"Selamat. Kamu telah bertemu orang itu hari ini!".DEG
Hanna terbelalak mendengar perkataan orang yang mengaku sebagai pembunuh berdarah dingin itu.
Hanna tau jika pembunuh yang tertera di koran, memakai jubah yang sama seperti orang yang ada di hadapannya. Dia meninggalkan jejak berupa tulisan "SHADOW" di lokasi ia melancarkan rencananya.
Yang membuat Hanna terkejut adalah; apa yang ingin dia lakukan padanya? Hanna tidak pernah berurusan dengan orang-orang yang menakutkan seperti dia.
Bahkan Hanna jarang berbaur dengan banyak orang, selain dengan rekan-rekannya di rumah sakit. Hanna juga tipe orang yang tertutup dan tidak mudah bergaul dengan sembarangan orang.
Jadi apa urusannya orang ini dengan Hanna."Aku juga telah membunuh beberapa psikiater dan psikolog sepertimu. Jika aku mau, aku bisa menambahkanmu sebagai salah satu koleksi korbanku"-Shadow.
Sialnya, setiap perkataan Shadow mampu merobohkan kekuatan yang dibangun oleh Hanna. Dia tau bahwa orang yang berada di hadapannya ini terkena gangguan jiwa. Entah dia gila atau seorang psikopat, keduanya adalah hal yang sangat memungkinkan.
Hanna mundur perlahan, sembari menelan ludah yang seolah tertahan di tenggorokannya.
Keringatnya mulai menetes. Terjun bebas dari kening melewati pipi dan terjatuh di ujung dagu.
Siapapun yang berhadapan dengan Shadow, pasti akan merasakan ketakutan yang sama, dengan Hanna.
Bahkan detak jantung Hanna semakin meronta tatkala Shadow mulai berjalan mendekatinya."Tapi aku tidak mau! Aku masih membutuhkan orang sepertimu"-Shadow.
"Apa maumu?!"-Hanna.Shadow melompat kearah Hanna, mencengkram lengannya dengan sangat kuat. Menatapnya dengan penuh amarah serta kebencian.
Namun ada hal ganjil yang tertangkap oleh mata Hanna, di mata Shadow. Ada kejadian mengerikan yang pernah dialami makhluk menyeramkan itu.
"Khaaaaaahhh"
Shadow meraung, melihat tatapan Hanna yang tidak tergambar ketakutan sedikitpun. Wanita itu, satu-satunya orang yang tetap tenang melihat keseraman Shadow.
Tapi bohong!. Bukan itu yang sebenarnya Hanna rasakan. Hanna benar-benar takut. Dia cemas, dia khawatir, juga syok. Pembunuhan-pembunuhan sadis mulai berputar di otaknya.
Digorok, digantung, dimutilasi, dilempar dari atas gedung, semuanya bisa saja terjadi pada Hanna. Tinggal Shadow yang menentukan, mau seperti apa caranya.
Hanya saja, Hanna tidak ingin ketakutannya terlihat oleh Shadow. Karena justru ketakutan itu yang akan membuat Shadow semakin kuat. Sebab Shadow lebih suka dengan orang-orang yang lemah.
"Apa menurutmu aku gila?!"-Shadow.
"Tidak"-Hanna.
"Kau berpikir aku seorang psikopat?!"-Shadow.
"Ya. Bisa jadi"-Hanna.
"Apa kau tidak takut dengan kematian yang kuberikan?!"-Shadow.
"Sama sekali, tidak!. Karena aku tau kau tidak akan membunuhku secepat itu"-Hanna.
"Kau terlalu percaya diri, sayang. Dan itu tidak baik!".
Shadow mencekik leher Hanna dengan kuat, meluapkan seluruh amarahnya. Dia tidak suka jika ada orang yang berani kepadanya. Apalagi berkata kasar dan melukai perasaannya.
Hanna diam saja, tidak meronta sama sekali. Namun napasnya yang semakin pendek, membuatnya harus membuka mulut lebar-lebar, untuk sekedar menarik sedikit udara. Matanya mengerjap benerapa kali, untuk kemudian membulat sempurna.
Darrrr..
.
Khaaaaaaahhhhh....
.
Brukkkk
.
...Uhuk.. Uhuk.. Uhuk...
Setelah terlepas dari cengkraman Shadow, Hanna langsung berlari ke ruangan belakang. Dia bukan hanya butuh oksigen, tapi juga air minum.
Glek..glek..glek..
Shadow masih berdiri kaku saat Hanna meneguk habis segelas air yang membasahi tenggorokannya. Ada sedikit penyesalan dalam diri Shadow.
Tangannya mengepal, menggenggam sobekan kain berwarna biru tua, yang entah kain bekas apa.
Hanna menatap punggung manusia yang hampir membunuhnya, dengan tatapan tajam, menanti kelanjutan yang akan dilakukan Shadow terhadapnya.
"Keluarga Saya, hancur"-Shadow.
Itulah kata pertama yang diucapkan Shadow setelah dia mencoba membunuh Hanna. Ia memalingkan wajahnya ke kanan, tanpa membalikkan badan. Terlihat setitik air bening mengalir dari sudut matanya. Jelas sekali.
"Help me!"-Shadow.
🍃🍃🍃
Assalamualaikum gaiss, aku post lagi nih. Alhamdulillah masih diberi kesempatan😁
Jangan lupa vote and komen ya. Maafkan typo yang bertebaran🙏
Ky❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
General Fiction"Jika pembunuh dan penyelamat saling jatuh hati, mungkin mereka bisa saling berkompromi. Atau mungkin menulis takdir mereka sendiri. Kamu, mau, menulis takdir itu bersamaku?". Sedikit aneh mungkin jika seorang psikopat memiliki rasa kasih dan sayang...