22.00Changkyun menatap langit, merebahkan tubuhnya di hamparan rumput hijau yang luas. Lebatnya tumbuhan hijau diselingi bunga dandelion disertai cahaya matahari yang hangat akan membuat siapa saja nyaman berlama lama di sana.
Changkyun bangkit terduduk dan melipat kedua kakinya bersila. Ia menatap lurus kepada sebuah pintu di depanya. Pintu berwarna putih dengan ukiran indah dipinggirnya.
Keluarlah seseorang dari pintu itu, seorang pria menggunakan pakaian putih dengan senyum secerah matahari. Pria itu merentangkan tanganya pada Changkyun, ia Kihyun.
Mata Changkyun berbinar, dan ia langsung berlari dan memeluk hyung tercintanya itu. Kihyun memeluk Changkyun erat begitupun sebaliknya, namun Changkyun merasa tubuh yang berada di pelukanya kini sedikit demi sedikit mulai menghilang.
Masih dengan senyuman hangatnya, Kihyun menatap Changkyun dengan sangat lembut. Tapi, bersamaan dengan itu tubuhnya berubah menjadi serpihan kecil yang terbang terbawa angin.
Changkyun berusaha menangkap semua serpihan yang terbang itu, ia tidak mau kehilangan kakaknya, ia berlari dan berteriak tapi hanya dirinya sendirilah yang bisa mendengar suara itu. Perlahan ia mulai berhenti, berlutut, dan berteriak. Rasa sakit di dadanya seolah ingin menghancurkan seluruh jiwanya, rasa sakit yang ingin sekali ia lupakan.
Tapi sesaat setelah itu, ia merasakan ada hawa hangat yang menjalar di punggungnya, amat nyaman dan menenangkan seperti ada seseorang yang memeluknya. Changkyun menikmati kehangatan itu dan ikut memeluk dirinya sendiri.
***
"H-hyung..." Changkyun menggeliat di atas ranjangnya, ia masih tertidur dengan posisi menelungkup memeluk dirinya sendiri. Kebetulan Jooheon baru saja mandi dan hendak meminjam baju milik Changkyun, posisinya sekarang sedang mengacak ngacak lemari Changkyun mencari ukuran baju yang pas.
"Hhhh... Anak itu mengigau lagi" Jooheon berjalan mendekati ranjang Changkyun dan memukulinya menggunakan bantal, bermaksud agar Changkyun cepat bangun. Jooheon memukul Changkyun tepat di bagian wajahnya, tak lama Changkyun pun menggeliat tak nyaman.
"Hei anak bandel, jangan bergulat lagi dengan mimpimu, lekaslah bangun karena kau sangat rewel saat berada di alam bawah sadarmu. Kau menangis setiap menit dan memintaku untuk memelukmu, saat aku sudah memenuhinya tangisanmu malah semakin keras, begitu berulang ulang hingga bajuku basah oleh air mata" Tangan Jooheon masih aktif memukuli tubuh Changkyun, walaupun ia tahu Changkyun sudah kembali ke alam nyata.
Changkyun masih bingung sejujurnya, tapi ia bisa menangkap dari ucapan Jooheon barusan bahwa ia meminta Jooheon untuk memeluknya dan ia menangis. A-apa? Benarkah ia melakukan itu? Oh sial, mungkin setelah ini Jooheon akan meledeknya. Tapi tunggu, kenapa ia ada di rumahnya pagi pagi buta begini? dan... dan dia tidak memakai pakaian. S-sebentar... dia bilang dia memeluknya kan? TIDAK MUNGKIN! APAKAH DIA MELAKUKAN HAL YANG ANEH ANEH PADANYA!?
Changkyun langsung bangkit dan menendang kemaluan Jooheon dibalik kain handuk dengan sekuat tenaga. Jooheon sangat terkejut dan merasakan burung kecilnya telah patah dibawah sana. Rasa ngilu menjalar hingga ke kedua lututnya, Jooheon memegangi kemaluanya dan berguling guling menahan rasa sakit.
"AAA ADIK KECILKUU SAKIT SEKALII!! YAK BODOH KAU INI KENAPA!? MEMILIKI DENDAM PADAKU!? KENAPA BEGITU TIBA TIBA!? BAGAIMANA JIKA AKU TIDAK BISA BERJALAN NANTINYA!?" Jooheon masih berguling guling dan Changkyun bergeser ke sudut ranjang sambil menutupi dirinya menggunakan selimut.
"SIAPA YANG BODOH!? KAU YANG BODOH! SEDANG APA KAU DI RUMAHKU!? KENAPA KAU MEMELUKU DAN TIDAK PAKAI BAJU!? DASAR GENDUT JELEK CABUL!" Changkyun berteriak sambil memelototi Jooheon dengan wajah yang merona menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me {JooKyun}
ФанфикHOMOPHOBIC JANGAN MENDEKAT!! -JooKyun Story- Changkyun yang lemah, rapuh dan tak tersentuh. Jooheon yang lembut, penyabar, dan penuh kasih sayang. Sedikit demi sedikit Jooheon mengisi kekosongan jiwa Changkyun dengan segala kasih sayangnya, menghan...