Chapter 28

39 4 0
                                    

Jika waktu yang menentukan berapa lama perasaan akan bertahan, jadi seberapa kuat rasaku untuknya?

Marcel Michael

✴️✴️✴️

Hidung yang sangat sensitif baru saja memasuki kedai Salsa sudah mencium aroma manis yang kuat dari dalam. Bukan lagi kedai sekarang karena kini kedai tersebut disulap menjadi tempat nongkrong anak muda dengan free Wi-Fi. Yang tentu saja siapa yang berbakat boleh bermain musik.  Apalagi kini Marcel yang memiliki ide berlian.

Sebelumnya, Marcel jam 7 malam sudah berada dirumah Yoga apa lagi jika bukan menjemput Salsa keluar. Seharusnya Marcel sendiri harus belajar untuk menghadapi ujian sekolah yang sebentar lagi diadakan. Namun bagi dirinya ujian seperti itu sangat mudah ya tentu karena dikaruniai otak cerdas. Salsa nampak enggan menerima ajakan Marcel tapi hatinya mengatakan iya jadi kini dirinya sedang sibuk mencari baju yang cocok. Setelah 10 menit bersiap-siap akhirnya Salsa turun dan tidak luput dari pandangan Marcel salsa selalu membuatnya terpukau selalu seperti itu.

Marcel ternganga saat melihat Salsa menyantap brownies coklat dengan lahap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marcel ternganga saat melihat Salsa menyantap brownies coklat dengan lahap. Salsa tampak tersenyum hingga deretan gigi putihnya terlihat sungguh hati Marcel berdegup kencang.

"Sial Lo cantik banget sih" umpat Marcel dalam hati.

"Lo bisa sukses masih muda udah pintar bisnis lagi" puji Salsa.

"Ya lah biar Lo besuk betah sama gue kan gue udah mapan yakan!" Marcel mengedipkan sebelah matanya.

"Nyesel gue muji Lo" gerutu Salsa dengan mencebikkan mulutnya.

"Lo gak takut gendut banyak makan manis-manis?" Tanya Marcel melihat piring Salsa yang sudah kosong.

"Kan gue rajin olah raga kalo gue gendut emang kenapa bodo amat" sahut Salsa cengengesan.

"Gapapa sih"

"Lha ketimbang Lo ngopi mulu"

"Gue hobi kok"

Bahkan Marcel menyediakan ruangan sendiri yaitu dilantai dua dengan ruangan terbuka jadi bisa menikmati pemandangan kota yang begitu indah saat malam hari. Saat Marcel dan Salsa tidak datang bisa ditempati siapapun. Salsa hanya bisa tersenyum menikmati hembusan angin malam yang menenangkan. Lagi-lagi Marcel tertegun saat angin menerpa wajah manisnya yang membuat Salsa semakin cantik.

"Oh ini hati gue kok mau lompat mulu tenang dong jantung" umpat Marcel dalam hati.

"Makasih udah ngajak gue kesini" ujar Salsa menatap Marcel sekilas lalu memandang kearah kota lagi.

"Tentu my sweet" goda Marcel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tentu my sweet" goda Marcel.

"Gue tabok pakek sandal itu mulut bikin gue murka aja" sungut Salsa.

Marcel mendekat kini harus membuat Salsa yakin bahwa apa yang pernah Marcel ungkapan tentang perasaan nya itu benar bukan sekedar bahan candaan atau apalah!. Salsa hanya mengerutkan keningnya saat Marcel memegang erat kedua tangan Salsa menatap manik mata Salsa lekat.

"Salsa Venanda gue mau bilang sesuatu"

"Apa ?" Tanya Salsa berusaha tenang padahal jantungnya sudah tidak normal.

"Gue pernah bilang sama Lo kan kalo gue punya perasaan sama Lo Sal sebuah perasaan yang lebih dari seorang teman atau apapun itu. Gue suka sama Lo gue sayang dan cinta sama Lo" ungkap Marcel jujur terlihat dari manik matanya.

Salsa hanya ternganga jantungnya kini hampir lompat keluar begitu pun Salsa ingin teriak girang namun ditahan. Salsa tidak cukup tau tentang perasaan nya sendiri namun hati Salsa tidak bisa dibohongi jika perasaan nya sama. Sama menyukai Marcel entah itu dari kapan? .

"Marcel" kata Salsa lirih matanya berkaca-kaca entah apa yang dirasakan intinya Salsa merasa amat bahagia.

"Lo kenapa?" Tanya Marcel menangkup kedua wajah Salsa.

Salsa malah memeluk Marcel erat dan semakin erat tentu Marcel balas memeluknya memberikan sebuah kehangatan di sana. Begitu pula Salsa dapat merasakan rasa yang benar-benar nyaman hingga dapat mendengar detak jantung Marcel.

Kini terdengar isakan kecil didada Marcel, Salsa menangis entah apa yang membuat gadisnya seperti itu. Perlahan Marcel melepas pelukannya dan menangkup kembali wajahnya ditatapnya lekat walau Salsa hanya menunuduk.

"Kenapa Sal? Lo gak suka ya?" Tanya Marcel lirih.

"Gak gitu gue bersyukur dikelilingi orang-orang yang baik seperti Lo " ujar Salsa jujur.

Marcel tersenyum senang berarti perasaan nya tidak akan mengecewakannya.

"Kok Lo jadi cengeng jelek tau" goda Marcel agar Salsa kembali ceria dan benar Salsa malah menggerutu dan mendorong tubuh Marcel.

Salsa mendengus kesal dan kembali duduk mencecap es coklat vanilanya untuk menghilangkan rasa hausnya "kalo gue tega pasti Lo udah gue lempar dari sini biar tubuh Lo ancur sekalian atau gue cabik-cabik itu tubuh hih huh"

"Yaelah tadi mewek sekarang udah kaya cacing kepana_"

"Apa!" Bentak Salsa.

"Terus perasaan Lo sama gue gimana hum?" Tanya Marcel serius.

Salsa menggigit bibir bawahnya "gue gak tau eh belum tau Marcel!" Ungkap Salsa jujur.

"Oke gue gak maksa tapi perasaan ini buat Lo, jadi kapan Lo siap beri jawaban hubungan gue oke semoga gak mengecewakan Salsa hanya tersenyum tapi dirinya tahan agar tetap tenang.

* * *

Kelas 12 semua sibuk berkutat dengan USBN nya sekarang lagi-lagi Salsa jarang bertemu dengan Marcel dan itu sungguh membuat nya gelisah.

"Oke gue tau perasaan gue untuk Marcel" gumam Salsa dalam hati dengan senyumnya yang merekah.

"Mikir apa hum?" Tanya Fadil lalu ikut duduk disebelah Salsa.

Memang siswa belum semua datang dikelas jadi hanya ada beberapa anak didalam kelas Salsa.

"Gak kok!" Elak Salsa cengengesan.

"Kaya bahagia amat gitu, semenjak Marcel balik lagi kan Lo lebih sumringah" timpal Fadil.

"Gak kok"

"Pagi pagi morning Asalmualaikum" Teriak Luna yang baru masuk kelas.

"Yang ada itu dalam dulu " sahut Fadil lalu beranjak pergi karena pemilik bangku sudah datang.

"Ya pak Ustad" cebik Luna.

"Lo katanya mau crita soal hubungan Lo ?" Tanya Salsa dengan menopang dagunya dengan tangan diatas meja.

"Gak deh masih sama gue pikir kemarin mau ditembak eh Lo tau gue cuma diajak beli kostum olahraga doang"

"La terus?"

"Ya gitu aja dan gue nyesek udah ngarep banget gue gak mau crita deh entar mewek"

"Yah kan Lo alay"

Luna tidak menggubris malah berdiri meminta satu persatu siswa untuk mengumpulkan pr. Sisi tegasnya pun terlihat karena memang sebagai ketua kelas harus bertanggung jawab.

Salsa mungkin akan meminta ketemuan nanti malam di kedai seperti biasa. Rasanya sudah tidak sabar jantungnya berdetak lebih cepat padahal baru membayangkan saja. Memang cinta sungguh ajaib rasanya bisa membawa luka dan bahagia.

* * *

Happy reading ❣️

Vote dan komen yah sobat butuh dukungan dari kalian semua.

Sadistic Sweet Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang