five

335 58 18
                                    

Gunho akhirnya memilih untuk gabalik kerumah Yedam, dia ngerasa bersalah banget. Padahal ya emang Junkyu gasalah apa-apa, cuma mulutnya itu bikin sakit hati.

Gunho memasuki minimarket dan pergi ke daerah minuman beralkohol, kalian pasti tau merknya apa.

Gunho segera membayar minuman itu lalu pergi keluar minimarket, kebetulan minimarket itu menyediakan tempat duduk.

Baru membuka kalengnya, tiba-tiba seseorang mengambil minumannya.

"Ah anjing siapa sih-"

"Apa anjing-anjing? Abis mukul orang gaada rasa bersalah sampe minum beginian terus ngomong anjing."

Yup itu Raina, yang jiwa ngeberontaknya lagi sama kerasnya dengan Gunho sekarang.

"Balikin." tatap Gunho datar sambil mengulurkan tangannya.

"Enggak." dengan tanpa bersalahnya Raina membuang minuman yang masih full isinya itu ke tong sampah.

"WOI LO APAAN SIH?" bentak Gunho.

"LO YANG APAAN? MUKUL ORANG, LUNTANG LUNTUNG, APAAN SIH? LO BUKAN GUNHO YANG GUA KENAL." mereka berdua kayaknya udah gak peduli sama tatapan orang yang merasa terganggu dengan suara mereka.

"Gua emang udah ancur dari awal, dan lo tau itu." volume suara Gunho mulai merendah.

Raina yang tadinya penuh emosi langsung tidak bisa berkutik. Iya dia tau semuanya tentang Gunho.

"Gunho gua gapernah nganggep hidup lo ancur atau gimana, inget kata gua dari dulu kalo setiap orang pantes buat dapet kesempatan kedua termasuk lo."

"Lo gatau apa yang gua rasain dan gaakan pernah tau."

"GUNHO!"

"Ikut gua sekarang." Gunho menarik tangan wanita itu dan mengajaknya untuk pergi ketempat yang ia tuju.



Ternyata rumah Gunho.

"Gun, ngapain kesini?"

"Masuk aja dulu, ayah bunda gua lagi keluar kok. Cuma ada bibi."

Raina hanya mengangguk.

Tapi Raina gaakan nyangka dia bakal dibawa ke kamar, selama ini kalaupun main kerumah Gunho cuma ngobrol diruang tamu.

"Gunho, kok ke kamar?"

Sebelumnya buang dulu pikiran aneh kalian, Gunho cuma mau mengajak Raina untuk mengetahui rahasia terbesarnya yang hanya diketahui keluarganya saja.

Gunho mengeluarkan kotak besar dari diatas lemari pakaiannya.

"Buka coba." perintah Gunho.

Raina lekas membuka tutup kotak itu,

Dan ia pun terkejut.


"Gun-gunho???"

"Selama ini lo cuma tau kalo dulu gua suka mabok-mabokan atau gua suka ngerokok. Enggak. Gua jauh lebih ancur daripada yang lo kira. Iya, semua plastik, suntikan ini. Iya gua pernah direhab, gua make narkoba."

Raina menutup mulutnya gapercaya.

"Tapi disaat gua rehab, keluarga gua gaada satupun yang peduli sama gua. Mereka malu punya aib kayak gua, gua nahan sakau gua mati-matian. Gua sendiri gua merasa kesepian, apalagi waktu itu gua masih tahun kedua di smp. Gua gapunya tujuan hidup lagi sampe akhirnya ada seseorang ibu ditempat rehabilitasi, yang biasanya menjadi konsultan buat semua anak. Dia bener-bener yakinin gua bisa sembuh. Dan bener aja, gua jadi Gunho yang sekarang. Gunho yang ada didepan lo."

Gunho menurunkan kotaknya lalu mengajak Raina untuk melihat isi kotak itu yang menjadi saksi hidupnya.

"Pasti lo takut ya sama gua sekarang?"

Raina cuma bisa menggeleng, sambil menahan tangisnya namun tersenyum juga.

"Wajar kok, dulu aja keluarga gamau nerima gimana orang lain? Oh iya pasti lo bertanya-tanya kenapa gua masih nyimpen nih barang setan? Gua cuma mau ini jadi pengingat gua, disaat gua punya pikiran buat balik ke jalan setan itu ada barang-barang ini yang nahan. Yang buat gua ingat masa-masa perjuangan gua buat sembuh."

"Gua tau lo bakal ngerasa illfeel kayak ngapain sih nih orang cerita hal gapenting, tapi gua merasa lo pantes banget gua ceritain. Lo berharga banget dihidup gua. Plus anak-anak yang lain juga."

Disitu tangis Raina langsung pecah dan ia langsung memeluk Gunho.

"Maafin gua, maaf."

"Tuh kan, abis gua ceritain langsung deh."

"Gunho, kalo lo sakit jangan ditahan lagi ya? Pokoknya harus cerita sama yang lain. Gua yakin anak-anak lain bisa nerima masa lalu lo juga."

"Pasti cerita kalo udah waktunya." kata Gunho sembari mengelus rambut Raina.

"HIH LO MODUS NGELUS-NGELUS YA???"

"EH LO MODUS JUGA YA PELUKAN SAMA ORANG GANTENG???"

Lalu mereka tertawa seperti biasa, menghabiskan waktu seakan besok udah kiamat.

"Assalamualaikum."

"Darimana aja kamu? Main hah?"

"Aku abis belajar mah, kalo gapercaya liat aja buku latihan aku. Aku ngerjain banyak soal."

"Halah, gaperlu! Yang mama perluin tuh duit sekarang! Kamu pinter juga gaada guna nya."

Wanita itu lantas pergi ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya.

Meninggalkan Doyoung yang sudah menangis dalam diam.










































































Hulaaaa! Mau kasih pengumuman aja nih, kalo aku kayaknya bakal ganti judul deh. Soalnya rasanya gacocok aja buat cerita ini. Makasih ya buat semua yang udah baca dan ngevote cerita ini. It means a lot for me^^

teenager ㅡYGTB ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang