Chapter 4

160 107 35
                                    

Tampak gadis kecil itu berlari menyusuri koridor sekolah.Ya,hari ini adalah hari senin dimana setiap sekolah melaksanakan rutinitas awal pekannya apalagi kalau bukan upacara.

"Dasi gue mana?"

"Awas dong gue juga mau ngaca!"

"Topi gue, tadi gue letak dimana ya?"

Itulah yang terdengar dalam kelas X Bahasa. Mereka terlihat sibuk sendiri tanpa memperdulikan orang-orang yang mulai berkumpul di lapangan upacara.

Setelah sampai di kelasnya yang gaduh Zena langsung meletakkan tas coklatnya di atas meja dan mengambil topi milik nya didalam tas, dia tampak tergesa-gesa.

"Emang gerbang belum ditutup apa?" tanya Kiza pada Zena yang sedang mengambil topi dalam tas

"Hampir tutup muat buat badan gue doang" cengir Zena

"Lo juga sih,udah tau kita masuknya cepat,gak bisa cepatan sedikit apa?" cetus Kiza

"Gue kesiangan" senyum Zena

Tanpa banyak bicara lagi mereka langsung menuju lapangan upacara. Upacara bendera adalah hal yang membosankan bagi Zena apa lagi harus mendengar pembina berbicara.

Murid SMA Jayawijaya sangat tertib,barisan yang tersusun rapi. Memang sekolah ini adalah sekolah yang luar biasa yang bisa mendisiplinkan semua siswa siswinya.

Zena akhirnya bisa bernapas lega ketika upacara selesai. Tanpa berpikir panjang dia langsung menggandeng tangan Michika dan langsung mereka langsung menuju kelas. Setelah sampai didepan kelas untuk mereka tidak langsung masuk tapi duduk didepan kelas untuk melepas lelah habis upacara.

Selama duduk mereka tidak ada yang membuka mulut, diam seribu bahasa. Ditengah lamunan mereka....

"Hei anak sd" laki- laki berkaca mata itu lewat tepat didepan mereka

"Hei anak tk"

Segerombolan laki-laki itu menertawai mereka seakan-akan ada sesuatu yang terlihat sangat lucu. Michika dan Zena hanya menatap aneh tanpa membalas ucapan mereka, yang Zena dan Michika tahu mereka adalah adalah seniornya yang kelasnya berdekatan dengan kelas mereka. Melihat Zena dan Michika diam saja, mereka langsung pergi meninggalkan dua orang itu.

Setelah kepergian mereka dari hadapan Zena dan Michika

"Kurang ajar tu orang ya ka?" kesal Zena

"Iya nyebelin," gerutu Michika

"Ngapain juga ya mereka gangguin kita?" tanya Zena

"Mungkin kita cantik" cengir michika

"Bukan cantik Michika tapi kecil" jawab Zena dengan tawa khasnya

Mereka pun masuk ke dalam kelas karena jam pelajaran pertama akan segera di mulai.

Wajah-wajah X bahasa sangat tegang saat menghadapi pelajaran ini. Ya,pelajaran apa lago kalau bukan Bahasa Jepang. Gurunya yang terkesan killer membuat semuanya diam tanpa banyak bicara.

"Tet...tet...tet"

Itulah yang ditunggu semua siswa bel tanda istirahat pertama. Ketika orang-orang sibuk pergi ke kantin tetapi Zena dan Michika lebih memilih untuk bercerita.

"Heii..Zena. Bagaimana?" tanya Michika

"Apanya yang bagaimana?" bingung

"Ya pura-pura lupa juga lo ya jadi orang" jelas Michika

"Oh itu" Zena menutup muka bulatnya dengan kedua tangannya

Zena segera menarik tangan Michika mengajaknya duduk didepan kelas karena dia rasa itu adalah tempat yang pas buat cerita.

"Ayolah na cerita sama gue" rengek Michika

"Gak ada yang menarik sih" jawab Zena lemas

"Emang kenapa?" tanya Michika

"Kami cuma cerita-cerita aja,saling mengungkapkan perasaan masing-masing" senyum Zena mengembang dia langsung ingat kejadiannya berasama Rian

"Momen yang tak terlupakan ya Zena" ledek Michika

"Ya gitu deh" senyum Rian terlintas di benak Zena

****

Gadis mungil itu terlihat gelisah mencari michka, tadi Michika pamit mau ke wc tapi sampai sekatang gak balik-balik yaa. Zena takut semakin lama siswa siswi SMA jayawijaya semakin berkurang karena kini sudah jam pulang. Dia duduk di depan kelas sendiri menunggu Michika.

"Hei..."

Sangat mengagetkan Zena, membuat matanya melotot jantungnya seakan mau copot.

"Dari mana aja sih" omel Zena

"Dari wc lah" jawab Michika

"Lama bener,capek gue nungguin lo mana gue sendiri lagi" sedih Zena

"Maaf-maaf, gue tadi tu pas sudab ke wc ketemu sama bu Nani, kasihan gue liat dia bawak banyak buku makanya gue ke kantor dulu bantuin bu Nina" jelas michika panjang lebar

"Gak mikir gue lo ya" marah Zena

"Dari pada lo marah gak jelas lebih baik kita pulang entar keburu gerbang di tutup" ajak Michika

Tanpa menjawab Zena menjalankan kakinya kearah parkiran sekolah dan Michika berlari kecil mengejar Zena yang sudah ada di depannya.

"Zena tungguim gue kenapa" teriak Michika

Akhirnya dia berhenti dari pada harus mendengar ocehan Michika. Tanpa mereka sadari ada segerombolan orang memperhatikan mereka berdua.

"Hei..anak sd" teriak laki-laki berkaca mata

"Apaan sih" kesal Michika sambil melotot melihat laki-laki berkaca mata itu.

"Ngapain sih anak sd ada di SMA" ledek laki-laki berbadan tegap, teman-temannya langsung tertawa mereka pikir ini lucu.

"Bukan kita yang salah sekolah tapi kalian" jawab Zena

"Iya jelas dong bapak-bapak ko makai seragam SMA" tambah Michika

"Dari pada kita bicara sama orang yang gak jelas lebih baik kita pulang,buang waktu-waktu" kata Zena

Mereka pergi meninggalkan segerombolan kakak senior yang tidak mereka kenali itu.

Diperjalanan pulang.....

"Zena siapa yaa mereka itu?" tanya Michika

"Lo pikir gue kenal, wajahnya aja gue baru liat juga" jawab Zena

"Sibuk banget ya mereka" ujar Michika

"Anggap aja mereka gak ada,siapa tau cuma hari ink mereka gangguin kita" harap Zena

"Ya kita lihat saja besok" usul Michika

"Iya sayang" balas Zena

Akhirnya selesai juga partnya

Semoga kalian suka yaa😍

Maaf kalo ada yang kurang atau tidak sesuai karena saya masih belajar🙏🙏

Tunggu ya part selanjutnya jangan bosan👉👉

Jangan lupa vote dan coment👇👇

Your LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang