thirteen

239 45 27
                                    

"AKHHHHH!." Jaehyuk berteriak di lapangan luas, ya ia tau mungkin ia tidak tau diri karena sekarang jam menunjukan pukul 10 malam dan sekarang ia berteriak-teriak dilapangan yang bukan miliknya.

"Kenapa dari semua orang harus saya yang ngerasain ini? Kenapa? Tuhan, aku tau Kau mendengarku! Kenapa kau memilih saya untuk menjalani ini semua? Saya gakuat Tuhan!" Jaehyuk mengerang frustasi, masih belum cukup keluarganya yang diberi cobaan sekarang justru nasib tekannya ada ditangannya.

Kalau bukan karena wanita bernama Sera itu, mungkin semuanya tidak akan serumit ini.

"Tuhan, kalau memang ibu dan ayah saya lebih bahagia tanpa saya. Saya rela untuk pergi selamanya."

"Kalau mereka terganggu dengan ada nya kehadiran saya diantara orang yang saya sayangi. Saya rela Tuhan."

Perlahan Jaehyuk menitikan air mata nya, yang kelamaan menjadi deras.

Hujan juga tiba-tiba turun, bahkan langit ikut berduka atas apa yang terjadi dengan Jaehyuk.

Ditengah tangisannya, Jaehyuk merasa ada yang merangkul pundaknya.

"L-loh Junkyu, Gunho, Yedam? Kalian semua kok tau gua disini?" Jaehyuk kaget karena semua temannya sekarang sedang melingkarinya, tersenyum teduh menatap Jaehyuk.

"Gua langsung ngikutin lo, ga langsung pulang terus abis itu gua telfon anak-anak deh." Junkyu menepuk pelan pundak Jaehyuk.

"Ga kece banget lo anjir nangis dibawah ujan, masih jaman apa?" Gunho menyambar sambil menjitak kepala Jaehyuk.

"Kan kita dah janji kalo ada apa-apa cerita, pasti ini bukan soal ortu lo aja kan? Ini soal video yang gua ngerokok itu? Udahlah hyuk, gausah mikirin anak badung kayak gua, gausah nerima perjanjian setan sama tuh cewek kegatelan. Seandainya dia nyebarin juga gapapa, ini resiko yang harus gua tanggung." ucap Jihoon

"Kita ada dan terbentuk bukan karena suatu alasan semacam pamor dan lainnya. Kita ada karena kita punya rasa sakit yang sama hyuk, kita siap buat nampung semua cerita lo hyuk. Jujur aja gua benci banget sama lo pas lo tadi bilang mau nyerah sama hidup lo bahkan gua hampir bandingin kayaknya susahan hidup lo daripada gua, tapi gua sadar tiap orang udah ada ukurannya sendiri." Doyoung berkata sambil merangkul Jaehyuk.

"Jaehyuk, Jaehyuk. Lo tuh ganteng emang rada dongo ya, gitu aja lembek langsung mewek huuuu." Raina yang merasa suasana sudah terlalu tegang pun langsung mencairkan suasana.

"Berisik lo bacang sapi." Jihoon menyaut sambil memberikan jari tengahnya ke Raina, ia langsung ancang-ancang melempar sendalnya.

"Heh udah-udah, tadi kan niatnya mau nyusul Jaehyuk malah ribut. Jaehyuk maafin kita selama ini belom bisa selalu ada buat lo, tapi kita malah selalu maksa lo buat cerita sama kita. Gua harap kedepannya kita bisa makin terbuka, cukup masalah Gunho Haruto aja yang bikin pala gua puyeng." kali ini Yedam memberikan wejangan nya.

Jihoon, Junkyu, Jaehyuk, Doyoung yang tidak tahu apa-apa saling menengok.

"WAH NYEMBUNYIIN APAAN LO DAM?"

"ASU NGASIH WEJANGAM SENDIRINYA MAKSIAT."

"BANGSAAAAAT UTANG CERITA."

"GUNHO ANJENGGG."

Raiana dan Bianca hanya bisa menepuk dahi, Gunho manyun, dan Yedam menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia salah ngomong.

Semua anak ahli kubur langsung pulang kerumah masing-masing setelah memastikn Jaehyuk tidak melakukan hal-hal 'aneh'.

Terutama yang wanita, langsung diantarkan oleh pangeran-pangerannya. Bianca dengan Yedam, Raina dengan Junkyu. Katanya masih marah dengan Gunho karena kejadian kemarin.

Bianca sampai rumah dengan selamat, ditambah dengan wink dari Yedam yang membuat hati makin tidak karuan.

Tapi ia kaget karena ada mobil sang kakak yang terparkir rapih dihalaman rumah.

"KAK HYUNSUK?!"

Segera ia masuk kedalam rumah, ingin menyambut kakaknya. Benar saja ia sedang santai depan tv dengan kaos kutang dan celana boxer nya.

"Adeeeekk." Hyunsuk memeluk Bianca. Wajar mereka saling merindu karena kuliah Hyunsuk yang mengharuskan dia kost, Bianca yang notabene nya menjadi adik kesayangan Hyunsuk akan selalu rindu dengannya.

"Kangennn aku kakkk."

"Kakak juga, tadi aku sampe sini gaada kamu. Haruto aku panggilin ga keluar-keluar."

"Eh aduh,,,, dia pasti masih kepikiran soal kejadian kemarin." batin Bianca

"Ah paling kecapean kak, kan dia mau ujian nasional. Kakak udah maka? Apa mau dimasakin?"

"Gausah, tadi aku udah drive thru MCD. Aku beliin kamu juga tuh, inget bagi dua sama Haru. Yaudah aku mau tidur dulu, sengaja gak tidur nungguin kamu pulang dan ketemu kamu."

"Aaaaa manis banget kakak aku." kata Bianca sambil mencubit tangan sang kakak.

"HEH SAKIT! Dah aku ke kamar dulu, dadah."

"Mimpi indah kak!" Perkataan nya hanya dibalas dengan jari jempol Hyunsuk, ah hari ini ia sangat senang semua berjalan dengan lancar. Sekarang ia hanya perlu tidur untuk mengistirahatkan fisik serta pikirannya.

"Jeongwoo."

"Apaan sih kakkkkk aku ngantuk."

"Aku tidur ama kamu ya malem ini?"

"Yaudah sini tidur dah samping aku, jangan berisik."

"Yes!"

Raina langsung memeluk Jeongwoo gemas, ia memang ingin tidur dengan Jeongwoo tanpa alasan. Ia tidak mau hubungannya dengan Jeongwoo memudar hanya karena mereka bertambah dewasa.






















Maap banget baru update,3 chapter lagi(?) mungkin selesai. Saya kesusahan nyari ide juga kawan :'))) tp makasih ya buat semua support kalian selama ini, huhuhuhu luv luv 💕💕💕💕💕💕💕💖💖💖💖💖❣❣❣

teenager ㅡYGTB ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang