Sick

277 23 3
                                    


🔉Nisa

Malam yang gelap gulita mencekam
jiwa nan lara. Malam ini aku mulai
merasakan efek saat tadi aku
kehujanan.Ya...badan panas, kepala
pusing, dan flu menyerang malam itu.
Hal itu membuat aku malas untuk
melakukan sesuatu. Aku pun belum
sempat bilang pada bunda soal ini
karena malas. Dan juga tak ingin
merepotkan bunda untuk pergi bulak
balik ke apoteker apalagi kalo sampai
aku dibawa ke dokter. Hhii tidak mau.

Saat ini aku hanya sedang duduk di
bangku meja kerja ku sambil membaring
kan kepalaku diatas meja. Dengan
hidung yang merasakan flu ringan
namun tak henti henti untuk ku usap karena selalu ada yang menyanggal.

Disaat yang hening itu mengingatkan
ku kembali pada kata kata nasehat
Vivi. Rasanya memori saat Vivi yang
slalu menasehatiku tak bisa hilang.
Bahkan aku masih selalu ingat bagai
mana cara bicaranya Vivi padaku.Karna
hal itu aku tidak ingin menyerah dan
putus asa. Orang bilang aku ini sudah
Hijrah, tapi kataku aku belum sempurna
dengan kata "aku sudah hijrah". Tapi
ini bukan waktunya untuk mengeluh,
Aku harus terus berjuang demi
mengharapkan Ridho Nya.

"De Niss..De Nisa ayo turun kita makan
malam nak"Suara Bunda sedikit di
teriakan.

Dengan malas aku bangkit dari duduk
ku dan pergi menuju lantai bawah. Dan
lagi lagi efek ini membuatku malas
untuk makan, tapi aku sangat lapar.
Aku pun tiba diruang makan tanpa
mengucapkan selamat malam pada
mereka biasanya aku selalu mengucap
kannya tapi saat ini mood ku sangat
kacau.

"Malam Nisa"ucap ayah saat aku tiba.

Aku hanya membalasnya dengan
senyuman karna sedang tidak ingin
sekali berbicara.

"Ya Allah, bun lihat deh Nisa pucat
banget"Lanjut ayah setelah melihat
wajahku.

Bunda yang tadinya didapur langsung
menghampiri Nisa sambil menyimpan
piring dimeja.

"Ehh iya, kamu kenapa Nisa. Sakit??..
Kenapa gak bilang. Ini pasti karena
tadi kehujanan" Tebak bunda benar.

"Kehujanan??, kenapa sampai
kehujanan?, kan dimotor kamu ada
jas hujan Nis"Sambung ayah.

"Oleh karena itu yah,, tadi waktu mau
pulang dari rumah Vivi motor Nisa gak
bisa nyala. Jadi Nisa mutusin buat
simpan motornya dirumah Vivi sambil
sekalian Vivi manggil montir buat
meriksain motornya Nisa. Kalo gak
salah gitu katanya. Iya kan?" jawab
bunda lalu mengalihkannya pada ku.

Aku hanya tersenyum mengiyakan
apa kata bunda.

"Ouhh,, tapi gak biasanya motor itu
begitu"

"Iya"bunda membenarkan kata ayah.

"Ya udah sekarang apa kita harus bawa
ke dokter?" Tanya bunda pada ayah
mengagetkanku.Baru saja aku bilang
aku tidak mau dibawa ke dokter.

"Gak bun gak usah. Hanya demam
biasa. Nisa dirumah aja dirawat sama bunda dan ayah. Nanti juga sma sama sembuh kok" Sambungku.Sekarang aku ingin buka suara karna tak ingin sekali
jika aku harus dibawa ke dokter.

"Iya udah kamu banyak banyak istirahat
dirumah kalo begitu Nanti bunda beli
obat buat kamu"Lanjut bunda.

"Jadi Nisa gak bisa kuliah dulu dong"

"Ya iyalah Nisa kamu ini...emangnya
kamu mau belajar dalam keadaan
kamu kayak gini??"

"Iya deh"

Kami pun mulai makan dengan
makanan yang ada. Ayah dan Bunda
terlihat nikmat sekali makan dengan
makanannya. Sedangkan aku, lidahku
terasa seluruh nya pahit. Jangankan
makan nasi, makan lauknya saja sudah
pahit. Aku jadi tak berselera makan.
Aku hanya makan beberapa suap saja
dan itupun terpaksa karna perutku
belum diisi kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengagumimu Dalam Diam 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang