S E V E N

703 63 7
                                    

Pesanan Haikal dan sudah selesai, mereka berdua langsung menyantap ketoprak itu. Ayana makan ketoprak sampai belepotan ke pipinya, Haikal langsung mengambil tissu dan mengusap pipi Ayana yang belepotan.

"Udah gede juga, masih aja makannya belepotan," ujar Haikal sambil mengelap bekas makanan di pipi mulus Ayana.

"Sengaja belepotan, biar kamu yang bersihin," jawab Ayana asal.

"Oh, jadi sengaja ya?" Haikal gemas dengan pipi Ayana, langsung mencubit pipi Ayana.

"Ih, sakit tau Kal. Pipi aku jadi melar deh." Ayana mengusap pipi yang merah karena bekas cubitan Haikal.

"Biarin abis aku gemas."

"Udah, ah lanjut makan lagi. Udah pukul segini, telat banget aku gara-gara kamu," titah Ayana.

Mereka melanjutkan makan, setelah itu langsung buru-buru berangkat ke ramayana. Karena jarak tempat penjual ketoprak tidak terlalu jauh, mereka sudah sampai di tempat kerja Ayana. Di tempat kerja terlihat Safita dengan Rendra sedang suap-suapan bubur.

"Assalamualaikum," salam Ayana dan Haikal kompak, membuat pasangan yang sedang suap-suapan kaget. Hingga Safita tersedak, Rendra dengan sigap memberikan minum.

"Kalian itu ya, datang-datang ngagetin orang aja kerjaannya. Tuh, liat Safita pacarku jadi kesedak," omel Rendra. Ayana yang diomeli Rendra menunduk, dia merasa bersalah.

"Maaf, kan nggak tau kalau kalian lagi makan," ujar Ayana sangat menyesal.

"Emang mata kamu ke mana saat masuk ke sini? Mata kamu nggak dipake? Orang kelihatan jelas kita lagi makan, malah di kagetin," marah Rendra, Rendra menaikan suaranya lebih kencang, seperti bentakan. Namun, Rendra tidak membentak. Seperti itu saja, langsung membuat Ayana mengeluarkan air mata. Ayana menangis karena dimarahi oleh Rendra, dia takut melihat Rendra marah padanya.

Saat Ayana menangis, mereka malah tertawa. Ayana kesal sekali, apa mereka sengaja mengerjai Ayana?

"Kok kalian malah ngetawain aku sih? Aku kan takut dimarahin A' Rendra, makanya, aku nangis," ujar Ayana.

"Dasar cengeng, orang aku marahnya cuma bercanda kok. Nggak usah takut, kayak kita baru kenal aja," balas Rendra.

"Jadi cuma bercanda? Apa yang Aa lakukan ke Ayana itu jahaddd," ujar Ayana langsung melengos, seakan pura-pura marah.

"Udah, nggak usah pura-pura marah segala. Nanti cantiknya ilang loh," ucap Haikal sambil membelai rambut Ayana.

"Emang aku cantik ya Kal?"

"Nggak!" Jawaban Haikal yang tak terduga membuat Ayana langsung cemberut, cewekkan gitu. Di jawab jujur malah ngambek, terus dijawab bohong nggak boleh.

"Oh, gitu aku nggak cantik. Yaudah deh, aku kan emang jelek. Aku sadar kok."  Ayana langsung mengambil piring dan gelas kotor yang ada di ember hitam, untuk dia cuci. Ayana keluar dari ruang tempat kerjanya, untuk ke tempat cuci piring. Ayana dengan telaten mencuci piring dan gelas yang kotor. Tiba-tiba ada tangan yang mencubit pipinya, membuat Ayana kaget. Dia melihat ke belakang, ternyata itu Haikal. Ayana membalas mencubit Haikal, dengan tangan yang masih ada sabun. Haikal membalas lagi, sampai akhirnya mereka perang sabun.

"Kamu nggak cantik, tetapi kamu cantik banget bagiku. Kecantikan tidak bisa dilihat hanya dari rupa, karena cantikmu di hatimu juga bukan hanya rupa," ujar Haikal sambil memegang tangan Ayana.

"Makasih, Kal aku boleh tanya?"

"Kamu boleh tanya apa aja, nggak perlu meminta izin sama aku."

"Apa sih yang kamu suka dari aku? Sampai kamu jadiin aku pacar kamu? Aku kan jelek, pendek, cerewet."

"Itu tau."

"Haikal kamprettttt!" Ayana yang kesal setengah mati dengan Haikal, langsung meninggalkan Haikal di tempat cuci piring sendirian. Ya sendirian, kalau ada orang lain mana mungkin Ayana mau meninggalkan Haikal. Apalagi kalau yang ada di situ cewek lain, ditarik langsung tangan Haikal sama Ayana. Ayana kan sangat posesif serta cemburuan,

Begitulah cewek, selalu mempertanyaan alasan para cowok memilihnya. Kemudian, merendahkan diri mereka agar di puji. Berhubung Haikal memang tidak peka apa maksud Ayana, dia malah jawab jujur.

Haikal mengejar Ayana yang sedang berlari pelan, gimana mau kencang. Orang Ayana sedang membawa piring dan gelas kaca, bisa-bisa barang-barang itu nanti malah pecah.

"Kenapa sih kalian lari-lari?" tanya Safita bingung melihat pasangan itu berlari dari tempat cuci piring. Safita mengambil ember yang berisi piring itu dari Ayana, Haikal langsung memegang tangan Ayana.

"Kamu emang jelek, pendek dan cerewet. Namun, itu bagi orang lain bukan bagiku. Aku memcintai kamu apa adanya kok, sama sekali tidak melihat kekurangan kamu." Ayana tersenyum mendengar jawaban dari Haikal.

"Kamu tanya apa yang aku suka dari kamu? Aku mencintai kamu apa adanya, karena cintamu yang terlalu besar membuat pertahanan hatiku runtuh. Dan sekarang, malah membuat aku sangat mencintaimu," lanjut Haikal.

"Ciee Ayana nggak galau lagi nih, kan udah ketemu Haikal. Mana sekarang Haikal manis banget lagi, jangan sampai aku ikutan cinta sama Haikal," ledek Safita, tanpa sadar ledekan Safita membuat Ayana dan Rendra menatapnya dengan tatapan horor.

"Nggak kok honey, aku kan cuma bercanda. Aku cintanya sama kamu doang, nggak bakal pindah hati," ujar Safita langsung memegang tangan Rendra.

"Aduhh kalau mesra-mesraan terus kapan kita kerjanya Saf?" tanya Ayana.

"Hehehe iya, maaf."

Mereka semua langsung menyudahi bermesraannya, karena Safita dan Ayana hendak kerja. Sedangkan pasangan mereka, menunggu di room yang tidak terpakai entah apa yang mereka lakukan.

Jangan lupa vomment

LDR With GamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang