyoon yang sudah siap sambil memutar mutarkan pergelangan tanganya dan langsung mengantam pipi siswa berambut coklat tanpa ba-bi-bu lagi.
"BUUUGHH"
Bogeman yang sangat keras berhasil mendarat di pipi kurus siswa berambut coklat hingga dari sisi mulutnya mengeluarkan darah.

Orang lainya yang bernama 'Bong Jaehyun' menendang perutnya dengan sangat keras hingga mulut sang korban memuntahkan darah segar dan sukses mengotori seragam almamaternya. Siswa berambut coklat tersebut tersungkur sambil terbatuk batuk dan menjadi bahan tontonan bagi ketiga orang di depanya.

Youngtaek mendekati korban bullynya dan meletakan kakinya di dada sang korban.
"Bagaimana? Untuk permulaan ini sangat asyik bukan?" Ucapnya tanpa menyingkirkan kakinya dari dada siswa berambut coklat.
"Kau lelah? Tapi aku belum mendapat bagianku. Bagaimana jika sekali lagi? Setelah itu aku akan membiarkanmu pulang" Youngtaek langsung mencengkram rambut siswa tersebut dan membenturkan kepalanya ke sebuah lemari kayu. Benturanya sangat keras hingga kepala siswa tersebut mengeluarkan darah. Tapi, siswa tersebut tak bergeming sama sekali seolah pasrah dengan apapun yang dilakukan padanya.

"Omo, apa aku membenturkanya terlalu kuat? Kau terlihat kesakitan sekali, tidak apa apa, teriaklah selagi kau bisa." Tak ada respon apapun dari sang lawan bicara, ia hanya menundukan kepalanya yang terkulai lemas.
"Ahh baiklah, kita akhiri sampai disini saja, mari kita buat tanda seperti biasa" Youngtaek mengambil serpihan kaca dan mulai menggoreskannya pada dada kiri siswa tersebut. Siswa itu mengerang kesakitan, seragamnya sobek akibat goresan serpihan kaca dan sudah penuh dengan bercak darah.

Setelah itu, Youngtaek dan teman temanya berlalu dengan santai meninggalkan siswa tersebut dalam keadaan kacau tanpa berkata sepatah katapun. Sedangkan siswa berambut coklat? Tidak bergerak sedikitpun dari posisinya tadi yang terkulai lemah di pojokan.

Hari semakin gelap, bagitupun dengan gang yang menjadi saksi bisu atas kekerasan yang terjadi beberapa jam lalu. Terdapat siswa yang berjalan dalam gelap dengan susah payah menyeret kakinya untuk melangkah.
'Kenapa? Kenapa aku tidak mati saja? Kenapa aku harus hidup?' Gumamya dalam hati sambil terus melangkah hingga akhirnya ia sampai di sebuah rumah kecil.

Ia melangkahkan kakinya ke dalam rumah tersebut yang menjadi tempatnya tumbuh hingga saat ini. Gelap, tak ada satupun orang dalam rumah itu. Siswa tadi menyimpan tasnya di sofa dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Di dalam kamar mandi, ia bersihkan tubuh serta luka luka baru yang ia dapatkan tadi dengan sangat telaten.

Setelah selesai membersihkan diri, ia beranjak menuju kamarnya dan mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya.
"Tuhan, tolong jangan bangunkan aku saat matahari terbit" Itulah doa yang selalu ia panjatkan sebelum tidur. Remaja yang tidak punya semangat untuk hidup, sendirian, dan hanya menjalani kehidupanya yang suram tanpa berkomentar sedikitpun. Ia...

Lim Changkyun.

TBC

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Untuk work yang ini yanha usahain buat update tiap minggu.
Jangan lupa votenya ya, dan terimakasih udah baca work yanha 🙏❤

Stay With Me {JooKyun} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang