T E N

610 58 0
                                    

Haikal dan Ayana sudah sampai di rumah Ayana, mereka berdua langsung turun dari motor Haikal. Mereka sangat lelah, tetapi juga senang. Karena bisa menghabiskan waktu bersama, kapan lagi mereka bisa bersama. Secarakan mereka berdua itu LDR, ya ketemunya pun sangatlah jarang. Berbeda dengan pacaran yang biasa, yang bisa bertemu setiap saat.

"Mau mampir?" tanya Ayana yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Haikal. Haikal menolak, karena dia lelah badannya juga lengket ingin segera mandi. Dan main game pastinya.

"Yaudah, aku masuk dulu ya Kal." Saat hendak masuk rumah, terdengar panggilan dari Haikal.

"Ay!" panggil Haikal lembut.

"Ya, Kal. Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Ayana langsung membuka tasnya, mencari siapa tau ada barang Haikal yang masih tertinggal di tasnya.

"Ada."

"Apa? Aku udah cari ke mana-mana, tetapi nggak ada barang kamu di tas aku. Tadikan udah kamu pegang sendiri barangnya."

Haikal langsung menghampiri Ayana dan mencium kening Ayana, saat Haikal melakukan itu jantung Ayana berpacu dengan kencang.

"Good night, nice to dream."

"Kamu juga ya, semoga di mimpi kamu muncul wajahku yang sangat cantik ini."

"Geer, siapa juga yang bilang kamu cantik?" goda Haikal.

"Iya, aku emang jelek. Cantikan Kak Nina sama mantan-mantan kamu yang lain, aku sama sekali nggak ada apa-apanya," ketus Ayana sebelum masuk rumah, dalam hati Haikal dia merutuki dirinya sendiri. Karena menggoda Ayana hingga Ayana ngambek, Haikal tidak jadi kembali ke penginapan sekarang, dia malah ikut masuk ke rumah Ayana.

"Bukan gitu sayang, kamu kok malah bahas Nina sama mantan-mantan aku. Mereka itu cuma mantan, karena sekarang pacar aku yang paling cantik ya cuma kamu. Udah deh, jangan ngambek, nanti beneran jelek loh." Haikal mati-matian berusaha merayu pacarnya itu, walau suka marah, ngambekan, tetapi Haikal sangat menyayanginya.

"Kenapa nggak suka aku bahas Kak Nina atau mantan-mantan kamu yang lain? Kamu masih cinta sama mereka, kamu belum move on ya. Apalagi sama Kak Nina, kamu kan tahunan."

"Ya, kan itu masa lalu. Jadi nggak usah di bahas ya, kan aku juga nggak pernah bahas Delon atau mantan kamu yang lainnya. Aku udah nggak cinta kok, aku seratus persen sudah move on sayang. Percaya deh, di hatiku hanya ada kamu. Nggak ada yang lain."

"Tuh kamu bahas Delon," ujar Ayana masih dengan wajah cemberutnya. Sekarang Haikal mengerti kenapa Ayana jadi emosian, karena dia sedang Pms.

"Yang, kamu nembus tuh," beritahu Haikal.

"Nggak usah bohong, buat ngalihin perhatian deh. Aku nggak lagi haid kok."

"Demi Allah sayang, aku nggak bohong. Kamu tanya deh ke Amel, pasti celana kamu ada merah-merahnya."

Ayana yang langsung tidak percaya dengan ucapan Haikal, dia langsung memanggil Amel yang sedang sibuk menonton kartun.

"Amel!"

"Iya, kenapa Mbak."

"Sini deh." Bukan Ayana yang menyuruh, melainkan Haikal.

"Kenapa Bang? Mau kasih oleh-oleh buat Amel, mana bang?" tanya Amel bertubi-tubi.

"Dasar pikirannya cuma oleh-oleh doang, nggak malu apa minta oleh-oleh sama Haikal," cibir Ayana.

"Biarin wlek, Bang Haikal aja nggak papa kok."

"Maaf ya Mel, Abang sama Mbak kamu tadi lupa beli oleh-oleh, besok-besok deh Abang bawain oleh-oleh yang banyak."

"Iya, nggak papa kok Bang. Tapi beneran di beliin oleh-oleh yang banyak ya, jangan lupa."

"Nggak usah dengerin Amel, ngapain beliin oleh-oleh banyak. Keenakkan nanti dia."

"Biarin aja Mbak, sirik aja jadi orang. Bang Haikal aja nggak papa, Mbak Ayana malah sewot. Heran Amel tuh, Bang Haikal kok mau sih punya pacar kayak Mbak Ayana, padahal kalau cari yang lebih cantik dan baik juga bisa loh. Abang Haikal kan ganteng, Amel aja suka. Kalau Amel seumuran sama Abang, Amel mau kok jadi pacar Abang," balas Amel.

"Dasar adek jahat, masa jelek-jelekin Mbaknya di depan pacar Mbaknya sih," ketus Ayana.

"Biarin wlekk," balas Amel sambil menjulurkan lidahnya.

"Udah ah kalian malah berantem, ngapain cari yang lebih cantik dan baik. Mbakmu aja udah cukup buat Abang Mel, oh iya Mel Abang mau minta tolong boleh nggak?"

"Tolong apa Bang?"

"Liat celana Mbak kamu, ada warna merahnya kan," titah Haikal.

"Iya, ada kok."

"Nggak usah bohong kamu Mel, nggak lucu tau."

"Siapa yang bohong sih Mbak, mau celana bagian belakangnya aku foto. Biar Mbak percaya, kalau memang ada merah-merahnya." Mendengar jawaban Amel, Ayana langsung berlari terbirit-birit ke kamar mandi. Dia sangat malu, karena Haikal melihatnya nembus.

***
Hari-hari Ayana kembali seperti biasanya, Haikal sudah kembali ke Jakarta beberapa minggu lalu. Setelah datang menemuinya, lantas kembali ke Jakarta. Sikap Haikal belum juga berubah, Haikal masih saja memproritaskan game dari pada dirinya. Haikal semakin hari, bahkan sangat jarang memberinya kabar. Dulu mending sesekali akan menghubungi Ayana untuk memberinya kabar, sekarang tidak ada sama sekali kabar dari Haikal. Ayana hanya bisa manangis karena rindu yang sangat dalam, yang tidak bisa tersampaikan. Ayana mulai lelah bertengkar hanya karena game dan kabar sebenarnya, jika dia tidak sangat mencintai Haikal. Mungkin sejak dulu Ayana sudah memutuskan Haikal.

Ayana berselancar di aplikasi instagram miliknya, tiba-tiba rasa penasaran menjalar dipikirannya sehingga dia membuka insta story milik Nina mantan pacar Haikal.

Ayana berselancar di aplikasi instagram miliknya, tiba-tiba rasa penasaran menjalar dipikirannya sehingga dia membuka insta story milik Nina mantan pacar Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ayana mengenal jam tangan dan juga tangan yang ada di foto, itu tangan Haikal. Ayana langsung menangis, air matanya tidak dapat lagi terbendung. Dia sangat marah serta kecewa, kenapa Haikal begitu tega padanya. Tega menghianatinya dan kembali pada mantan ke kekasihnya.

Jangan Luoa Vomment

LDR With GamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang