N I N E

534 44 0
                                    

"Nggak ada, apa-apa sih. Amel cuma mau kasih tau Bang Haikal sudah nunggu Mbak di depan, lagi ngobrol sama dek Amita dia."

Ayana kaget bukan main, setelah mendengar jawaban dari Amel. Dia langsung keluar kamar untuk menghampiri Haikal dan Amira yang sedang bercanda, tanpa perduli dengan wajahnya yang tercoret lipstik. Ayana jelas nggak suka kedekatan Haikal dan Amira, karena takut Haikal akan direbut Amira. Ayana sangat tahu bagaimana sifat sepupunya itu, suka sekali merebut apapun miliknya termasuk cowok, sudah cukup Delon yang Amira rebut. Jika Haikal juga Amita rebut, Ayana tidak akan pernah memaafkan Mila lagi. Bahkan sepertinya, akan terjadi perang saudara deh karena rebutan cowok.

Ayana dan Amira adalah sepupu, tetapi umur mereka hampir sama. Hanya Ayana lebih tua beberapa bulan, jadi Amira memanggilnya Mbak. Amel memanggil Amira dengan embel-embel dek, usia Amel masih kecil. Sangat tidak sopan jika harus memanggilnya nama saja tanpa embel-embel, kalau embel-embel Kak kan tidak mungkin secera keluarga Ayana dan Amel tertua.

Ayana langsung menarik tangan Amira, karena terlalu kencang Amira meringis. Haikal tidak tega melihat apa yang Ayana lakukan pada Amira, tetapi dia tidak bisa apa-apa. Jika Haikal membela Amira, urusannya akan semakin menjadi runyam.

"Ngapain kamu bercanda sama cowokku? Mau kamu rebut lagi cowokku kayak dulu? Huh dasar pelakor nggak pernah berubah," cerocos Ayana tanpa henti.

"Kamu salah faham, kami nggak bercanda. Cuma tadi ada sesuatu lucu aja, makanya, aku sama Haikal ketawa. Itu aja, nggak lebih. Gr banget, siapa juga yang mau rebut Haikal dari kamu. Kamu kan tau, aku udah punya Delon. Yang sangat perfect, bahkan lebih perfect Delon daripada Haikal," balas Amira tajam.

"Iya, yang dibilang Amira itu benar semua," bela Haikal.

"Udah deh, Kal. Nggak usah belain dia," kesal Ayana, benarkan kalau Haikal belain Amira. Masalah jadi runyam, Ayana pasti akan ngambek.

"Iya, Maaf."

"Cowok hasil ngerebut dari gue aja bangga, nggak bisa cari cowok sendiri gitu tuh. Setiap gue dapat cowok, langsung berusaha ngerebut. Dasar pelakor!"

Wajah Amira sudah merah, dia begitu kesal mendengar ucapan Ayana yang menghinanya. Tangannya terkepal, kemudian dia mengangkat tanganya. Amira hendak menampar Ayana, tetapi langsung di cegah oleh Delon yang baru saja datang.

"Ayo kita pergi, nggak usah berantem kayak anak kecil sama Ayana Mir," ujar Delon langsung menarik Amira meninggalkan Ayana dan Haikal. Setelah kepergian Amira dan Delon, Ayana dan Haikal mengobrol sebentar.

"Kamu nggak usah dekat-dekat sama Amira. aku cemburu Kal. Aku takut, kamu bakalan ninggalin aku dan berpindah sama Amira," ujar Ayana sambil menangis, dia memang benar-benar takut kehilangan Haikal. Pria yang sangat dia cintai. Haikal melihat Ayana menangis, dia tidak tega. Haikal langsung mengusap air mata Ayana.

"Udah jangan nangis, aku nggak akan pernah ninggalin kamu kok. Kamu nggak usah khawatir," ujar Haikal sambil membelai rambut panjang Ayana.

"Kamu serius?"

"Iya, sayang. Kamu beresin make up dulu sana, make up kamu belepotan gitu. Biar aku tunggu di sini, aku nggak akan ke mana-mana kok," titah Haikal sangat lembut. Ayana mengangguk, dia langsung pergi ke kamarnya untuk membereskan make up di wajahnya yang sangat berantakan.

Ayana sudah kembali, dia langsung mengandeng tangan Haikal dengan mesra.

"Kita mau ke mana Yang?" tanya Ayana bingung, mereka berdua memang belum punya tujuan ingin pergi ke mana.

"Ke mana aja deh, ikutin jalanan. Kalau ada tempat bagus kita berhenti di sana," jawab Haikal sebelum naik ke motornya. Haikal sudah naik, Ayana pun juga naik ke motor Haikal.

Haikal mengendarai motornya pelan, di perjalanan Ayana bercerita panjang lebar. Haikal mendengarkan semua cerita Ayana dari awal hingga akhir. Motor Haikal berhenti, Ayana bingung. Apakah benar mereka akan pacaran di tempat ini? Mendadak jadi horor, secara Haikal berhenti di depan kuburan.

"Yang kamu yakin kita mau pacaran di kuburan?" tanya Ayana agak sedikit ketakutan.

Haikal tertawa setelah mendengar pertanyaan Ayana yang menurutnya sangat konyol, ditambah lagi melihat wajah ketakutan Ayana.

"Ya enggak lah sayang, kamu menghadap ke belakang deh. Lihat ada apa." Ayana menurut, dia menghadap kebelakang. Ayana sangar terkejut melihat tempat yang sangat indah, yang berada di depan kuburan. Tempat itu adalah karang tuma teritis. Semua tempat wisata yang ada restoran, wahana, juga kolamnya.

"Kamu kok tau ada tempat ini? Aku yang tinggal di daerah ini aja nggak tahu loh Yang," ujar Ayana sambil menatap tempat itu dengan tatapan kagum.

Baru pertama kali Ayana pergi ke tempat ini, Ayana yang sangat penakut mana berani lewat kuburan. Jadi tidak tahu deh ada tempat ini. Ayana yang tidak sabar ingin masuk ke dalam, langsung menarik tangan Haikal. Mereka berdua menaiki wahana pontang panting, rasanya tidak kalah seru dengan pontang panting yang ada di Ancol. Puas menaiki wahana, Ayana mengajak Haikal berfoto di tamannya. Temannya sangat bagus, sangat cocok menjadi background foto. Karena perut mereka sudah keroncongan, mereka masuk ke dalam restoran ingin mencoba masakan yang ada di sana.

Seharian mereka habiskan berdua di karang tuma teritis, hari sudah mulai malam. Haikal langsung mengantar Ayana pulang, tidak baik juga pergi dari pagi pulang larut malam.

Jangan lupa Vomment

LDR With GamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang