bonchapt

252 31 5
                                    

"Sayang!"

Haruto memeluk gadisnya yang sekarang bisa ia miliki seutuhnya.

"Haru? Kok tiba-tiba kesini? Ga ngabarin apa-apa, aku abis pendalaman materi. Kamu udah nunggu daritadi?"

"Enggak kok, nih barusan nyampe. Kata Jeongwoo sih kamu gaada yang bisa nganterin pulang jadi aku deh yang nganter. Ga rela ya kamu dibonceng sama abang-abang ojol." kata Haruto sambil mencuil hidung sang kekasih.

"Heh main cual cuil aja, udah ah mau pulang. Badan keringetan bau, jangan deket-deket ah aku malu." kekasih Haruto menyuruhnya untuk menjauh karena takut ia tengsin kalo kata anak jaman sekarang.

"Aku udah liat kamu ileran, ngorok, tidur muter-muter, aku udah liat semua kebiasaan kamu. Dan kamu masih malu cuma karena ini? Aku emang suka cewek wangi, cuma itu bukan alesan aku cinta sama kamu ya?" Haruto mengelus kepala kekasihnya kaku tersenyum.

"Eheheh gombal! Eh tapi mampir beli thai tea ya? Aku haus."

"Siap tuan putri."

"Oi Gunho!"

"Ye."

"Ngapa si muka lepek banget?." Junkyu menyapa sang temannya.

"Emang gua apaan? Rambut kali lepek." Gunho mengambil minuman di kulkas warung.

"Yailah, masih kesel soal Eris? Biarin aja sih dia udah bahagia sama yang lain, inget janji kita? Kalo temen sendiri bahagia, kita juga harusnya bahagia bukannya malah nunjukin muka asem begini." ujar Junkyu.

"Ya masalahnya kyu, kenapa harus Haruto? Anjir lah dulu gua sampe bonyok-bonyok an belain dia, eh malah milih yang lain." kata Gunho blak-blak an.

"Jodoh siapa yang tau sih, kun faya kun. Inget tuh gun."

"Ck lo nemenin gua kalo cuma buat nasehatin mendingan pergi dah. Pengen sendiri." Gunho masih menampakan muka bete nya.

"Yailah misuh mulu sih, orang Jihoon aja santai lo malah nge gas mulu yeu!" Junkyu akhirnya meninggalkan Gunho.


"Mas, ini minuman yang diminum mas yang pergi tadi belum dibayar. Temennya kan ya? Tolong ya dibayar."

"JUNYKYU ANJEEEEEENGGG!"

Jeongwoo sedang gelisah menunggu kakaknya pulang, karena ia pergi dari jam lima sore dan sekarang sudah hampir setengah sepuluh.

brummm

"KAKAK AKHIRNYA!" pekik Jeongwoo.

"Ih kamu mah berisik banget, kenapa sih?" Eris membuka helm nya lalu memberikannya kepada Haruto.

"Ya kakak! Lama banget jalannya,aku khawatir tau. Lo juga ru, mentang baru masuk sma udah ngerasa sepantaran sama kakak gua! Punya ktp aja belom, nanti yang ditilang siapa? Yang dimintain ktp siapa? Kakak gua!" omel Jeongwoo yang hampir mau menjambak Haruto.

"Yah alay banget si woo, emang kakak lo mau gua apain sih? Gaberani gua nyentuh dia 5 senti juga."

"LO UDAH NYIUM KAKAK GUA YA BANG-"

"UDAHHHH! Cukup berantemnya! Aku pusing mau langsung tidur. Pokoknya kalo masih berantem juga aku kabur aja mendingan." Eris langsung pergi menuju rumah meninggalkan dua bocah itu didepan pagar.

"Lo sih, ayang beb gua jadi kabur." Kata Haruto sambil menjitak Jeongwoo.

"Ayang beb ayang beb! Awas aja gak gua restuin! Mati aja lo sana." Jeongwoo juga akhirnya meninggalkan Haruto.






"Adek kakak sama-sama galak heran. Padahal kan pengen cium-ciuman pake tangan kayak Dilan 1991 ck."






















--

Heyhooooooooooo greget banget mau bikin bonchapt dr kapan tau ga sempet-sempet

teenager ㅡYGTB ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang