Cinderella?

16.2K 1.5K 113
                                    

Haechan tak tahu dimana sekarang dia berada. Dia kemari hanya karena paksaan dari Jaemin. Malu katanya jika datang sendiri. Tapi lihat sekarang Jaemin malah kesana kemari seorang diri meninggalkannya yang kebingungan di sudut ruangan.

Ini pesta ulang tahun. Ulang tahun siapa juga Haechan tak tahu. Jaemin hanya bilang ini ulang tahun anak semata wayang bosnya. Seharusnya Jaemin datang dengan rekan kerjanya yang lain namun mereka berhalangan karena terkejar deadline. Dengan sedikit sogokan, pegawai magang dengan gaji pas pasan macam Haechan tentu saja mau menemani.

"Na Jaemin dan dunianya memang benar-benar menakjubkan. Lihat, mereka semua memakai barang bermerk dengan harga selangit."

Haechan mulai bermonolog. Pandangannya mengedar ketiap sisi-sisi gedung. Memperhatikan tiap kelompok-kelompok kecil yang saling bercengkrama.

Hingga pandangannya tak sengaja bertemu dengan seorang lelaki yang juga sedang bercengkrama dengan beberapa orang yang membentuk lingkaran kecil seperti yang lain. Pandangan mereka terkunci beberapa saat. Haechan baru tersadar saat lelaki itu menyunggingkan senyum yang dibalasnya dengan senyum kaku penuh kecanggungan.

"Memalukan. Kesan pertama yang buruk."

Haechan merutuki diri sendiri. Dia memandang kearah lain sekarang. Mari lupakan saja dan anggap itu hanya angin lalu.

"Apa kau mau minum?"

Haechan segera menoleh dan hampir saja berteriak kaget saat mendapati lelaki yang tadi bertukar senyum kini berdiri di depannya.

"Terimakasih."

Haechan tersenyum seramah mungkin seraya mengambil gelas yang disodorkan.

"Sendirian?"

"Dengan temanku. Tapi sekarang aku tak tahu dia dimana."

"Sudah bertemu dengan pemilik acara?"

"Mungkin nanti."

"Mau diantar?"

"Tidak perlu. Aku akan pergi dengan temanku."

Hening. Tak ada pembicaraan lagi. Haechan meminum air dari gelas yang berada di tangannya. Dia tak tahu itu apa tapi rasanya lumayan enak.

"Kita belum berkenalan."

Lelaki itu menyodorkan tangannya, mengajak berkenalan. Haechan tanpa ragu menjabat tangan lelaki tersebut seraya menyebutkan namanya.

"Haechan. Lee Haechan."

"Mark Lee. Senang bertemu denganmu."

Setelah saling melempar senyum keadaan menjadi hening kembali. Haechan bukanlah tipe pendiam yang hanya buka mulut jika ditanya. Tapi melihat situasi dan kondisi sepertinya dia harus menjadi pendiam untuk beberapa jam kedepan. Mari menjadi bangsawan dengan tata krama dan kesopanan yang dijunjung tinggi.

Haechan tak tahu akan ada sesi dansa bersama. Dia tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya saat alunan musik terputar kemudian matanya menemukan Jaemin tampak bahagia tengah berdansa dengan seorang lelaki tampan.

"Na Jaemin benar-benar menikmati hidupnya."

"Kau mengatakan sesuatu?"

Haechan segera menggeleng. Tentu dengan gaya yang sangat anggun seraya tersenyum. Kesan pertamanya sudah jelek. Dia mencoba memperbaikinya sekarang.

"Tidak. Aku hanya bergumam."

Hening kembali. Hampir satu ruangan kini larut dalam suasana dengan ikut berdansa. Tak masalah tanpa pasangan. Dengan teman pun tak apa.

Gotta Go ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang