seven

281 57 22
                                    


Gelap, pengap dan sunyi

Itu yang bisa didefinisikan dari kamar seorang Gunho Arkana yang sekarang meringkuk dilantai sambil memegang kepalanya yang sakit bukan main karna mabuk.

Ia memilih untuk bersembunyi setelah dia mengungkapkan segalanya didepan Raina kemarin. Rasanya dia benar-benar merasa tak pantas untuk berteman dengan anak-anak yang lain.

Terlebih Junkyu, dia masih merasa bersalah. Terlalu bodoh sampai tidak bisa mengatur emosi, tidak bisa membedakan mana yang bercanda mana yang serius.

tok, tok

"Siapa?" jawab Gunho dengan suara parau nya.

"Jaehyuk."

cklek

"Boleh masuk?" izin Jaehyuk.

Gunho hanya membalas dengan anggukan.

Jaehyuk sedikit kaget saat masuk ke kamar Gunho, dia tau Gunho anak yang sangat rapih dan bersih seperti Yedam. Apalagi ditambah dengan ruangan yang gelap, jendela ditutup rapat, dan baju berserakan, serta banyak botol alkohol.

Jaehyuk hanya menggelengkan kepala lalu mulai mengambil plastik kosong lalu mengambil sampah yang berserakan.

"Ngapain kesini." tanya Gunho to the point.

"Emang gua gaboleh ketemu sama lo? Sama temen sendiri?" ucap Jaehyuk tanpa menoleh.

"Ya enggak, maksud gua kok lo seniat itu kerumah gua dan yakin banget kalo gua ada dirumah."

"Yang namanya temen ya harus saling bantu satu sama lain, kalo temennya ilang tiba-tiba ya cari sampe dapet." Jaehyuk mengambil botol alkohol dengan hati-hati.

"Dangdut banget lo." ucap Gunho namun diselingi senyuman.

"Bodo, mandi gih lo bau alkohol nyengat banget. Kalo gini gimana Raina mau ngeliat lo, yang ada udah kabur liat lo begini."

"Anj-"

"Berisik, sono mandi." Jaehyuk melempar handuk ke Gunho lalu mendorongnya ke kamar mandi.












"Sekarang gantian gua tanya, kenapa gamasuk lo?" Jaehyuk memulai interogasinya.

"Ya ngapain orang gua gak diinginkan."

"Najis, drama boy ya lo ternyata." cibir Jaehyuk.

"APAAN KAGA LAH."

"Hadapin masalah lo Gun, gua tau ga mudah tapi gua bakal selalu ada di sisi lo. Kalo butuh bantuan ya bilang, jangan diem aja jangan sok kuat. Hubungan pertemanan kita bukan sekedar temen ngobrol atau temen nongkrong, lebih dari itu. Jadi kalo ada sesuatu yang ngeganjal lo, cerita ke gua. Nanti kita bisa mecahin masalahnya bareng-bareng."

"Idih apa-apaan nih wahai gerangan, tiba-tiba auto bijak. Keselek batu giok lo? HAHAHAH." canda Gunho.

"Anjir lo ya gua udah ngomong panjang lebar." tapi akhirnya Jaehyuk ngakak juga.

"Eh main PS yuk." sebuah pertanyaan random dari orang yang abis mabuk.

"Random banget lo njir, mata lo masih merah, masih ngigo mau main ps. Tidur sana, gua mau eskul dulu. Demi lo gua izin telat eskul nih."

"Uturututu iya Jaehyuk kuh makasih." goda Gunho sambil mencubit pipi Jaehyuk.

"Sorry sir i'm straight for real." ejek Jaehyuk sambil mendorong pelan bahu Gunho.

"GUA JUGA KALI, EDAN!"

"Udah ah ngegas mulu lo kurang rem, gua cabut ya."

"Iye sono lo benalu." canda Gunho sambil menendang bokong Jaehyuk.

"Hadeh, diantara semuanya emang lo doang hyuk."

Gunho yang mendengar suara motor Jaehyuk sudah menjauh, melangkah gontai ke tempat tidur dan mengambil handphone nya yang benar-benar habis baterai nya lalu men-charge.

Baru saja menyalakan handphone lalu menyalakan data, banyak notif line yang masuk.

📌ahli kubur (8)
Junkyu bacot : ANJJJJJJJ GUNHO KELUAR LO DR SARANG (15)

📌Ris 🐮 :
Ngapain si sok ngilang, dicariin? Woi abis gebok orang tanggung jawab
(25)

Seokhwa :
Pr bikin soal fisika essay

Jihoon 🐷:
Jawab bangke, gausah sok ganteng

"Hadeh orang ganteng napa banyaknyg nyariin, tapi ini Seokhwa ngacauin aja."

"Satu ice Cappucino Latte."

"50.000 ya-" Doyoung tercengang saat melihat orang didepannya sekarang.

"Let's talk Doyoung, banyak hal yang mau gua omongin sama lo."

"Tau darimana kalo gua kerja disini?"

"Darimana nya gapenting, yang penting kenapa lo malah milih kerja daripada sekolah."

"Gaperlu tau." jawab Doyoung acuh.

"Kita tuh apa sih young? Kita temenan apa cuma orang asing yang kebetulan ngobrol? Gapernah nganggep gua dan yang lainnya ada? Gila."

"Bi, bukan itu maksud gua."

"Apa? Maksud lo apa? Sini ceritain semuanya sama gua, gua dengerin sampe subuh juga gua jabanin."


Akhirnya Doyoung menyerah dan menceritakan semuanya ke Bianca.

"Jangan menyimpulkan sesuatu menurut sudut pandang lo aja, pikirin pendapat dan perasaan orang lain juga." Ucap Doyoung

"Young, lo kenapa sih???"

"Just leave me alone, kalo udah waktunya gua bakal balik kok. Gua cuma lagi capek sama hidup gua. It's not your fault. Jadi udah ya gua beneran gapapa." Doyoung yang udha bergegas pergi langsung ditahan oleh Bianca.

"Mama lo ya?"

Doyoung menjadi kaku seketika, bagaimana wanita ini tau masalah paling intimnya.

"Itu semua bukan kewajiban lo young, biarkan mama lo nanggung segala dosa yang dia perbuat. Dengan lo ngasih duit ke dia, belum tentu bikin dia berubah dan mau sadar dengan mimpi dan cita-cita lo."

Doyoung yang awalnya kekeuh enggan buka mulut akhirnya malah pecah dalam tangisan.

"Lo gasalah, semua anak lahir gaada yang namanya hasil ketidaksengajaan atau kesalahan. Mungkin Tuhan udah takdirin lo buat lahir dari rahim mama lo. Gua tau lo mau milih buat lahir dirahim ibu yang lain, tapi coba buat meluk semua emosi dan rasa benci lo. Lo ga sendiri, lo punya gua, Raina, Junkyu, Yedam, Jaehyuk, Jihoon, Gunho. Lo bebas mau cerita sama siapa aja, disaat lo udah ga mampu nahan semuanya tumpahin ke kita bertujuh. Jadiin kita sandaran buat lo."

Doyoung menangis sekuat-kuatnya, presepsinya selama ini ternyata salah. Dia yang selama ini hanya menganggap teman-temannya hanya figuran dihidupnya, nyatanya mereka semua adalah pemeran utama. Sang hero yang mungkin menyelamatkan hidupnya.



























;—;

Kalian pikir aku tidak nangis saat buat ini :'), banjir shay

teenager ㅡYGTB ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang