Chapter 11

56 15 13
                                    

  Happy Reading💐

   Sungguh hari yang melelahkan bagi wanita mungil itu. Setelah capek pulang sekolah ia harus membantu bundanya membereskan rumah.

"Kak jangan cemberut gitu dong" goda bunda

   Zena hanya membalas dengan senyum simpulnya.

"Gimana gue gak cemberut, pulang sekolah itu capek lo bun, sekolah itu bukan hanya ketawa sama teman-teman tapi harus berpikir kuat yang menguras tenaga dan pikiran" batin Zena

   Mencuci piring, menyapu dan mengepel itulah tugas yang di kerjakan oleh Zena. Setelah pekerjaan dirasa Zena telah selesai ia langsung merebahkan badan diatas kasur empuk kesaayangannya.

   Akhirnya Zena telah sampai di dunia mimpi, ia tidak menghiraukan jika ia belum mandi dan mengisi perutnya.

   Zena berlabuh dialam mimpi sedangkan bunda masuh sibuk memasak didapur.

"Mana nih anak, mandi belum udah gak tau tempatnya" gumam bunda

   Selesai masak bunda melangkahkan kakinya menuju kamar putrinya.

   "Dasar nih anak kebiasaan banget, mudah banget yang namanya tidur" omel bunda

"Zena bangun, kamu itu belum mandi" kata bunda seraya memukul-mukul badan putri sulungnya.

"Hmmm...Zena ngantuk bun" ucap Zena

"Cepetan bangun, habis itu mandi" perintah bunda

"Iya deh bun iya"

   Zenan langaung mandi dan segera berganti pakaian karena perut telah keroncong mintak segera diisi. Zena segera bergegas menuju ruang makan karena keluarganya telah lama menunggu.

"Ayo buruan makan kak" ajak ayah

"Iya"

"Gimana sekolah kamu?" tanya ayah

"Ya gak gimana-gimana, sekarang lagi ujian kenaikan kelas" jawab Zena

"Oh ya udah, kamu belajar yang rajin" perintah ayah

"Siap ayah?" kata Zena

"Alah boonv tu kakak yah, kerjaan kakak setiap malamnya hanya mainin handphone aja" kata Azka

"Lah kan gue nyari tugas" marah Zena

"Nyari tugas apa chattingan sama Rian?" ledek Azka

   Zena tidak menjawab ledekan Azka, sudah mendengar nama laki-laki itu saja sudah membuat moodnya hancur apalagi sampai melihat wajahnya. Sekarang Zena sangat ingin melupakan Rian bagaimanapun caranya. Kebanyak orang jika ingin melupakan itu harus ada penggantinya, Zena bingung untuk sekarang dia gak ada dekat sama cowok apa lagi teman cowok spesial. Masa sama Veno kakak kelas yang belum dia tahu wujudnya seperti apa.

"Hei anak gadis gak boleh ngelamun" kata bunda mengangetkan Zena.

"Eh, Zena sudah makan, Zena ke kamar sulu yaa" ucap Zena

   Gadis mungil itu menuju kamar dengan pikiran yang berkecamuk di otaknya. Sesampai dikamar Zena langsung meraih benda tipis di atad nakas. Dan dia melihat ada whatsApp dari Veno.

Veno : Anak SD

Zena : Berenti deh, manggil gue    dengan sebutan anak SD, apa lo gak liat gue sekolah makanli rok apa? Abu-abu apa merah?

  Zena sangat kesal dengan seniornya satu ini.

"Kalo gue tau lo itu orangnya yang mana, bakal habis tu muka bakal gue tonjok, gak ada ampunnya" batin Zena

Cukup lama Veno membalas pesan Zena dan akhirnta Veno membalas.

Veno : Hehe, jangan marah, kamu maiin cantik kalo lagi marah

Zena : Alah, gak mempan gue sama rayuan basi lo, lo itu orangnya yang mana sih? Tampakin dong wujud lo!!!

Veno : Emang gue apaan pakai wujud, gue ini manusia

Zena : Kalo lo emang manusia tampakin dong muka lo depan gue"

Veno : Gue orangnya biasa-biasa aja ko, jelek lagi, jauh dari kata standar

Zena : Gue gak nanya

   Pesan Zena hanya di read oleh Veno. Sebenarnya Zena sangat penasaran dengan seseorang bernama Veno itu.

"Kira-kira orangnya kayak gimana ya?, oke dari pada gue mikir sekarang akan ada buat kepala gue pusing, lebih baik gue tidur, besok disekolah gue cari tahu" batin Zena

                          ****

  
Pagi yang cerah, matahari pagi menyinari wajah cantik Zena. Gadis itu terlihat sangat ceria, sepertinya dia telah berdamai dengan masa lalu.

"Hei lo gila yaa naa, ngapain senyum-senyum sendiri kayak gitu" ujar michika aneh

"Gue harua bahagia dong ka, masa iya gue harus sedih meluluh, lo tega liat gue sedih" tanya Zena

"Gak sih tapi gue aneh aja gitu ngeliatnya" kata Michika

"Ayo buruan masuk ke kelas ntar lagi bel bunyi tu" ajak Zena

"Ayo"

   Kedua gadis itu masuk ke kelas karena bel masuk telah berbunyi dan semua siswa akan disuguhi dengan soal-soal yang mengotak atik pikiran mereka.

                         ****

   Teeet....teet...teeett...

  Ya bel pulang telah berbunyi, akhirnya Zena bisa bernapas lega.

"Eh Zena bareng ya kedepan" kata Kiza

"Iya"

"Mana Michika?" tanya Kiza

"Itu dia" ucap Zena seraya menunjuk Michika yang ada di belakang mereka.

"Eh tungguin gue" teriak Michika

   Michika ngos-ngosan mengejar Zena dan Kiza

"Oh iya kalian tungguin gue didepan aula ya, soalnya gue mau ke kantor dulu" kata Kiza

"Iya, cepetan jangan pakai lama ya" ujar Zena

   Zena dan Michika tidak ada yang membuka suara sampai tiba saatnya.

"Eh naa, itu kayaknya kak Yudi yang sering gangguin kita deh" kata Michika seraya menunjuk dua orang yang berjalan kearah mereka

"Iya, siapa ya temennya itu?" tanya Zena

"Gak tau juga, gue gak pernah lihat soalnya" jawab Michika

"Apa mungkin itu Veno?" tanya Zena

Naa apakah benar itu veno?
Jika ingin tahu, baca part selanjutnya👉👉

Jangan lupa Vote dan comen yaa👇👇
Karena itu yang bikin semangat buat author lanjutin cerita ini😊😇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang