Chapter 25

29 4 0
                                    

Marcel POV

Di Amerika Marcel kehilangan Oma nya yang meninggal karena usai nya memang tak lagi muda hampir 90 tahun. Tiga hari lagi Marcel pasti balik ke Indonesia. Dengan keluarga Michael yang terbilang berada ujian diluar sekolah tidak masalah. Minggu depan hanya perlu mengikuti simulasi kedua.

"Mom nanti aku balik dulu ke Indonesia!" Kata Marcel.

"Tidak sayang, mama sudah mempunyai rencana yaitu kamu kuliah disini" Jelas Ranti.

"What?" Mata Marcel terbelalak.

"Selain itu kamu juga bantu perusahaan yang disini"

"Mom plis!"

"Baiklah tapi satu bulan lagi boleh balik, keputusan mama tidak bisa dibantah!" Fransisca meninggalkan Marcel yang masih terdiam.

Rindu itu berat bagi kisah Dilan dan Miliya, Namun bagi Marcel rindu bagaikan sesak di dada semua menjadi resah. Berbagai kesibukan Marcel jalani mulai mengurus bisnis keluarga Michael yang dirintis di Amerika hanya bisnis lestoran ala Indonesia. Namun sangat banyak peminatnya. Sekilas Marcel lupa akan kerinduan pada Salsa bukan berarti melupakan sebuah rasa.

Hari demi hari dan kini dua Minggu pun telah berlalu itu pun bagi Marcel bagai satu tahun. Marcel memang sengaja tidak bermain ponsel agar bisa menahan rasa rindu. Selalu mencari kesibukan mungkin ada waktu senggang digunakan untuk bermain basket bersama saudara nya.

Anggap aja percakapan nya pakek bahasa Inggris 😂

"Hey?" Sapa seorang gadis bule yang tak lain Aurel.

"Lo Marcel kan?" Tanya Aurel.

"Hmm" Marcel berjalan keluar lapangan merasa aktifitas nya terganggu.

"Yah di cuekin!" Goda Jahson sepupu Marcel.

"Diam!" Aurel memberi tatapan tajam seketika Jahson tersenyum sinis.

Gadis yang terkenal cantik di komplek perumahan Oma Marcel dan menarik. Apa yang di inginkan harus menjadi miliknya. Aurel terlihat tertarik pada Marcel Michael cowok berpostur tinggi dada bidang blesteran Indonesia dan Amerika.

"Kenalin gue Aurel Anderson!" Aurel mengulurkan tangan pertanda ingin berjabat tangan.

"Lo kan udah tau nama gue!" Sahut Marcel acuh.

"Oh baiklah" Aurel tersenyum sinis lalu menurunkan tangannya.

"Tunggu!" Cegah Aurel ketika Marcel ingin pergi meninggalkan lapangan.

"Plis jangan sentuh gue!" Marcel menepis kasar tangan Aurel.

"Woe Aurel udah lah!" Teriak Jahson dari tengah lapangan yang terkekeh melihat tingkah konyol Aurel.

Marcel bergegas menuju mobil meninggalkan Aurel yang terus teriak memanggilnya. Sedangkan Jahson menyusul menggunakan mobil sport silver.

"Sialan belum tau gue siapa?" Aurel menghentakkan kakinya kesal.

"Gue bakal dapetin Lo!" Cerca Aurel.

* * *

Suasana riuh sepanjang lintasan arena balapan, yang disana sudah ada Marcel dengan mobil sport hitam dan Jahson dengan mobil sport silvernya. Mereka akan segera memulai balapan dengan taruhan benda kesayangan Masing-masing.

Melesat dengan kecepatan tinggi saling kejar mengejar itulah yang dilakukan dua remaja SMA sekarang. Hingga mencapai garis finish, yang Marcel taruhkan adalah gitar kesayangan pemberian Arman ketika umur 15 tahun. Sedangkan Jahson mempertaruhkan jaket yang terbilang jutaan harganya. Mungkin bagi mereka hal sepele namun bagi yang lain dua barang tersebut memiliki harga fantastis.

Kini tepukan dari penonton terdengar sangat riuh ketika Jahson berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu.
Memang Marcel di Indonesia hanya sering balapan montor pernah sekali dua kali memakai mobil itu pula saat keadaan terpaksa. Iya dulu Marcel pernah balapan mobil karena harus memenangkan taruhan uang yang besar. Dan hebatnya uang hasil balapan disumbangkan ke panti asuhan dan anak jalanan.

Aurel melangkah mendekati Marcel yang tengah duduk ditaman belakang bermain laptop lebih tepatnya membuat proposal untuk perusahaan. Dan setelah itu harus mengikuti simulasi berbasis online.

"Marcel!" Teriak Aurel mampu memecahkan gendang telinga bagi siapa saja yang bagaimana tidak dari ambang pintu saja Marcel sudah menutup kedua telinganya.

"Hay sayang gue bawain pizza !" Aurel menyodorkan sekotak pizza.

Yah sudah 3 hari Aurel terus mengganggu, dan masuk keluar rumah sudah biasa karena memang tetangga. Kepala Marcel seakan akan pecah mendengar gadis super Cerewet dan sok kecantikan. Mending mbak Anis penjual nasi uduk disekolah cerewet cantik tapi gak bikin onar.

"Jangan ganggu gue Rel?" Suruh Marcel yang sudah geram sedari tadi dicolak colek.

"Gak bisa sayang!" Aurel malah menyandarkan kepalanya ke bahu Marcel.

Seketika Marcel menghindar hingga Aurel terjungkal kesamping tanpa mereka sadari Jahson sudah melihat kejadian paling mengesankan.

"Gue udah punya pacar jangan ganggu gue!" Tegas Marcel lalu membawa laptop kedalam rumah dan pergi kedalam kamar.

"Kasihan amat!" Ejek Jahson.

"Ck sakit hati gue emang ada yang mau pacaran sama Marcel si anak batu itu!" Kesal Aurel lalu pergi begitu saja keluar halaman mungkin pulang.

Jahson hanya bisa tertawa terbahak-bahak, dulu Jahson juga pernah dikejar-kejar bahkan ditembak baru 3 hari jadian Aurel ingin ganti pacar setelah melihat cowok yang lebih keren. Siapa saja yang menjadi kekasih Aurel harus menyiapkan kantong tebal bagaimana tidak jika satu kali kencan harus berbelanja dan tidak sedikit pula yang dia beli.

Seketika Marcel merasa sangat Rindu, Marcel mengambil ponsel yang disimpan dinakas lalu melihat adakah pesan untuknya dari Salsa. Namun hasilnya nihil gadis itu sama sekali tidak mengirim pesan. Sebenarnya Marcel selalu mengirim pesan setiap pagi entah itu ucapan maupun memberikan kabar.

* * *
Salsa POV

Dua Minggu berlalu dan tanpa kabar dari Marcel semenjak ponselnya hilang karena dijambret ketika pergi belanja bersama Farah. Sebenarnya Salsa bisa mengirim pesan liwat email baru namun Salsa gengsi jika harus mengirim pesan dulu. 

Jam istirahat adalah waktu untuk mengisi perut. Kini Salsa duduk bersama Luna beserta Dion dan Erlan.

"Cye ada yang galau ditinggal sama ayang bebebnya" goda Luna.

"Pas ada aja dicuekin!" Sambar Dion.

"Biasa cinta datang terlambat" sahut Erlan lalu di iringi gelak tawa.

"Bodo" Salsa hanya menyantap nasi uduk didepannya dengan tidak nafsu.

"Udahlah apa salahnya cobak Lo kirim pesan dulu!" Saran Luna.

"Iye entar"

"Permisi hmm Salsa bisa ikut sama gue sebentar" Kata Fadil yang baru datang

"Eh habisin dulu tuh makan" Tunjuk Luna kearah nasi uduk yang baru berkurang 3 sendok.

"Gue gak laper, yuk Fadil" Salsa lalu mengikuti Fadil.

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

Happy reading dan Weekend ❣️

Sadistic Sweet Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang