Changkyun sedang duduk selonjoran di depan tv, setoples kue kering menemaninya menonton tayangan tak jelas yang ditampilkan benda pipih di hadapannya. Tak lama Jooheon datang dari dapur dan mendudukkan diri di sofa tepat dibelakang Changkyun."Kapan kau kembali bersekolah?" Tanya Jooheon
"Mungkin besok" jawab Changkyun seadanya tanpa repot-repot menolehkan kepala.
"Apa? Bahkan baru kemarin kau keluar dari rumah sakit. Jangan mengada-ada, diamlah dirumah" sewot Jooheon.
"Memangnya aku peduli dengan perintahmu? Bahkan kau bukan hyung ku" ucap Changkyun santai sembari mengunyah kue.
Jooheon diam sejenak, jika dipikir-pikir perkataan lelaki di hadapannya ini ada benarnya. Tapi tetap saja ia merasa bertanggung jawab atas kondisi Changkyun karena bagaimanapun ia yang membuatnya seperti ini. Walaupun tidak perlu sampai seperti ini sih.
"Dengarkan aku, kau itu masih dalam masa pemulihan. Aku yakin tulang-tulangmu belum sepenuhnya sembuh. Pikirkan baik-baik, bagaimana jika di tengah jalan kakimu tiba-tiba patah atau bergeser? Itu pasti akan sangat merepotkan" ucap Jooheon dengan raut wajah yang dibuat-buat
"Apa otakmu selalu bekerja seperti itu? Atau memang kau ini orang bodoh? Anak kecil pun tau jika hal itu tidak mungkin terjadi, kakiku tiba-tiba patah? Yang benar saja. Aku tidak yakin usiamu lebih tua dariku, sepertinya mulai sekarang kau harus memanggilku hyung" Ucap Changkyun sembari melayangkan tatapan heran pada pria di belakangnya, lalu kembali fokus pada tayangan di tv.
"Ck lihatlah cara bicaramu itu, apa kau tidak pernah diajari sopan santun huh? Aku tidak akan pernah memanggilmu hyung karena seharusnya kau yang memanggilku begitu. Lagipula aku tidak bodoh dan berhentilah mengataiku bodoh" balas Jooheon dengan ekspresi kesalnya.
Changkyun terlihat tidak peduli dan tetap fokus pada kegiatannya. Jooheon dibuat kesal sendiri karenanya.
"Lihat? Bahkan sekarang kau mengabaikanku, apa kau pura-pura tidak mendengarku? Atau memang telingamu tidak bekerja dengan semestinya? Aku heran kenapa di dunia ini bisa ada orang sepertimu" ucap Jooheon lantang dan sedetik kemudian Changkyun berbalik dengan ekspresi tidak suka di wajahnya.
"Bisakah kau tutup mulutmu? Kau terlalu banyak bicara dan suaramu itu sangat mengganggu. Cepat pergi dari rumahku sebelum kesialan datang menimpaku lebih banyak" sarkas Changkyun lalu bangkit hendak meninggalkan ruangan yang kini ditempatinya.
"Sekarang kau mengusirku? Hey akulah yang selama ini membantumu, apa begini caramu berterimakasih?" Jooheon ikut bangkit dari sofanya.
"Aku tidak peduli dan seharusnya kau yang meminta maaf bukan aku yang berterimakasih" timpal Changkyun dan menghilang dibalik pintu kamarnya.
"Dasar bocah sialan, ingin sekali kutendang kepalanya" lirih Jooheon dan kembali duduk di tempatnya semula.
***
Besoknya Changkyun sudah siap dengan ransel di punggungnya, ia sedang mematut dirinya sendiri di depan cermin. Satu hembusan nafas terdengar keluar dari mulutnya sebelum ia keluar dari kamarnya.
Changkyun sedang merapikan sedikit ujung bajunya dan mendengar dering panggilan telfon dari ruang tamu, jelas itu bukan ponselnya karena miliknya sudah berada dalam saku sekarang.
Ia berjalan menuju sumber suara dan menemukan seekor manusia lebah tengah terlelap dengan mulut terbuka dan ponsel yang berdering nyaring tepat di samping telinganya. Bahkan suara dering itu terdengar hingga ke depan kamarnya tapi orang ini tetap tertidur dengan damai seperti bayi yang baru diberi susu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me {JooKyun}
FanfictionHOMOPHOBIC JANGAN MENDEKAT!! -JooKyun Story- Changkyun yang lemah, rapuh dan tak tersentuh. Jooheon yang lembut, penyabar, dan penuh kasih sayang. Sedikit demi sedikit Jooheon mengisi kekosongan jiwa Changkyun dengan segala kasih sayangnya, menghan...