Chapter 15

41 7 0
                                    

Bagaimana caraku agar dapat melihat tawamu lagi? Dan memberikan senyum tulusmu hanya untukku!

Deva Pratama.

✴️✴️✴️

Sudah satu bulan semenjak kejadian mengerikan itu, kini kehidupan Salsa kembali normal. Namun sayang tidak bagi senyumnya. Masih terlihat murung dan dingin yah seperti itu gadis berusia 17 tahun tersebut. Rasa trauma masih sangat melekat dalam benaknya.

Kini jamkos waktu dimana semua siswa mendapatkan surga dunia masa sekolahnya, bisa ke kantin maupun bergosip ria dengan siswa lainnya. Tidak seperti Marcel sibuk dengan bukunya, dia lebih memilih menyiapkan mental untuk berbagai ujian yang sebentar lagi datang.

Kini waktu untuk Salsa ia gunakan untuk tidur dikelas sambil mengenakan headset nya memutar lagu reggae memang hobinya. Tanpa terasa dari arah lain Luna sedang asik bersenandung memfoto salsa yang tertidur pulas dengan ekspresi lucunya.

"Hmmm, Lo ngapain?" Tanya Salsa yang membuat kaget bukan main, gadis itu tadi tidur kok bisa tau mungkin fikir Luna begitu.

"Gue cuma anu itu" Luna hanya bisa melengos menahan tawa akibat aksinya ketahuan. Padahal hanya memfoto salsa dan dikirim pada Marcel.

"Sal yuk ke kantin?" Salsa masih berkutat dengan ponselnya mensecrol layar pipih membuka Instagram nya.

"Gue laper Sal!" Luna kembali bicara.

"Gendong gue!" Luna kembali melongo mendengar Salsa.

"Ogah Sono suruh kak Marcel!" Salsa mendengus kesal lalu segera bangkit dan menuju kantin.

Diperjalanan menuju kantin tidak sengaja bertemu Marcel,Dion dan Erlan diujung koridor jadi mereka pergi ngantin bersama.

"Cemberut aja neng?" Goda Marcel menjawil pipi Salsa.

"Ishh apaan sih!" Gerutu Salsa.

"Mulai deh mulai" sahut Dion dan Erlan saling menatap.

"Lo sirik?" Tanya Marcel sinis.

"Gue gak sirik Cel, gue bangga aja kanebo kering akhirnya bisa lunak juga!" Dion tertawa keras mendengar kalimat Erlan.

"Hmm!" Luna hanya bedehem agar tidak seperti patung berjalan.

"Diam ogeb!" Marcel menjitak kepala Erlan bertubi tubi.

Mereka kini duduk berlima saling bercanda bahkan paling heboh semeja, namu sangat sayang Salsa hanya diam kadang cuek dan kadang hanya mengangguk melihat sahabatnya bercanda. Marcel hanya berusaha membuat gadisnya tersenyum tapi kenapa susahnya minta ampun!.

"Sal Lo gak capek diem gitu?" Tanya Luna yang disambut keheningan antara ketiga cowok tersebut.

"Gue tau Sal Lo masih trauma tapi kita semua disini buat menghibur Lo kok!" Sahut Dion sok bijak.

"Salsa Venanda unyu-unyu!" Celetuk Marcel membuat mata Salsa melebar kini bibir nya mengembang. Karena hal konyol keluar dari mulut Marcel.

"Lo kok alay?" Tanya Erlan bergidik namun dengan tawanya yang keras.

"Bodo tuh my sweet gue udah senyum!" Lagi-lagi Marcel membuat Salsa melongo panggilan baru untuknya.

Sadistic Sweet Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang