Hari Tanpa nya

454 40 0
                                    

🔉Annisa

Detik demi detik
menit demi menit
jam demi jam
dan hari demi hari.
Kujalani penuh keikhlasan dan penuh semangat.Kuselipkan rasa rindu diantaranya.Rasa rindu yang tak terobati sampai saat ini.

"Brughhk"Kulempar pelan tas ku ke atas ranjang.

ku rebahkan tubuhku disofa samping ranjang.

Rasanya cape dan lelah.itu yang kurasakan.Hampir seharian aku kuliah pluss tugas belum dikerjakan.namun rasa lelah itu hilang dengan sekejap saat kulihat poto bingkai yang tersimpan rapi di meja kerja ku.Poto bingkai yang berpoto Kak Nurul.Aku hampiri dan ku pegang bingkai itu.

kulemparkan senyuman pada bingkai tersebut.Jika rindu itu bisa ku ukur,,maka rindu ku pada kak Nurul tak terhingga ukurannya.

Air mata ku pun jatuh langsung dengan sekali kejapan.

" Tok..Tok..Tok.."Suara ketukan dari pintu kamarku.

"De kayak biasa bantu bunda masak yu" suara bunda yang terdengar oleh.

ku segera hapus air mata yang jatuh ke pipiku.Aku tidak ingin bunda melihatnya.

"Iya bun bentar,,nanti Nisa nyusul ke dapur" Ucapku sedikit teriak.

"ohh ya udah,,bunda tunggu ya"bunda  kembali ke dapur.

Aku segera mengembalikan kondisiku seperti semula,agar bunda tidak curiga.Aku pun segera berganti baju dan pergi ke dapur.

Setiap setelah pulang kuliah aku langsung membantu Bunda masak.Bunda selalu minta bantu aku buat masak,,kata nya masakannya enak hhe...

"Sekarang masak apa bun??" tanya ku saat tiba di dapur.

"sekarang kita masak semur daging,capcai sama tahu goreng.gak papa kan??" Kata Bunda yang sedang memotong motong sayuran.

"Gak papalah bunda,,emng kenapa kalo kita masak itu??" tanya balikku yang masih belum apa apa.

"ya engga.Bunda cuma nanya aja.Takutnya kmu gak suka."

"eumm"

Bunda menyuruhku memasak semur daging.Huhft...paling males itu harus motong motong dagingnya susah.

"dughk..dguhk"

"Aduhh,,bun Nisa gak bisa nih motongin
nya"Aku murung sangat kesal dengan dagingnya yang tidak terpotong potong.

"Kamu ini,,sini biar bunda aja"

Aku pun menyerahkan daging serta pisau dan talenannya pada bunda.Dan aku pun memandangi dia yang melanjutkan memotong dagingnya.

"Bun,,dulu kak Nurul suka bantu bunda masak??" Tanya ku yang masih memandang cara bunda memotong dagingnya.

"suka" Jawab bunda.

"kak Nurul suka masak apa bun??"Aku beranjak merubah posisiku.

"dia suka masak apa aja yang bunda
suruh,,kayak kamu"

"Ouhh,,"

"kamu tau gak?,,waktu itu Bunda sama kakak kamu pernah bikin kue bareng.Saat kita membuatnya,,kita sangat seperti anak kecil.main perang tepung lah,,main perang selai lah"Bunda sedikit tertawa.

"Apa iya??...Seandainya kakak masih ada ya bun" Wajahku yang tadi semangat menjadi sedih.

"Jangan gitu,,itu kan udah takdir Allah.
Kamu minta aja sma Allah semoga kita dipertemukan dengan kakak mu lagi di Syurga" dengan perlahan Bunda mencoba menjelaskan kepada ku.

Aku hanya menjawab dengan
senyuman.Sebenarnya aku sudah
sangat lama berdo'a kepada Allah seperti apa yang bunda katakan.Aku hanya bisa berusaha dan berharap agar do'aku bisa terkabulkan.Setiap sujud terakhir dan setelah sholat fardhu,sunah aku tak lupa untuk berdo'a tentang itu.

Mengagumimu Dalam Diam 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang