twelve

243 48 11
                                    

Jihoon yang pulang sehabis dari tempat tongkrongannya masih berbau asap rokok langsung terdiam melihat Haruto dipinggir jalan, jongkok sambil memeluk lututnya.

"Ekhem, permisi." Jihoon turun dari motornya sambil berdehem pelan.

Haruto berhenti menangis dan melihat siapa orang yang berdehem.

"Adeknya Baby kan lo? Haruto?" tanya Jihoon lalu menyejajarkan badannya dengan Haruto yang sedang jongkok.

"I-iya bang."

"Laki, nangis? Pasti karena hal besar atau sesuatu hal yang gabisa diduga terjadi ya kan?"

Haruto cuma ngangguk.

"Lo bukannya abis try out? Kelas 9 kan? Kenapa ga pulang? Malah disini- eh sorry btw gua bau rokok, hehehe abis nongkrong biasa. Jangan ditiru ya? Mau gua ajak pulang?"

"Gausah bang, justru gua gamau pulang ke rumah."

Jihoon mengerutkan alisnya "waduh ini ada masalah keluarga nih." batin jihoon.

"Oh yaudah, mau main kerumah gua? Deket dari komplek lo kok."

"Boleh bang?"

"Yailah kaku amat, gece jangan lelet kayak cewek."

"Gunho, denger gua ngomong apa ga?"

Gunho masih terlarut dalam lamunan nya.

"Gunho Arkana, gua ngomong loh." Yedam menjetikan jarinya depan wajah Gunho.

"Eeh, iya dam maaf. Gua masih kepikiran yang tadi."

"Yaampun, baru posisi begitu aja lo naik pitam. Gimana dicium? Udah bunuh Haruto lo ya?"

"Anjir kok lo ngomong gitu dam." Gunho jadi kesal perkataan Yedam, Yedam hanya tertawa sambil sesekali menyesap minuman kalengnya.

"Canda, kaku banget lo. Makanya jangan gampang kepancing amarahnya. Kalo suka jadiin dong." Yedam masih asik menggoda Gunho.

"Heh nyet, apa kabar sama Bianca? Resmiin aja dulu, main ngasih wejangan ke gua." dengan muka tengilnya dia malah main game.

Yedam elus dada, berusaha mengumpat secara mode getar.

"Ya pokoknya kalo suka bilang sekarang, kayaknya Haruto emang suka sama Raina. Kalo gua yailah memandangi dari jauh juga seneng." ucap Yedam sambil senyum kecut.

"Gadenger gua." kata Gunho acuh ke Yedam.

"Ah lo dikasih tau bebal, yaudah gua balik ya. Bete gua ngeladenin lo." Yedam hendak pergi namun tertahan Gunho yang berkata.

"Sebelum lo nasehatin orang, perbaikin aja dulu diri lo."

Yedam hanya mengacungi jempol dan tersenyum simpul meninggalkan Gunho.

"KAKAK!"

Raina akhirnya keluar dari kamar, sebenarnya Bianca sudah pulang daritadi apalagi ini sudah jam 8 malam. Jeongwoo yang khawatir dengan keadaan sang kakak ia pun langsung memeluknya.

"Kakak, maafin aku ya? Aku pengecut banget malah kabur."

"Iya gapapa, udah ih jangan minta maaf. Papa mama jangan sampe tau ya, udah gih belajar sana." Raina mengelus rambut adiknya pelan.

"Gimana mau belajar orang kakaknya lagi sedih, gimana kalo beli nasgor depan? Laper nih!" kata Jeongwoo sambil memamerkan giginya, mencoba menghibur sang kakak.

"Gamau ah, kamu aja sana yang beli."

"Ih kakak, nanti aku digodain mba-mba komplek mau? Nanti kakak yang marah-marah ke mereka kalo aku digodain, aku tau kok aku ganteng tapi tolonglah itu ngeganggu banget." ucap Jeongwoo sambil memamerkan muka 'sok ngartis' nya.

"JEONGWOOOOOO!"

"IYAAAA!"







"Jaehyuk."

"Eh iya."

Junkyu menepuk pelan pundak Jaehyuk yang sedang melamun di teras rumahnya, Junkyu hanya sedang iseng sekaligus heran kok grup chat ahli kubur sepi makanya ia berniat mendatangi rumah mereka.

"Gua dateng aja ga di waro sama lo, mikirin apa sih?"

"Eh sumpah maaf banget kyu, btw masuk aja yuk udah malem banget ini. Mau nginep lo?" Jaehyuk tersadar dari lamunannya

"Gila ya lo besok sekolah, eh tapi boleh juga tuh."

Jaehyuk cuma roll eyes, mau menggaruk muka tampan temannya itu.

"Yaudah ayo masuk."

Baru saja Junkyu menginjak ruang tengah, sudah disambut dengan tatapan sinis ibu Jaehyuk.

"Ngapain kamu bawa temen?." Ucap sang ibu

"Loh kan biasa mah Junkyu main kesini, kayak orang asing aja."

"Bukan itu, kamu gasadar apa keadaan keluarga kita kayak gimana? Mau ditaro mana muka mama didepan Junkyu? Mama gabisa ngasih makanan yang enak kayak biasanya, mama malu! Kamu tau kan temen-temen kamu kayak Yedam, Junkyu, Gunho? Mereka orang kaya semua, itu kenapa mama sebenernya benci kamu temenan sama mereka. Gatau diri kamu!."

Jaehyuk kaget, apalagi Junkyu yang tidak tau apa-apa ikut terseret.

"MAMA!"

"Apa kamu? Mau nyangkal? Kamu harusnya temenan sama Doyoung aja, yang levelnya masih bisa kita capai."

"SEKALI LAGI MAMA NGOMONG SOAL TEMEN-TEMEN AKU,AKU PERGI DARI RUMAH." Jaehyuk berkata itu sambil menahan air matanya dan langsung keluar rumah meninggalkan Junkyu yang masih disana.

"Um.. eung tante.. Junkyu pamit deh pulang.. um maaf tante kesini malem.. assalamualaikum."

Junkyu langsung kabur keluar, takut ibunya Jaehyuk 'meledak' lagi. Jujur Junkyu anaknya bodo amatan dan cuek jadi dia tidak terlalu mengambil hati apa yang dikatakan ibu Jaehyuk, namun karena sifatnya itu dia jadi terlalu mudah berkata sesuatu atau blak-blak an. Seperti waktu itu sampai di tampar Gunho.

Junkyu berusaha mencari Jaehyuk namun nihil. Ah Junkyu pikir mungkin dia butuh waktu sendiri?

Junkyu
Kalo butuh apa-apa chat gua |

Ke rumah gua aja kalo perlu |

Begitu habis mengechat, Junkyu langsung pulang kerumahnya dan berharap tidak terjadi apapun pada temannya itu.

Masalah yang terjadi diantara mereka cukup banyak sekarang. Mulai dari Doyoung, Jihoon, Jaehyuk bahkan sudah ada masalah namun ditambah lagi. Sayang, Junkyu tidak tau masalah Raina dan Gunho. Mungkin kalau dia tau, dia akan menarik rambutnya. Frustasi.

















HEYHO! aku kembali!!! Uwuwuwu gila ga sih? Gapernah kebayang 4/6 member ahli kubur debut,senengnya!! Walau biasku gon udah dikit banget harapannya :') tapi gapapa, tiap orang udah ada jalannya sendiri. Semangat semuanya!

teenager ㅡYGTB ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang