Jika rindu sudah menggebu tidak ada lagi kata untuk menunggu, karena rindu sangat menyayat kalbu.
Marcel Michael
✴️✴️✴️
Fadil membawa Salsa kebalkon lantai 4 sekalian mencari buku paket fisika. Sesekali kakak kelas menatap heran dua cowok yang terkenal dengan anti cewek bisa dekat dengan siswi pindahan. Benar, Fadil bahkan sempat dikira homo karena selalu bersama teman cowoknya yaitu Vero.
Setelah meminjam buku mereka kembali ke kelas namun langkah Salsa terhenti ketika melihat pemandangan dari atas begitu nyaman. Apalagi halaman SMA Angkasa terdapat pepohonan yang rindang. Dengan angin yang berhembus perlahan membuat rambut Salsa yang tergerai berayun bebas. Fadil hanya tersenyum saat berada di samping Salsa. Biasa nya gadis lain berlomba-lomba untuk mendapatkan dirinya begitu sudah dapat yang pasti meminta belanja. Bagaimana tidak Fadil saat kelas X pernah pdkt dengan Arsy baru beberapa hari kenal belum jadian sudah meminta belanja.
"Sal hmm!" Fadil menyelipkan anak rambut Salsa kebelakang telinga.
"Ehh" Salsa tertegun saat jarak di antara mereka begitu dekat.
Fadil berdehem saat jantungnya mulai berdetak cepat untuk menetralkan rasa gugupnya.
"Ayo ke kelas!" Ajak Fadil lembut.
"Oke" salsa berjalan menuju lift dan tentunya Fadil mengekor.
Sesekali Fadil tersenyum Salsa berbeda dengan gadis lainnya. Entah bagaimana perasaan Fadil sekarang tapi dia cukup tau bahwa Marcel lebih dahulu menaruh rasa untuk Salsa. Kini Fadil hanya ingin menjadi sahabat untuk Salsa tidak lebih dari itu.
Salsa memutuskan untuk memberi pesan terlebih dahulu mengingat sebelum Marcel sudah membuatnya salah faham.
Salsa:
Marcel? Ini gue salsa!Apa kabar?
Selang beberapa menit Marcel sudah membalas pesan tersebut.
Marcel:
Cyee yang perhatian. Gue baik kok 3 hari lagi juga balik ke Indonesia. Lha Lo gimana?Salsa:
Gak sih b aja. Soalnya hp gue ilang!.Marcel:
Pantesan gak ada balasan. Lo mau apa kalo gue balik?.Salsa:
Gak usah.Marcel:
Beneran?Menunggu 3 hari bagi Marcel 3 bulan lamanya, Marcel memutuskan untuk segera balik malam ini juga. Sudah kangen dengan sahabat nya yang konyol dan gadis yang menyebalkan.
Salsa telah selesai dengan soal fisika yang super mematikan sulitnya, berkutat dengan berbagai rumus. Luna hanya bersandar di kursi dengan lemas setelah selesai mengerjakan soal-soal tersebut. Hingga jam pulang sekolah tiba, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang.
"Sal gue tadi dichat sama kak Erlan Lo" pamer Luna sambil menunjukkan ponselnya.
"B aja kali Lun" ujar Salsa cuek.
"Gak gitu Sal ini itu chat istimewa tau gak sih! Hmm gue itu udah Deket sama Kak Erlan akhir-akhir ini. Dan parahnya orangnya asik juga. Kemarin aja gue ketemuan dan dibwain coklat. Bagaimana gue gak leleh!" Ucap Luna dengan girang sambil mencak-mencak tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadistic Sweet Girl (END)
Teen FictionBerisi sebuah cerita sederhana disertai qoutes beserta puisi receh dan kata-kata mutiara. Menceritakan tentang kehidupan gadis setelah kehilangan orang tuanya dan hidup dalam sebuah trauma menjadikan sifatnya sangat berubah. Yuk baca jika menarik😉